Tindakan Lemah, Perlintasan Kereta Liar Masih Menjamur

Minggu, 15 Juli 2018 - 21:30 WIB
Tindakan Lemah, Perlintasan...
Tindakan Lemah, Perlintasan Kereta Liar Masih Menjamur
A A A
JAKARTA - Penindakan lemah dan koordinasi yang belum matang, serta kurangnya sosialisasi membuat perlintasan liar kereta api masih menjamur. Perlintasan kerap memakan korban jiwa.

Sekalipun beberapa lokasi telah ditutup, namun lemahnya penindakan dan sosialisai minim membuat penutupan perlintasan kembali sia-sia. Sejumlah warga kemudian kembali membuka, pengendara terancam.

Seperti di kawasan Roxy, Jakarta Pusat. Sekalipun betonisasi telah menutupi perlintasan itu dan pengendara telah dialihkan melalui flyover, namun sejumlah warga mulai merusak beton itu dan membuat lajur baru.

Tak hanya itu, warga kemudian meminta sejumlah pengendara untuk menyetorkan uang untuk melintas. Bermodal ember bekas cat mereka memaksa pengendara yang melintas memberikan uang, bila tak diberi, warga tak akan memberikan jalan.

"Kita engga maksa, hanya seikhlasnya koin Rp500 kami terima," ucap Udin (38), warga sekitar, Minggu (15/7/2018).

Setiap harinya Udin berjaga bersama dengan 10 temannya, mereka di bagi dua sisi, yakni sisi jalan menuju Grogol sebanyak empat orang, dan sisi dari Grogol sebanyak empat orang. Dua warga lainnya kemudian di lajur kereta, berjaga kereta lewat. "Nanti ketika lewat kami palang, agar tak melintas," ujarnya.

Kondisi jauh lebih rapih terlihat di kawasan Kampung Klingkit, Cengkareng, Jakarta Barat. Di tempat itu warga kemudian melakukan swadaya membuat portal elektrik menutup perlintasan.

Meski telah terpasang portal dan menutup jalan, namun warga tetap meminta keikhlasan sejumlah pengendara. Mereka meminta uang bagi setiap yang lewat. Ratusan ribu uang berhasil di dapat dengan seharian berjaga.

"Cuman sampai jam 11 saja. Lewat dari itu portal akan kita angkat, dan warga berjaga sendiri," ucap Tono (29), warga Klingkit.

Kadishubtrans DKI Jakarta, Andri Yansyah menegaskan, perlintasan liar membahayakan pengguna jalan. Ia pun tak membenarkan adanya pembukaan dan pembuatan perlintasan liar.

"Kenapa kita tutup. Karena selain bahaya juga menyebabkan macet," kata Andri saat dikonfirmasi beberapa hari lalu.

DKI, kata Andri sudah berkoordinasi dengan PT KAI dan Dirjenka Kemenhub untuk melakukan penutupan di beberapa lokasi. Hanya saja penutupan perlintasan harus diikuti dengan jalan alternatif. Artinya, selama ada jalan tembus perlintas bisa di tutup. Contoh ini seperti di kawasan Stasiun Senen, Slipi, hingga lajur jalan angkasa, Jakarta Pusat.

"Kita masih ngerampungin semuanya, mendata mana yang di tutup nanti atau tidak," ucapnya.

Kasatlantaswil Jakarta Barat, AKBP Ganet Sukoco mengatakan perlintasan liar kembali memakan korban. Driver Ojek online, Salkan (40), tewas saat melintas di kawasan perlintasan liar, Jalan Kalianyar Ujung, Tambora, Jakarta Barat, Jumat 13 Juli 2018.

Kepala Salkan pecah setelah tubuh dan motornya terseret Commuter Line saat melintas di tempat itu. Jenazahnya kemudian dibawa ke RS Cipto Mangunkusumo.

Senior Manager Humas Daop 1 PT KAI, Edi Kuswoyo mengakui perlintasan liar masih menjamur di tempatnya. Bahkan dibandingkan 2015 lalu, perlintasan liar mengalami peningkatan. Kini jumlah perlintasan liar mencapai 301, dari sebelumnya 275 di tahun 2015.

Edi mengakui menjamurnya perlintasan liar disebabkan ulah warga. Dari mulai menerobos pagar, hingga akhirnya bisa dilalui roda dua dan mobil. Padahal bila merujuk Undang undang nomor 23 tahun 2007 tentang perkeratapian, pembukaan perlintasan liar dapat dipidana.

Sementara untuk perlintas kereta api, Edi mencatat sedikitnya ada 528 perlintasan yang ada di wilayah Daop 1,168 diantaranya resmi atau berpalang pintu, 45 sudah flyover, dan 14 sudah underpass.

Untuk mengurangi perlintasan liar, Daop 1 bakal berkoordinasi dengan Pemprov DKI untuk mencari solusi penutupan perlintasan. Selain bakal menutup celah pagar, PT KAI akan mendorong pembangunan underpass maupun flyover di wilayah Jakarta.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0930 seconds (0.1#10.140)