RSU Tangsel Tingkatkan Fasilitas dan Layanan
A
A
A
TANGERANG SELATAN - Akses pelayanan kesehatan masyarakat di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) semakin mudah. Itu terlihat dari membeludaknya jumlah pasien Rumah Sakit Umum (RSU) Tangsel per harinya.
Dalam sehari rumah sakit yang berada di Jalan Raya Pajajaran, Pamulang, ini bisa melayani sekitar 700-1.000 pasien. Menurut Wali Kota Tangsel Airin Rachmi Diany, cakupan pelayanan kesehatan di RSU Tangsel masih harus ditambah sehingga akses masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan makin mudah.
“Pembangunan Gedung II RSU Tangsel sudah selesai pada akhir Juni lalu,” kata Airin, kemarin. Komitmen Pemkot Tangsel membangun infrastruktur di bidang kesehatan sesuai visi-misi dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahap II.
“Semoga dapat memberikan perlindungan keselamatan pasien, masyarakat, lingkungan rumah sakit, serta SDM rumah sakit,” ungkapnya. RSU Tangsel sudah terakreditasi utama dan sedang proses perbaikan peringkat akreditasi. Karena itu, perbaikan layanan dan penambahan fasilitas terus dilakukan.
“Pelayanan kesehatan di Tangsel kini tidak kalah bagusnya dengan klinik swasta. Saya juga berharap masyarakat mau memeriksakan kesehatannya ke puskesmas,” ujar Airin.
Saat ini Tangsel sudah memiliki 29 puskesmas meliputi 22 puskesmas rawat inap, 7 puskesmas rawat jalan, serta satu rumah sakit umum. Dari 29 puskesmas yang ada, 13 di antaranya terakreditasi.
“Lima puskesmas terakreditasi dasar, 7 puskesmas terakreditasi madya, dan satu terakreditasi utama. Puskesmas ini yang menjalankan rujukan ke RSU,” ucapnya.
Direktur RSU Tangsel Suhara Manulang mengatakan, dengan dioperasikannya Gedung II RSU otomatis menambah jangkauan pelayanan kesehatan bagi warga Tangsel.
“Dalam sehari RSU Tangsel melayani sekitar 700 pasien. Dengan mulai dioperasikannya Gedung II RSU Tangsel, diharapkan melayani 1.000 pasien. Ini langkah positif,” ujarnya.
Berdasarkan RPJMD tahap II dari 2016-2021, pembangunan RSU Tangsel dilakukan bertahap mulai dari pembangunan gedung I, II, dan III. “Rencananya ada tambahan gedung IV untuk parkir dan gudang,” ucapnya.
Tidak hanya menambah cakupan layanan pasien, pengoperasian Gedung II RSU Tangsel juga diikuti penambahan sejumlah fasilitas baru. “Gedung II sudah beroperasi. Ada 5 lantai. Ruang anak pindah ke lantai 3. Kamar persalinan di belakang UGD lantai 1 akan pindah ke lantai 2. Jadi ruang transit yang sekarang akan jadi UGD,” kata Suhara.
Dia menjelaskan detail gedung II. Lantai dasar atau 1 diperuntukkan khusus bagi pendaftaran pasien, apotek, dan kasir. “Lantai 2 untuk persalinan dan ruang poliklinik, gigi, penyakit dalam, jantung, dan laboratorium. Lantai 3 untuk ruang anak, PICU, NICU. Lantai 4 untuk penyakit dalam termasuk cuci darah,” ujarnya.
Lantai 5 untuk manajemen RSU. Sejak pertama kali dioperasikan, dia berharap pelayanan di RSU Tangsel menjadi lebih baik. “Kita juga menambah fasilitas tempat tidur dari yang tadinya hanya 120 menjadi 220. Jadi tambah 100 lagi dan terdistribusi ke beberapa pelayanan seperti penyakit dalam, bedah, dan anak,” ucapnya.
Saat ini RSU Tangsel juga memiliki fasilitas cuci darah atau hemodialisis dengan 9 tempat tidur yang satu di antaranya untuk anak-anak. “Di ruang PICU kita baru punya 6 tempat tidur. Kemudian apotek juga diperluas sehingga antrean tunggu obat lebih cepat. Kami juga akan membangun 3 kamar operasi di gedung III,” ucapnya.
Namun, proses perwujudan rencana itu masih panjang lantaran rencana pembangunan gedung III RSU baru tahap lelang. Adapun fasilitas lainnya adalah ruang operasi mata yang akan diperluas. “Kami juga ingin mengakomodir pelayanan masyarakat lewat media center untuk menyampaikan informasi ke warga sehingga keluhan warga dan informasi dari kami juga tersampaikan,” ungkapnya.
Dengan beroperasinya gedung II, dia berharap bisa menyelesaikan lima masalah besar yang ada di gedung utama selama ini, seperti antrean pasien dan pembayaran obat. Kemudian persoalan tenaga medis yang harus ditambah. “Untuk apotek tinggal tambah tenaga apoteker. Masalah ketiga tentang komplain UGD. Selain keterbatasan tempat tidur dan fasilitas, juga dianggap kurang memadai dalam pelayanan,” ujar Suhara.
Mulai dioperasikannya Gedung II RSU, maka kamar persalinan di belakang UGD akan dipindah dan UGD akan didorong menjadi IGD sehingga fasilitasnya lebih lengkap. “Masalah selanjutnya kamar operasi. Kita perlu rehab, pertama untuk operasi mata saja,” katanya. (Hasan Kurniawan)
Dalam sehari rumah sakit yang berada di Jalan Raya Pajajaran, Pamulang, ini bisa melayani sekitar 700-1.000 pasien. Menurut Wali Kota Tangsel Airin Rachmi Diany, cakupan pelayanan kesehatan di RSU Tangsel masih harus ditambah sehingga akses masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan makin mudah.
“Pembangunan Gedung II RSU Tangsel sudah selesai pada akhir Juni lalu,” kata Airin, kemarin. Komitmen Pemkot Tangsel membangun infrastruktur di bidang kesehatan sesuai visi-misi dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahap II.
“Semoga dapat memberikan perlindungan keselamatan pasien, masyarakat, lingkungan rumah sakit, serta SDM rumah sakit,” ungkapnya. RSU Tangsel sudah terakreditasi utama dan sedang proses perbaikan peringkat akreditasi. Karena itu, perbaikan layanan dan penambahan fasilitas terus dilakukan.
“Pelayanan kesehatan di Tangsel kini tidak kalah bagusnya dengan klinik swasta. Saya juga berharap masyarakat mau memeriksakan kesehatannya ke puskesmas,” ujar Airin.
Saat ini Tangsel sudah memiliki 29 puskesmas meliputi 22 puskesmas rawat inap, 7 puskesmas rawat jalan, serta satu rumah sakit umum. Dari 29 puskesmas yang ada, 13 di antaranya terakreditasi.
“Lima puskesmas terakreditasi dasar, 7 puskesmas terakreditasi madya, dan satu terakreditasi utama. Puskesmas ini yang menjalankan rujukan ke RSU,” ucapnya.
Direktur RSU Tangsel Suhara Manulang mengatakan, dengan dioperasikannya Gedung II RSU otomatis menambah jangkauan pelayanan kesehatan bagi warga Tangsel.
“Dalam sehari RSU Tangsel melayani sekitar 700 pasien. Dengan mulai dioperasikannya Gedung II RSU Tangsel, diharapkan melayani 1.000 pasien. Ini langkah positif,” ujarnya.
Berdasarkan RPJMD tahap II dari 2016-2021, pembangunan RSU Tangsel dilakukan bertahap mulai dari pembangunan gedung I, II, dan III. “Rencananya ada tambahan gedung IV untuk parkir dan gudang,” ucapnya.
Tidak hanya menambah cakupan layanan pasien, pengoperasian Gedung II RSU Tangsel juga diikuti penambahan sejumlah fasilitas baru. “Gedung II sudah beroperasi. Ada 5 lantai. Ruang anak pindah ke lantai 3. Kamar persalinan di belakang UGD lantai 1 akan pindah ke lantai 2. Jadi ruang transit yang sekarang akan jadi UGD,” kata Suhara.
Dia menjelaskan detail gedung II. Lantai dasar atau 1 diperuntukkan khusus bagi pendaftaran pasien, apotek, dan kasir. “Lantai 2 untuk persalinan dan ruang poliklinik, gigi, penyakit dalam, jantung, dan laboratorium. Lantai 3 untuk ruang anak, PICU, NICU. Lantai 4 untuk penyakit dalam termasuk cuci darah,” ujarnya.
Lantai 5 untuk manajemen RSU. Sejak pertama kali dioperasikan, dia berharap pelayanan di RSU Tangsel menjadi lebih baik. “Kita juga menambah fasilitas tempat tidur dari yang tadinya hanya 120 menjadi 220. Jadi tambah 100 lagi dan terdistribusi ke beberapa pelayanan seperti penyakit dalam, bedah, dan anak,” ucapnya.
Saat ini RSU Tangsel juga memiliki fasilitas cuci darah atau hemodialisis dengan 9 tempat tidur yang satu di antaranya untuk anak-anak. “Di ruang PICU kita baru punya 6 tempat tidur. Kemudian apotek juga diperluas sehingga antrean tunggu obat lebih cepat. Kami juga akan membangun 3 kamar operasi di gedung III,” ucapnya.
Namun, proses perwujudan rencana itu masih panjang lantaran rencana pembangunan gedung III RSU baru tahap lelang. Adapun fasilitas lainnya adalah ruang operasi mata yang akan diperluas. “Kami juga ingin mengakomodir pelayanan masyarakat lewat media center untuk menyampaikan informasi ke warga sehingga keluhan warga dan informasi dari kami juga tersampaikan,” ungkapnya.
Dengan beroperasinya gedung II, dia berharap bisa menyelesaikan lima masalah besar yang ada di gedung utama selama ini, seperti antrean pasien dan pembayaran obat. Kemudian persoalan tenaga medis yang harus ditambah. “Untuk apotek tinggal tambah tenaga apoteker. Masalah ketiga tentang komplain UGD. Selain keterbatasan tempat tidur dan fasilitas, juga dianggap kurang memadai dalam pelayanan,” ujar Suhara.
Mulai dioperasikannya Gedung II RSU, maka kamar persalinan di belakang UGD akan dipindah dan UGD akan didorong menjadi IGD sehingga fasilitasnya lebih lengkap. “Masalah selanjutnya kamar operasi. Kita perlu rehab, pertama untuk operasi mata saja,” katanya. (Hasan Kurniawan)
(nfl)