Kawanan Begal Jagakarsa Kerap Beraksi Jelang Subuh
A
A
A
JAKARTA - Polres Metro Jakarta Selatan meringkus lima kawanan begal berinisial IAF (20), RF (22), AS (20), JP (19), dan NF (16). Begal asal Jagakarsa, Jakarta Selatan, ini biasanya beraksi di wilayah Depok, Citayam, Ragunan, Cilandak, dan Kemang.
Setiap beraksi, kawanan begal ini selalu membawa berbagai jenis senjata tajam, seperti golok, parang, celurit, dan pisau dapur. Senjata tajam ini digunakan untuk menakut-nakuti korban.
"Mereka ini selalu beraksi pada saat menjelang subuh dengan sasaran tempat-tempat yang sepi, sehingga potensi kesuksesan melakukan aksi perampokannya tinggi," ujar Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Indra Jafar kepada wartawan, Selasa (17/7/2018).
Indra Jafar membeberkan, pelaku sejak dari lokasi tongkrongan di kawasan Jagakarsa sudah memiliki niatan melakukan aksi begal di jalanan. Maka itu tak heran apabila mereka sudah mempersiapkan segala macam senjata tajam.
"Namun untuk korbannya dipilih secara acak. Mereka intai dahulu di jalanan, mereka buntuti. Kalau sudah berada di tempat sepi, korban dipepet," tuturnya. (Baca juga: Polisi Ringkus Kawanan Begal yang Biasa Beraksi di Depok dan Jaksel)
Sementara itu, salah satu tersangka yang ditembak di bagian kakinya, IAF, mengaku melakukan aksi begal itu untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
"Hasil (kejahatan) untuk jajan sehari-hari, seperti buat rokok, makan, dan kadang buat miras. Pekerjaan sih sopir, tapi tak cukup," tuturnya.
Menurut dia, teman-temannya sebenarnya sudah memiliki pekerjaan, seperti cleaning service, buruh cuci, dan penjaga kios handphone. Tapi lantaran gajinya kecil mereka memilih melakukan aksi begal.
"Kalau motor (hasil curian) dijual teman saya, dia yang pegang barang (curian), dia jual via Facebook, dia buat sendiri akunnya. Per motor dijual Rp1,2 jutaan biar cepat laku dan hasilnya dibagi rata per orang," katanya.
Selama melakukan aksi begal itu, IAF mengaku mereka tidak pernah melukai korban, karena memang tidak ada korban yang berani melawan saat diacungi senjata tajam.
Setiap beraksi, kawanan begal ini selalu membawa berbagai jenis senjata tajam, seperti golok, parang, celurit, dan pisau dapur. Senjata tajam ini digunakan untuk menakut-nakuti korban.
"Mereka ini selalu beraksi pada saat menjelang subuh dengan sasaran tempat-tempat yang sepi, sehingga potensi kesuksesan melakukan aksi perampokannya tinggi," ujar Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Indra Jafar kepada wartawan, Selasa (17/7/2018).
Indra Jafar membeberkan, pelaku sejak dari lokasi tongkrongan di kawasan Jagakarsa sudah memiliki niatan melakukan aksi begal di jalanan. Maka itu tak heran apabila mereka sudah mempersiapkan segala macam senjata tajam.
"Namun untuk korbannya dipilih secara acak. Mereka intai dahulu di jalanan, mereka buntuti. Kalau sudah berada di tempat sepi, korban dipepet," tuturnya. (Baca juga: Polisi Ringkus Kawanan Begal yang Biasa Beraksi di Depok dan Jaksel)
Sementara itu, salah satu tersangka yang ditembak di bagian kakinya, IAF, mengaku melakukan aksi begal itu untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
"Hasil (kejahatan) untuk jajan sehari-hari, seperti buat rokok, makan, dan kadang buat miras. Pekerjaan sih sopir, tapi tak cukup," tuturnya.
Menurut dia, teman-temannya sebenarnya sudah memiliki pekerjaan, seperti cleaning service, buruh cuci, dan penjaga kios handphone. Tapi lantaran gajinya kecil mereka memilih melakukan aksi begal.
"Kalau motor (hasil curian) dijual teman saya, dia yang pegang barang (curian), dia jual via Facebook, dia buat sendiri akunnya. Per motor dijual Rp1,2 jutaan biar cepat laku dan hasilnya dibagi rata per orang," katanya.
Selama melakukan aksi begal itu, IAF mengaku mereka tidak pernah melukai korban, karena memang tidak ada korban yang berani melawan saat diacungi senjata tajam.
(thm)