Soal Pohon Imitasi, Anies: Dari Dulu Sudah Ada, Kenapa Sekarang Masalah
A
A
A
JAKARTA - Pohon imitasi yang sempat dipasang di sejumlah trotoar di Jakarta mendapat sorotan publik beberapa hari terakhir. Sejumlah pihak menuding pemerintahan Anies Baswedan-Sandiaga Uno di balik pengadaan pohon imitasi itu.
Saat diwawancarai eksklusif oleh iNews TV pada Minggu (3/6/2018) malam, Gubernur DKI Anies Baswedan sempat menjelaskan kronologis pengadaan pohon imitasi itu.
Anies menyebutkan, pohon imitasi itu telah ada sejak 2017. Pengadaan pohon imitasi itu merupakan inisiatif dari Suku Dinas (Sudin) Energi dan Perindustrian Jakarta Pusat. Pohon semacam itu biasa dipasang saat Natal, Tahun Baru, dan event-event besar lainnya.
“Jadi mereka (Sudin Energi dan Perindustrian Jakarta Pusat) sudah melakukannya tiga kali. Mereka malah tanya, orangnya sama, tempatnya sama, ornamenya sama, eventnya sama, tapi dulu enggak pernah ada masalah, kenapa tahun ini jadi ada masalah?” ujar Anies.
Lantaran bukan pekerjaan atau program baru, Sudin Energi dan Perindustrian Jakarta Pusat merasa tidak perlu minta izin lagi kepada Anies selaku pimpinan Jakarta. "Kata mereka, kami tidak perlu minta izin karena sudah mengerjakannya berkali kali,” kata Anies.
Meski demikian, terkait viralnya kejadian ini, Anies tetap menganalisisnya karena terpasang di jalan-jalan protokol. Anies berencana akan meningkatkan koordinasi melalui Asisten Pembangunan Pemprov DKI Jakarta.
“Ia (Asisten Pembangunan) akan mengkoordinir dan semua kegiatan beautifikasi daerah strategis, daerah protokol, harus koordinasi dan harus izin. Dengan begitu keselamatan diprioritaskan, dan keindahan arsitektur kota lainnya hadir di sana,” tuturnya.
Mengenai anggaran pengadaan pohon imitasi yang disebut-sebut menelan biaya Rp8 miliar, Anies menegaskan hal itu tidak benar alias hoaks. Sebab, harga satuannya hanya Rp8,3 juta dengan jumlah 63 pohon.
Anies mengaku tidak terlalu mengambil pusing setiap berita viral, apalagi hoaks. Anies akan lebih berkonsentrasi pada kebutuhan yang menjadi dasar warga Jakarta. Sebab, sesuatu yang menjadi viral di media sosial bukan berarti besar manfaatnya di masyarakat.
“Hari ini adalah persiapan untuk Lebaran, harga pokok terjangkau, persiapan yang mudik, kami di Pemprov utamakan menjaga kebutuhan dasar. Ini harus kami jawab. Kepentingan kita adalah kebutuhan tersedia, harga terjangkau, dan menjelang Lebaran ini semua persiapan warga bisa kami fasilitasi,” tandasnya.
Saat diwawancarai eksklusif oleh iNews TV pada Minggu (3/6/2018) malam, Gubernur DKI Anies Baswedan sempat menjelaskan kronologis pengadaan pohon imitasi itu.
Anies menyebutkan, pohon imitasi itu telah ada sejak 2017. Pengadaan pohon imitasi itu merupakan inisiatif dari Suku Dinas (Sudin) Energi dan Perindustrian Jakarta Pusat. Pohon semacam itu biasa dipasang saat Natal, Tahun Baru, dan event-event besar lainnya.
“Jadi mereka (Sudin Energi dan Perindustrian Jakarta Pusat) sudah melakukannya tiga kali. Mereka malah tanya, orangnya sama, tempatnya sama, ornamenya sama, eventnya sama, tapi dulu enggak pernah ada masalah, kenapa tahun ini jadi ada masalah?” ujar Anies.
Lantaran bukan pekerjaan atau program baru, Sudin Energi dan Perindustrian Jakarta Pusat merasa tidak perlu minta izin lagi kepada Anies selaku pimpinan Jakarta. "Kata mereka, kami tidak perlu minta izin karena sudah mengerjakannya berkali kali,” kata Anies.
Meski demikian, terkait viralnya kejadian ini, Anies tetap menganalisisnya karena terpasang di jalan-jalan protokol. Anies berencana akan meningkatkan koordinasi melalui Asisten Pembangunan Pemprov DKI Jakarta.
“Ia (Asisten Pembangunan) akan mengkoordinir dan semua kegiatan beautifikasi daerah strategis, daerah protokol, harus koordinasi dan harus izin. Dengan begitu keselamatan diprioritaskan, dan keindahan arsitektur kota lainnya hadir di sana,” tuturnya.
Mengenai anggaran pengadaan pohon imitasi yang disebut-sebut menelan biaya Rp8 miliar, Anies menegaskan hal itu tidak benar alias hoaks. Sebab, harga satuannya hanya Rp8,3 juta dengan jumlah 63 pohon.
Anies mengaku tidak terlalu mengambil pusing setiap berita viral, apalagi hoaks. Anies akan lebih berkonsentrasi pada kebutuhan yang menjadi dasar warga Jakarta. Sebab, sesuatu yang menjadi viral di media sosial bukan berarti besar manfaatnya di masyarakat.
“Hari ini adalah persiapan untuk Lebaran, harga pokok terjangkau, persiapan yang mudik, kami di Pemprov utamakan menjaga kebutuhan dasar. Ini harus kami jawab. Kepentingan kita adalah kebutuhan tersedia, harga terjangkau, dan menjelang Lebaran ini semua persiapan warga bisa kami fasilitasi,” tandasnya.
(thm)