Jasa dan Pergudangan di Depok Berkembang

Selasa, 22 Mei 2018 - 12:48 WIB
Jasa dan Pergudangan...
Jasa dan Pergudangan di Depok Berkembang
A A A
DEPOK - Pertumbuhan ekonomi Depok terus berkembang. Selain bidang properti yang menjadi penopang utama laju bisnis di Depok, sektor jasa dan pergudangan juga menunjukkan peningkatan.

Sejak tahun 2014 trennya naik dan mengarah positif. Sejak tahun 2014 trennya menunjukkan persentase tertinggi di tahun 2016 yang mencapai 7,8%, sedangkan tahun 2017 hanya tumbuh sekitar 1,2%. Tingginya persentase bidang jasa tahun 2016 dipicu banyaknya rumah sakit baru yang mengajukan perizinan.

Setidaknya di tahun 2016 itu ada tiga rumah sakit besar yang mengajukan izin seperti Rumah Sakit Diagram Healthcare di Cinere, Rumah Sakit Citra Arrafik di Cimanggis, dan Rumah Sakit Brawijaya di Bojongsari. “Nilai investasi ketiga rumah sakit itu mencapai angka Rp322,5 miliar. Tahun 2016 memang sektor jasa sedang tinggi-tingginya,” kata Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Depok Yulistiani Mochtar.

Selain rumah sakit, sektor jasa juga ditopang dari adanya pengajuan izin sejumlah lembaga pendidikan, antara lain, Sekolah Internasional Wisdom di Sawangan. Tren bisnis di bidang jasa ini sampai saat ini terus berkembang dengan adanya akses tol.

“Perkembangan bisnis di Depok dipicu dari adanya akses tol. Investor tentu mencari lokasi bisnis yang aksesnya mudah untuk melakukan pergerakan,” tuturnya. Khusus untuk pergudangan, kata dia, sudah pasti investor mencari lokasi yang dekat dengan akses tol sehingga mudah dilakukan bongkar muat barang untuk dipindah ataupun melakukan loading. Misalnya, di Tapos ada sebuah gudang automotif yang memang dekat dengan tol.

“Jadi, dengan adanya tol memang sangat menguntungkan investor. Mereka ingin menyimpan barang dan mengangkut menjadi lebih mudah dan efisien,” paparnya. Selain itu, di bidang jasa yang sedang berkembang adalah menjamurnya start up di sektor informasi teknologi (IT).

Mereka banyak berkembang di kawasan Beji, Sukmajaya, Tapos, dan Bojongsari. “Untuk Beji dan Sukmajaya sudah terlihat bahwa di sana memang banyak penduduk sehingga pergerakan bisnisnya juga lebih banyak.

Untuk Tapos dan Bojongsari terbilang berkembang karena adanya akses jalan tol yang menjadi keunggulan di wilayah itu,” sebutnya. Wanita yang akrab disapa Yulis ini merinci bahwa di Beji dan Sukmajaya bisnis yang berkembang antara lain percetakan, pendidikan, dan jasa ekspedisi.

Setiap wilayah memiliki keunggulan bisnisnya sendiri disesuaikan dengan karakteristik wilayah. “Kalau di Tapos, banyak gudang dan pusat data. Berbeda karakteristiknya dengan Beji atau Sukmajaya,” ungkapnya.

Yulis mengakui sampai saat ini iklim investasi yang paling besar atau utama adalah properti, perdagangan dan jasa, serta pergudangan. Properti memiliki porsi sebesar 35-40% dari total investasi yang masuk di Depok. Sementara perdagangan sebesar 20%, jasa sebesar 20%n, dan lain-lain sebesar 20%. DPMPTSP Kota Depok sendiri telah melaksanakan berbagai kegiatan guna merangsang investasi di Kota Depok sekaligus menyediakan berbagai informasi yang berguna bagi penanam modal.

“Misalnya, memfasilitasi promosi investasi yang digelar tahunan atau penyusunan kajian insentif dan disinsentif penanaman modal,” tandasnya. (R Ratna Purnama)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8354 seconds (0.1#10.140)