Jelang Lebaran, Terminal Bayangan Semakin Menjamur di Jakarta

Minggu, 03 Juni 2018 - 14:40 WIB
Jelang Lebaran, Terminal...
Jelang Lebaran, Terminal Bayangan Semakin Menjamur di Jakarta
A A A
JAKARTA - Terminal bayangan semakin menjamur di Jakarta. Kondisi ini semakin parah menjelang Lebaran yang jumlahnya kian bertambah banyak.

Keberadaan terminal resmi yang cukup jauh dari akses jalan utama dan belum terintegrasinya moda transportasi membuat calon penumpang lebih memilih menunggu angkutan di pinggir jalan. Imbasnya, beberapa jalanan yang menjadi lokasi terminal bayangan menjadi sering macet. Sopir bus yang terkesan tidak peduli membuat lalu lintas tersendat.

Pantauan KORAN SINDO, keberadaan terminal bayangan ini marak ditemui di depan Pasar Pisang, traffic light Palmerah-Petamburan, Jalan S Parman, Palmerah, Jalan Latumenten, Tambora, akses masuk Rusun Penjaringan, Penjaringan, Jalan Kamal Raya, dan sekitaran Terminal Rawa Buaya, Cengkareng, serta sekitar Pasar Kebayoran Baru.

Di beberapa tempat itu, bus dengan mudah terparkir tanpa pengawasan. Sekalipun terdapat anggota dishub dan lokasinya tak jauh dari Poslantas wilayah, namun petugas seakan tak menghiraukan. Seperti di depan Pasar Pisang, Palmerah, Jakarta Barat, setiap malamnya minimal dua bus PO Dedy Jaya mangkal di tempat itu. Mereka berhenti di pinggir kali depan Pasar Pisang.

Akibatnya ruas jalan menyempit. Jalanan yang semestinya bisa dilalui dua kendaraan, kini hanya satu. Sopir bus tak peduli meskipun klakson dibunyikan sejumlah kendaraan lain. “Ini terjadi tiap malam. Datang dari jam 8-11 malam, entar ada lagi menjelang subuh,” ujar Tata (38), warga sekitar Kali Inspeksi Grogol, Minggu (3/6/2018).

Seorang penumpang menuju Semarang, Temi (37), mengakui keberadaan terminal bayangan cukup membantu. Sebab, perjalanan menjadi cepat dan mudah apabila dibandingkan naik dari terminal resmi.

“Kalau enggak pakai terminal bayangan saya harus ke Terminal Kalideres. Selain jauh, perjalanan membawa koper cukup berat,” ucap Temi ketika ditemui di kawasan Jalan Latumenten.

Belum lagi kondisi terminal sering penuh sesak. Dirinya seringkali tidak mendapatkan tempat duduk atau menunggu antrean lebih lama. “Apalagi sekarang Terminal Grogol tidak melayani bus luar kota,” ucap perempuan yang tinggal di Jelambar ini.

Sementara itu, Kadishub DKI Jakarta Andry Ansyah dan Wakadishub DKI Jakarta Sigit Wijatmoko ketika dikonfirmasi kompak belum memberikan tanggapan terkait menjamurnya terminal bayangan itu.

Namun Sigit sebelumnya pernah mengungkapkan, bus antarkota hanya boleh berhenti di beberapa terminal tipe A, yakni Pulogebang, Rambutan, dan Kalideres, serta terminal tipe B, yakni Terminal Pulogadung, Terminal Tanjung Priok, dan Terminal Tanah Merdeka.
(thm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1019 seconds (0.1#10.140)