Tawuran Saat Ramadhan, Polisi Pastikan Pelaku Lebaran di Penjara
A
A
A
JAKARTA - Aksi tawuran masih jadi momok bagi warga saat bulan puasa Ramadhan. Pengalaman selama ini, para remaja bukannya memperbanyak amal ibadah tapi malah kerap terlibat tawuran.
Oleh karena itu, Kapolsek Cengkareng Jakarta Barat Kompol Khoiri mengultimatum agar remaja maupun kelompok massa tidak melakukan aksi tawuran. Ia memastikan, siapapun yang terlibat tawuran akan dijebloskan ke penjara.
“Saya tegaskan, kalau ada yang tawuran dipastikan akan berlebaran di penjara,” ujar Khoiri kepada wartawan, Jumat (11/5/2018).
Meski baru menjabat sebagai Kapolsek, Khoiri telah memantau sejumlah wilayah. Lokasi rawan tawuran bakal menjadi sasaran patroli khusus demi mencegah aksi tawuran.
Hal senada diungkapkan Kapolsek Tambora Kompol Iver Manossoh. Menurut dia, kerawanan tawuran di wilayahnya menjadi fokus saat Ramadhan nanti.
Ia mengakui Tambora merupakan salah satu daerah rawan tawuran di Jakarta Barat. Beberapa tahun lalu pernah terjadi tawuran di Tambora yang memakan korban jiwa tiga orang.
Agar aksi tawuran tidak terjadi saat Ramadhan nanti, pihaknya akan meningkatkan pengawasan wilayah melalui patroli rutin dan penyebaran anggota.
Ia mengimbau kepada para remaja untuk tidak berkelompok di jalanan. Sebab, cara ini bisa memicu aksi tawuran. “Siapapun yang terlibat saya pastikan akan diproses,” tegas Iver.
Sementara itu, Kasatpol PP Jakarta Barat, Tamo Sijabat, menegaskan, selain tawuran pihaknya bakal mengawasi ancaman saur on the road, balapan liar, petasan, serta PKL yang biasa kerap menyebabkan macet di jalanan.
Berdasarkan analisis yang dilakukan pihaknya, tawuran remaja biasa terjadi di kawasan Cengkareng, Tambora, hingga Taman Sari. Di tempat itu pihaknya mencatat tawuran kerap memakan korban luka hingga jiwa.
Adapun untuk balapan liar, pihaknya mencatat kawasan CNI Kembangan menjadi lokasi yang paling sering digunakan para remaja. “Untuk petasan dan miras, kami akan menggelar razia,” ucapnya.
Termasuk persoalan PKL, Tamo telah meminta anggotanya di tingkat kelurahan dan kecamatan untuk melakukan pengawasan. Lokasi-lokasi tempat berjualan akan didata.
Imbauan agar menjaga ketertiban dan tidak mengokupansi trotoar secara full bakal dilakukan di lokasi itu. “Sebagaimana instruksi wagub, kami akan meminta mereka tidak berjualan menggunakan bahu jalan dan trotoar,” tandasnya.
Oleh karena itu, Kapolsek Cengkareng Jakarta Barat Kompol Khoiri mengultimatum agar remaja maupun kelompok massa tidak melakukan aksi tawuran. Ia memastikan, siapapun yang terlibat tawuran akan dijebloskan ke penjara.
“Saya tegaskan, kalau ada yang tawuran dipastikan akan berlebaran di penjara,” ujar Khoiri kepada wartawan, Jumat (11/5/2018).
Meski baru menjabat sebagai Kapolsek, Khoiri telah memantau sejumlah wilayah. Lokasi rawan tawuran bakal menjadi sasaran patroli khusus demi mencegah aksi tawuran.
Hal senada diungkapkan Kapolsek Tambora Kompol Iver Manossoh. Menurut dia, kerawanan tawuran di wilayahnya menjadi fokus saat Ramadhan nanti.
Ia mengakui Tambora merupakan salah satu daerah rawan tawuran di Jakarta Barat. Beberapa tahun lalu pernah terjadi tawuran di Tambora yang memakan korban jiwa tiga orang.
Agar aksi tawuran tidak terjadi saat Ramadhan nanti, pihaknya akan meningkatkan pengawasan wilayah melalui patroli rutin dan penyebaran anggota.
Ia mengimbau kepada para remaja untuk tidak berkelompok di jalanan. Sebab, cara ini bisa memicu aksi tawuran. “Siapapun yang terlibat saya pastikan akan diproses,” tegas Iver.
Sementara itu, Kasatpol PP Jakarta Barat, Tamo Sijabat, menegaskan, selain tawuran pihaknya bakal mengawasi ancaman saur on the road, balapan liar, petasan, serta PKL yang biasa kerap menyebabkan macet di jalanan.
Berdasarkan analisis yang dilakukan pihaknya, tawuran remaja biasa terjadi di kawasan Cengkareng, Tambora, hingga Taman Sari. Di tempat itu pihaknya mencatat tawuran kerap memakan korban luka hingga jiwa.
Adapun untuk balapan liar, pihaknya mencatat kawasan CNI Kembangan menjadi lokasi yang paling sering digunakan para remaja. “Untuk petasan dan miras, kami akan menggelar razia,” ucapnya.
Termasuk persoalan PKL, Tamo telah meminta anggotanya di tingkat kelurahan dan kecamatan untuk melakukan pengawasan. Lokasi-lokasi tempat berjualan akan didata.
Imbauan agar menjaga ketertiban dan tidak mengokupansi trotoar secara full bakal dilakukan di lokasi itu. “Sebagaimana instruksi wagub, kami akan meminta mereka tidak berjualan menggunakan bahu jalan dan trotoar,” tandasnya.
(thm)