Depok Benahi Pasar Menjadi Lebih Baik
A
A
A
DEPOK - Pemerintah Kota (Pemkot) Depok melalui Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) segera merevitalisasi empat pasar tradisional, yakni Pasar Sukatani, Pasar Tugu, Pasar Agung, dan Pasar Cisalak.
"Khusus Pasar Sukatani, Pasar Tugu, dan Pasar Agung akan direnovasi mulai dari pengecatan dinding, penggantian keramik, hingga penggantian atap,” ujar Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Depok Kania Parwanti, kemarin. Untuk Pasar Cisalak, instansinya akan melakukan perluasan berupa penambahan ruang usaha di area pasar.
“Rencananya Pasar Cisalak menambah tiga kios dengan ukuran masing-masing kios 4x5 meter. Lokasinya masih tetap berada di sekitar area pasar,” katanya.
Biaya revitalisasi beberapa pasar tradisional yang dikelola Pemkot Depok menggunakan dana alokasi khusus (DAK) dari Kementerian Perdagangan (Kemendag). Untuk total anggaran sebesar Rp4,4 miliar.
“Saat ini tahap persiapan pelelangan dan Juli ini sudah mulai lelang. Proses renovasinya bisa mencapai 3-4 bulan tergantung kontrak yang ditentukan oleh Unit Layanan Pengadaan (ULP). Jadi, ditargetkan penyelesaiannya pada November mendatang,” ungkapnya.
Untuk mempercantik pasar di Depok, Disdagin sering menggiatkan pem bersihan melalui program operasi bersih (opsih). Opsih rutin digelar dua kali dalam sepekan. Tujuannya agar kondisi pasar bersih sehingga minat masyarakat untuk berbelanja di pasar tradisional terus meningkat.
“Program opsih sudah berjalan delapan tahun. Pelaksanaannya setiap Rabu dan Jumat dengan maksud pasar tradisional kita terlihat bersih, rapi, tidak becek, serta indah dilihat,” ujar Kania.
Kegiatan opsih pasar diharapkan melibatkan pegawai pasar mulai dari staf, petugas kebersihan, dan petugas keamanan sehingga semua bisa bekerja sama dalam ntuk menjaga kebersihan pasar. “Adanya kegiatan rutin tersebut mampu menjadikan pasar rapi dan bersih sehingga ada keinginan masyarakat untuk singgah ke pasar tradisional,” ujarnya.Kepala UPT Pasar Cisalak Sutisna mengaku rutin menggelar opsih pasar. Program yang juga disebut Rabu dan Jumat bersih tersebut rutin dilaksanakan UPT pasar untuk menjadikan pasar rakyat atau pasar tradisional aman, nyaman, dan bersih.
“Diharapkan pedagang termotivasi untuk ikut menjaga kebersihan di tempatnya berdagang. Mereka harus menyadari lingkungan yang bersih akan mengundang pembeli datang dan berbelanja ke pasar,” ujarnya.
Pemkot Depok juga akan membangun 1.000 kios untuk pedagang. Pada 2018 rencananya Disdagin setempat bakal menyediakan 400 kios untuk pelaku usaha kecil dan menengah (UKM). Pada tahun lalu sudah 200 kios dibangun.
“Sekarang masih dalam perencanaan untuk menentukan lokasi, desain atau model kios, serta spesifikasinya,” ujar Kepala Bidang Sarana dan Bina Pasar Disdagin Kota Depok Dadang Supriatna.
Kios-kios tersebut akan ditempatkan di toko ritel, pasar modern, dan tempat usaha lainnya, baik milik pemerintah maupun swasta. Ditargetkan pengadaan kios segera rampung.
“Kami sudah menentukan kios UKM di beberapa toko ritel yaitu Alfamart, Indomaret, Alfamidi, dan tempat usaha lainnya yang bukan milik perorangan,” katanya.
Pengadaan kios akan dilakukan bertahap. Pada 2017 institusinya telah menyelesaikan 200 kios, pada tahun ini ditambah 400 kios, dan pada 2019 akan diadakan 400 kios. “Kami harapkan dengan program 1.000 kios dapat meningkatkan perkembangan UKM di Kota Depok sehingga tingkat kesejahteraan masyarakat sekaligus pertumbuhan ekonomi juga ikut meningkat,” ujar Dadang.
Sementara itu, pembangunan Pasar Musi yang rampung pada 31 Desember 2017 bisa ditempati para pelaku UKM. Namun, kondisi saat ini masih masa pemeliharaan sekitar enam bulan.
“Setelah enam bulan baru serah terima dari Kementerian Perdagangan kepada Pemkot Depok untuk dioperasikan,” katanya.
Pasar yang berlokasi di Kecamatan Sukmajaya itu dibangun menggunakan APBN dari Kementerian Perdagangan sebesar Rp5,7 miliar. Dengan luas tanah sekitar 3.000 meter persegi dan luas bangunan yang memiliki panjang 55 meter serta lebar 26 meter itu rencananya diisi 18 kios dan 196 los, ruang laktasi, musala, ATM, dan toilet.
“Itu berarti akan ada 214 pedagang yang akan menempati Pasar Musi. Untuk penempatannya Disdagin akan melakukan pendataan terlebih dahulu dan memprioritaskan pedagang yang memiliki KTP Kota Depok terlebih dulu,” ujar Dadang.
Dia berharap adanya gedung baru di Pasar Musi bisa menampung seluruh pedagang yang berada di sekitar pasar. Sebab selama ini banyak pedagang masih berjualan di pinggir jalan di sekitar Jalan Musi. “Kami harap tak ada lagi pedagang yang berjualan di luar,” ucapnya. (R Ratna Purnama)
"Khusus Pasar Sukatani, Pasar Tugu, dan Pasar Agung akan direnovasi mulai dari pengecatan dinding, penggantian keramik, hingga penggantian atap,” ujar Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Depok Kania Parwanti, kemarin. Untuk Pasar Cisalak, instansinya akan melakukan perluasan berupa penambahan ruang usaha di area pasar.
“Rencananya Pasar Cisalak menambah tiga kios dengan ukuran masing-masing kios 4x5 meter. Lokasinya masih tetap berada di sekitar area pasar,” katanya.
Biaya revitalisasi beberapa pasar tradisional yang dikelola Pemkot Depok menggunakan dana alokasi khusus (DAK) dari Kementerian Perdagangan (Kemendag). Untuk total anggaran sebesar Rp4,4 miliar.
“Saat ini tahap persiapan pelelangan dan Juli ini sudah mulai lelang. Proses renovasinya bisa mencapai 3-4 bulan tergantung kontrak yang ditentukan oleh Unit Layanan Pengadaan (ULP). Jadi, ditargetkan penyelesaiannya pada November mendatang,” ungkapnya.
Untuk mempercantik pasar di Depok, Disdagin sering menggiatkan pem bersihan melalui program operasi bersih (opsih). Opsih rutin digelar dua kali dalam sepekan. Tujuannya agar kondisi pasar bersih sehingga minat masyarakat untuk berbelanja di pasar tradisional terus meningkat.
“Program opsih sudah berjalan delapan tahun. Pelaksanaannya setiap Rabu dan Jumat dengan maksud pasar tradisional kita terlihat bersih, rapi, tidak becek, serta indah dilihat,” ujar Kania.
Kegiatan opsih pasar diharapkan melibatkan pegawai pasar mulai dari staf, petugas kebersihan, dan petugas keamanan sehingga semua bisa bekerja sama dalam ntuk menjaga kebersihan pasar. “Adanya kegiatan rutin tersebut mampu menjadikan pasar rapi dan bersih sehingga ada keinginan masyarakat untuk singgah ke pasar tradisional,” ujarnya.Kepala UPT Pasar Cisalak Sutisna mengaku rutin menggelar opsih pasar. Program yang juga disebut Rabu dan Jumat bersih tersebut rutin dilaksanakan UPT pasar untuk menjadikan pasar rakyat atau pasar tradisional aman, nyaman, dan bersih.
“Diharapkan pedagang termotivasi untuk ikut menjaga kebersihan di tempatnya berdagang. Mereka harus menyadari lingkungan yang bersih akan mengundang pembeli datang dan berbelanja ke pasar,” ujarnya.
Pemkot Depok juga akan membangun 1.000 kios untuk pedagang. Pada 2018 rencananya Disdagin setempat bakal menyediakan 400 kios untuk pelaku usaha kecil dan menengah (UKM). Pada tahun lalu sudah 200 kios dibangun.
“Sekarang masih dalam perencanaan untuk menentukan lokasi, desain atau model kios, serta spesifikasinya,” ujar Kepala Bidang Sarana dan Bina Pasar Disdagin Kota Depok Dadang Supriatna.
Kios-kios tersebut akan ditempatkan di toko ritel, pasar modern, dan tempat usaha lainnya, baik milik pemerintah maupun swasta. Ditargetkan pengadaan kios segera rampung.
“Kami sudah menentukan kios UKM di beberapa toko ritel yaitu Alfamart, Indomaret, Alfamidi, dan tempat usaha lainnya yang bukan milik perorangan,” katanya.
Pengadaan kios akan dilakukan bertahap. Pada 2017 institusinya telah menyelesaikan 200 kios, pada tahun ini ditambah 400 kios, dan pada 2019 akan diadakan 400 kios. “Kami harapkan dengan program 1.000 kios dapat meningkatkan perkembangan UKM di Kota Depok sehingga tingkat kesejahteraan masyarakat sekaligus pertumbuhan ekonomi juga ikut meningkat,” ujar Dadang.
Sementara itu, pembangunan Pasar Musi yang rampung pada 31 Desember 2017 bisa ditempati para pelaku UKM. Namun, kondisi saat ini masih masa pemeliharaan sekitar enam bulan.
“Setelah enam bulan baru serah terima dari Kementerian Perdagangan kepada Pemkot Depok untuk dioperasikan,” katanya.
Pasar yang berlokasi di Kecamatan Sukmajaya itu dibangun menggunakan APBN dari Kementerian Perdagangan sebesar Rp5,7 miliar. Dengan luas tanah sekitar 3.000 meter persegi dan luas bangunan yang memiliki panjang 55 meter serta lebar 26 meter itu rencananya diisi 18 kios dan 196 los, ruang laktasi, musala, ATM, dan toilet.
“Itu berarti akan ada 214 pedagang yang akan menempati Pasar Musi. Untuk penempatannya Disdagin akan melakukan pendataan terlebih dahulu dan memprioritaskan pedagang yang memiliki KTP Kota Depok terlebih dulu,” ujar Dadang.
Dia berharap adanya gedung baru di Pasar Musi bisa menampung seluruh pedagang yang berada di sekitar pasar. Sebab selama ini banyak pedagang masih berjualan di pinggir jalan di sekitar Jalan Musi. “Kami harap tak ada lagi pedagang yang berjualan di luar,” ucapnya. (R Ratna Purnama)
(nfl)