Jasa Penukaran Uang Menjamur, Warga Diimbau Waspada Upal

Jum'at, 08 Juni 2018 - 22:33 WIB
Jasa Penukaran Uang Menjamur, Warga Diimbau Waspada Upal
Jasa Penukaran Uang Menjamur, Warga Diimbau Waspada Upal
A A A
JAKARTA - Menjelang Lebaran, jasa penukaran uang receh meningkat tajam di wilayah Jakarta Barat. Jasa penukaran uang receh ini muncul bak jamur di musim hujan. Tanpa pengawasan dari aparat, bukan tidak mungkin uang uang baru yang tersebar diselipkan uang palsu.

Pantauan KORAN SINDO, kondisi ini terjadi dibeberapa titik jalanan, seperti kawasan Kota Tua hingga jalan raya Daan Mogot. Di tempat itu banyak stand stand penukuran uang dan sejumlah warga pun tampak menukarkan uangnya ke tempat itu.

Rodiah (36), salah satu pemberi jasa penukar uang mengakui sepekan terakhir permintaan penukaran uang receh meningkat tajam. Jika di hari normal hanya Rp5 juta, namun saat ini penukaran uang bisa mencapai Rp10 juta-15 juta per hari.

Uang dengan pecahan Rp2 ribu, Rp5 ribu, dan Rp10 ribu menjadi pecahan yang paling banyak dicari masyarakat. Sementara pecahan Rp50 ribu dan Rp100 ribu cukup sedikit. Dalam setiap kali penukaran, Rodiah mengakui mengambil keuntungan 10 persen.

“Ini saja sudah tiga kali bolak balik ke bank,” ujar Rodiah yang mangkal di kawasan Kota Tua, Taman Sari, Jakarta Barat, Jumat (8/6/2018).

Pemadangan serupa terjadi di kawasan Jalan Daan Mogot, Cengkareng Timur, Cengkareng, Jakarta Barat. Di tempat itu penukaran uang merebak luas. Memanfaatkan berada di lintasan menuju Tangerang, stand ini begitu ramai saat siang hari.

Sejumlah pengendara tak segan untuk berhenti melakukan penukaran uang. “Ini kedua kali mas. Tahun lalu diajak sama tetangga, katanya menguntungkan,” ucap Mimi (47), penukar uang.

Meski enggan menyebutkan berapa keuntungan yang didapat dari penukaran uang ini, namun Mimi mengakui tiga hari membuka stand, dirinya sudah bisa menutup pembelian tiket mudik dan pulang serta modal di kampung.

Menanggapai maraknya stand penukaran uang, Kapolsek Cengkareng, Kompol Khoiri, langsung melakukan pendatan. Ia mencatat sedikitnya sudah ada 50 tempat penukaran di wilayahnya.

Menurut Khoiri, dengan banyak jasa penukaran uang membuat wilayahnya terancam kejahatan, mulai dari perampokan, pencurian, hingga jasa uang palsu.

Oleh karena itu, sejak stand bertebaran, pihaknya langsung melakukan patroli rutin di kawasan dan menempatkan pasukan berseragam preman mengawasi sistem penukaran uang.

“Kami berjaga agar tidak ada kejadian tak diinginkan. Sebab di satu sisi ini meningkatkan ekonomi masyarakat,” tutur Khoiri.

Ia pun mengimbau agar warga lebih jeli dalam menukarkan uangnya. Sebab bukan tak mungkin pedagang nakal menyelipkan uang palsu. “Jadi kenali uangnya seperti yang dianjurkan Bank Indonesia,” tuturnya.

Selain itu, ia mengimbau bila melakukan penukaran uang banyak agar tidak dilakukan di tempat itu. Sebab dengan demikian akan mengundang pelaku kejahatan berbuat kriminal.
(thm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5464 seconds (0.1#10.140)