Sudah 3 Kali Bersekongkol, Ini Kode Sopir Angkot dengan Pencopet
A
A
A
JAKARTA - Polisi telah menetapkan sopir Mikrolet 30A jurusan Tanjung Priok-Kelapa Gading, yakni Erlangga, sebagai tersangka kasus tewasnya Asih K, seorang penumpang wanita yang melompat dari dalam angkot karena takut akibat adanya aksi pencopetan.
Erlangga dijadikan tersangka karena diduga bersekongkol dengan pelaku pencopetan itu. Tersangka Erlangga mengaku sudah tiga kali bersekongkol dengan dua pelaku pencopetan dalam melakukan aksinya di dalam angkot. Tetapi dia berdalih hanya ikut-ikutan saat diajak kedua pelaku melakukan aksi jahat itu.
"Terakhir melakukannya (pencopetan di angkot) 4 bulan yang lalu, sasarannya lelaki. Tidak direncanakan, jadi saat diajak (dua pelaku), saya ikut," ujar Erlanga kepada wartawan, Senin (25/6/2018). (Baca: Panik Penumpang Sebelah Ditodong, Asih Tewas Usai Lompat dari Angkot )
Dalam menjalankan aksinya, mereka memiliki kode tersendiri. Biasanya pelaku mengajak dengan menyebut "Ayok nyari Kijang". Saat ajakan terakhir kemarin, Erlangga mengaku sempat menolak aksi kejahatan itu dilakukan di dalam angkot yang dibawanya. Namun pelaku tetap nekat melakukan aksinya itu.
Ia pun menyebut pelaku tidak menggunakan senjata tajam untuk mengancam korban. "Tidak (pakai senjata tajam), pakai rogoh-rogoh tangan saja. Saat itu, korban melompat sendiri dari dalam angkot, lalu terjatuh," tuturnya.
Sementara itu, Kapolsek Koja, Kompol Effendi, menjelaskan, Erlangga dalam kasus ini berperan sebagai pengendali kendaraan. Saat melancarkan aksinya, dia sengaja melaju dengan kecepatan tinggi di jalur busway serta menyetel musik dengan volume kencang. (Baca juga: Wanita Tewas Lompat dari Angkot, Polisi Periksa Keterlibatan Sopir)
"Saat kejadian itu ada tiga penumpang dan tiga pelaku itu. Ke depan, kami akan berkoordinasi dengan semua stakeholder, karena harus ada kerja sama dalam rangka meminimalisir dan mengantisipasi terjadinya hal serupa," tandasnya.
Erlangga dijadikan tersangka karena diduga bersekongkol dengan pelaku pencopetan itu. Tersangka Erlangga mengaku sudah tiga kali bersekongkol dengan dua pelaku pencopetan dalam melakukan aksinya di dalam angkot. Tetapi dia berdalih hanya ikut-ikutan saat diajak kedua pelaku melakukan aksi jahat itu.
"Terakhir melakukannya (pencopetan di angkot) 4 bulan yang lalu, sasarannya lelaki. Tidak direncanakan, jadi saat diajak (dua pelaku), saya ikut," ujar Erlanga kepada wartawan, Senin (25/6/2018). (Baca: Panik Penumpang Sebelah Ditodong, Asih Tewas Usai Lompat dari Angkot )
Dalam menjalankan aksinya, mereka memiliki kode tersendiri. Biasanya pelaku mengajak dengan menyebut "Ayok nyari Kijang". Saat ajakan terakhir kemarin, Erlangga mengaku sempat menolak aksi kejahatan itu dilakukan di dalam angkot yang dibawanya. Namun pelaku tetap nekat melakukan aksinya itu.
Ia pun menyebut pelaku tidak menggunakan senjata tajam untuk mengancam korban. "Tidak (pakai senjata tajam), pakai rogoh-rogoh tangan saja. Saat itu, korban melompat sendiri dari dalam angkot, lalu terjatuh," tuturnya.
Sementara itu, Kapolsek Koja, Kompol Effendi, menjelaskan, Erlangga dalam kasus ini berperan sebagai pengendali kendaraan. Saat melancarkan aksinya, dia sengaja melaju dengan kecepatan tinggi di jalur busway serta menyetel musik dengan volume kencang. (Baca juga: Wanita Tewas Lompat dari Angkot, Polisi Periksa Keterlibatan Sopir)
"Saat kejadian itu ada tiga penumpang dan tiga pelaku itu. Ke depan, kami akan berkoordinasi dengan semua stakeholder, karena harus ada kerja sama dalam rangka meminimalisir dan mengantisipasi terjadinya hal serupa," tandasnya.
(thm)