Bacakan Pledoi, Aman Cerita Didekati Warga Asing Saat di Penjara
A
A
A
JAKARTA - Saat membacakan pledoinya di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, terdakwa bom Thamrin Aman Abdurrahman menceritakan bagaimana dirinya diajak kompromi oleh pemerintah. Namun Aman meneasgkan lebih baik mati syahid daripada berkompromi dengan pemerintah.
Aman menceritakan tentang pengalamannya di tahanan saat dilobi seorang warga negara asing sekaligus peneliti bidang kajian Islam bernama Prof Rohan asal Srilanka, yang bekerja untuk pemerintah Singapura dan Indonesia agar dia mau berdamai dengan pemerintah.
Awalnya, kata dia, Rohan mewawancarai Aman di sel isolasi Gegana Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, pada 21 Desember 2017. Saat itu, Rohan menanyai Aman tentang tauhid, kesyirikan dan sistem pemerintahan demokrasi, Khilafah Islamiyah dan Hijrah, dan hal-hal yang berkaitan dengan pemikirannya.
Esoknya, paparnya, Rohan kembali mewawancarai Aman tentang buku-buku dan rekaman kajian yang disebarkan selama di penjara dan di luar penjara. Kali ini, wawancara Aman direkam oleh Rohan dan timnya dan saat pertemuan selanjutnya, Rohan datang melobi Aman melalui tiga pertanyaan.
Pertanyaan pertama, Rohan menawarkan kepada Aman untuk berkompromi dengan pemerintah? Jika dirinya mau berkompromi dengan pemerintah maka hukumannya akan diperingan. "Bila ustaz Aman mau berkompromi maka akan langsung dibebaskan dan bila tidak mau berkompromi, maka akan dipenjara seumur hidup," bebernya di PN Jaksel, Jumat (25/5/2018).
Ajakan itu lalu ditolak oleh Aman dengan menegaskan dia tidak mau berkompromi dengan pemerintah. Dia menjawab, Insya Allah akan keluar dari penjara berupa mayat sebagai Syahid atau keluar dalam keadaan hidup sebagai pemenang dalam prinsip ini.
Lalu, jelasnya, Rohan mengajak Aman jalan-jalan ke Museum Indonesia, ajakan tersebut langsung ditolaknya. Rohan lalu mengajak Aman untuk makan malam di luar penjara, ajakan tersebut kembali ditolak Aman. (Baca: Bacakan Pledoi, Aman Badurrahman Tak Gentar Dituntut Hukuman Mati )
Dia meyakini pertanyaan dari Rohan merupakan jebakan agar dia mau keluar dari prinsipnya, tapi Aman mengaku bahagia bisa menolak tawaran dari Rohan tersebut.
"Saya jawab, saya tidak mau. Saya tidak akan keluar dari penjara kecuali berupa mayat sebagai syahid, Insya Allah atau keluar masih hidup sebagai pemenang," katanya.
Aman menceritakan tentang pengalamannya di tahanan saat dilobi seorang warga negara asing sekaligus peneliti bidang kajian Islam bernama Prof Rohan asal Srilanka, yang bekerja untuk pemerintah Singapura dan Indonesia agar dia mau berdamai dengan pemerintah.
Awalnya, kata dia, Rohan mewawancarai Aman di sel isolasi Gegana Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, pada 21 Desember 2017. Saat itu, Rohan menanyai Aman tentang tauhid, kesyirikan dan sistem pemerintahan demokrasi, Khilafah Islamiyah dan Hijrah, dan hal-hal yang berkaitan dengan pemikirannya.
Esoknya, paparnya, Rohan kembali mewawancarai Aman tentang buku-buku dan rekaman kajian yang disebarkan selama di penjara dan di luar penjara. Kali ini, wawancara Aman direkam oleh Rohan dan timnya dan saat pertemuan selanjutnya, Rohan datang melobi Aman melalui tiga pertanyaan.
Pertanyaan pertama, Rohan menawarkan kepada Aman untuk berkompromi dengan pemerintah? Jika dirinya mau berkompromi dengan pemerintah maka hukumannya akan diperingan. "Bila ustaz Aman mau berkompromi maka akan langsung dibebaskan dan bila tidak mau berkompromi, maka akan dipenjara seumur hidup," bebernya di PN Jaksel, Jumat (25/5/2018).
Ajakan itu lalu ditolak oleh Aman dengan menegaskan dia tidak mau berkompromi dengan pemerintah. Dia menjawab, Insya Allah akan keluar dari penjara berupa mayat sebagai Syahid atau keluar dalam keadaan hidup sebagai pemenang dalam prinsip ini.
Lalu, jelasnya, Rohan mengajak Aman jalan-jalan ke Museum Indonesia, ajakan tersebut langsung ditolaknya. Rohan lalu mengajak Aman untuk makan malam di luar penjara, ajakan tersebut kembali ditolak Aman. (Baca: Bacakan Pledoi, Aman Badurrahman Tak Gentar Dituntut Hukuman Mati )
Dia meyakini pertanyaan dari Rohan merupakan jebakan agar dia mau keluar dari prinsipnya, tapi Aman mengaku bahagia bisa menolak tawaran dari Rohan tersebut.
"Saya jawab, saya tidak mau. Saya tidak akan keluar dari penjara kecuali berupa mayat sebagai syahid, Insya Allah atau keluar masih hidup sebagai pemenang," katanya.
(ysw)