Soal Pengakuan Buzzer Ahok, Ini Kata Jubir Timses Ahok-Djarot
A
A
A
JAKARTA - Juru Bicara Tim Sukses Ahok-Djarot, Ruhut Sitompul membantah soal adanya keterangan dari pria yang mengaku sebagai buzzer Ahok saat Pilkada 2017 lalu. Dalam keterangan kepada The Guardian, buzzer Ahok tersebut mengatakan digaji per bulan sekitar Rp4 juta untuk membuat akun-akun palsu.
“Tidak ada ya. Kami tidak pernah menggunakan seperti itu. Itu maling teriak maling. Sekarang kan zamannya terbolak-balik. Dulu teriak-teriak politik identitas dan SARA. Eh sekarang menang karena itu kan. Tahu sendirilah siapa,” kata Ruhut saat dihubungi SINDOnews, Rabu (25/7/2018).
Ruhut menegaskan, bahwa selama Pilkada 2017 tim sukses Ahok-Djarot tidak pernah mengerahkan pasukan cyber bayaran itu. “Jadi saya tegaskan kami tidak ada seperti itu ya,” tegasnya. (Baca: The Guardian Bongkar Permainan Buzzer Ahok Selama Pilkada DKI )
Ruhut beranggapan, isu tersebut dibuat untuk merusak citra Ahok. Oleh karena itu dirinya mengatakan Ahok merupakan seorang tokoh politik yang kuat.
“Pak Ahok ini orang kuat. Bahkan di dalam penjara masih ada saja yang mencoba menyerang. Coba orang lain begitu di penjara selesai langsung tak terdengar lagi,” lanjutnya.
Diketahui, dalam berita investigasi The Guardian, seorang pria yang menggunakan nama Alex sebagai samaran menjelaskan bahwa dirinya mendapatkan upah saat menjadi buzzer dari tim sukses Ahok-Djarot saat Pilkada 2017. (Baca juga: Buzzer Ahok: Punya 'Markas' Plus Gaji Rp4 Juta )
Tugas yang dilakukan adalah membuat 20 akun palsu dan membuat status untuk menggiring warga Jakarta agar mau memilih Ahok.
“Tidak ada ya. Kami tidak pernah menggunakan seperti itu. Itu maling teriak maling. Sekarang kan zamannya terbolak-balik. Dulu teriak-teriak politik identitas dan SARA. Eh sekarang menang karena itu kan. Tahu sendirilah siapa,” kata Ruhut saat dihubungi SINDOnews, Rabu (25/7/2018).
Ruhut menegaskan, bahwa selama Pilkada 2017 tim sukses Ahok-Djarot tidak pernah mengerahkan pasukan cyber bayaran itu. “Jadi saya tegaskan kami tidak ada seperti itu ya,” tegasnya. (Baca: The Guardian Bongkar Permainan Buzzer Ahok Selama Pilkada DKI )
Ruhut beranggapan, isu tersebut dibuat untuk merusak citra Ahok. Oleh karena itu dirinya mengatakan Ahok merupakan seorang tokoh politik yang kuat.
“Pak Ahok ini orang kuat. Bahkan di dalam penjara masih ada saja yang mencoba menyerang. Coba orang lain begitu di penjara selesai langsung tak terdengar lagi,” lanjutnya.
Diketahui, dalam berita investigasi The Guardian, seorang pria yang menggunakan nama Alex sebagai samaran menjelaskan bahwa dirinya mendapatkan upah saat menjadi buzzer dari tim sukses Ahok-Djarot saat Pilkada 2017. (Baca juga: Buzzer Ahok: Punya 'Markas' Plus Gaji Rp4 Juta )
Tugas yang dilakukan adalah membuat 20 akun palsu dan membuat status untuk menggiring warga Jakarta agar mau memilih Ahok.
(ysw)