Penyebab Bogor Dilanda Banjir Bandang versi Data Pengamatan BMKG
A
A
A
BOGOR - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat terjadi 17 kejadian banjir selama Januari hingga 6 April 2018. Bencana teranyar terjadi pada 7 April lalu, dimana banjir bandang melanda Desa Sukawangi di Kecamatan Sukamakmur, hingga menyebabkan satu orang meninggal dunia, belasan kendaraan hanyut, dan enam rumah warga rusak parah.
Berdasarkan data pengamatan cuaca oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), bencana banjir bandang umumnya terjadi karena adanya proses konvektif yang cukup kuat. (Baca: Banjir Bandang Hantam Bogor, Nenek 70 Tahun Tewas)
Kepala seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Dramaga, Bogor, Hadi Saputra, mengatakan, terjadi penurunan suhu pada pukul 16.00-17.00 WIB, yakni dari 31,1 derajat celcius menjadi 24,8 derajat celcius.
"Terjadi selisih suhu 05,3 derajat celcius dalam waktu satu jam, sedangkan kelembaban udara dengan selisih kurang dari 20 persen selama satu jam. Potensi hujan saat itu kembali berkurang pada pukul 19.00-20.00 WIB," ujar Hadi, Rabu (11/4/2018).
Secara keseluruhan, Hadi menyebutkan banyaknya bencana dikarenakan Bogor berada di ketinggian 3.000 kaki. Dimana wilayah Jawa Barat yang berada di ketinggian tersebut masih mendukung suplai awan-awan hujan. (Baca juga: Bogor Masih Berstatus Darurat Longsor hingga 31 Mei 2018)
Pada waktu kejadian 7 April lalu, pertumbuhan awan hujan karena faktor pemanasan yang kuat pada pagi hingga siang hari dan didukung oleh faktor lokal yang cukup signifikan (kelembaban udara yang cukup tinggi). Hal ini menyebabkan aktivitas awan hujan konventif naik, dengan jenis cumulus padat dan comulonimbus.
"Menyebabkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dapat disertai petir dan angin kencang," katanya. (Baca juga: Diterjang Luapan Sungai Ciliwung, 1 Rumah di Bogor Ambruk)
Menurut dia saat ini wilayah Bogor sudah memasuki masa peralihan menuju musim kemarau. Hujan diprediksi mengguyur sejumlah wilayah di Jabodetabek pada Rabu (11/4/2018).
"Waspada terjadi hujan disertai kilat/petir dan angin kencang di sebagian wilayah Bogor, Depok, Sukabumi, Cianjur, Bandung pada sore hingga malam hari," katanya. (Baca juga: Bogor Diterjang Banjir, Tiga Orang Tewas)
Pagi tadi cuaca di Jakarta, Tangerang, Bekasi, Depok dan Bogor diprediksi cerah. Namun, siang hari hujan lokal akan mengguyur Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Timur.
Wilayah lain di Jakarta, Tangerang , Bekasi, Depok dan Bogor akan diselimuti awan. Malam hari wilayah Kepulauan Seribu akan diguyur hujan lokal. Wilayah lain di Jakarta, Tangerang, Bekasi, Depok dan Bogor akan diselimuti awan. "Kamis (12/4/2018) dini hari, Jakarta, Tangerang, Bekasi, Depok, dan Bogor akan diselimuti awan," pungkasnya.
Berdasarkan data pengamatan cuaca oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), bencana banjir bandang umumnya terjadi karena adanya proses konvektif yang cukup kuat. (Baca: Banjir Bandang Hantam Bogor, Nenek 70 Tahun Tewas)
Kepala seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Dramaga, Bogor, Hadi Saputra, mengatakan, terjadi penurunan suhu pada pukul 16.00-17.00 WIB, yakni dari 31,1 derajat celcius menjadi 24,8 derajat celcius.
"Terjadi selisih suhu 05,3 derajat celcius dalam waktu satu jam, sedangkan kelembaban udara dengan selisih kurang dari 20 persen selama satu jam. Potensi hujan saat itu kembali berkurang pada pukul 19.00-20.00 WIB," ujar Hadi, Rabu (11/4/2018).
Secara keseluruhan, Hadi menyebutkan banyaknya bencana dikarenakan Bogor berada di ketinggian 3.000 kaki. Dimana wilayah Jawa Barat yang berada di ketinggian tersebut masih mendukung suplai awan-awan hujan. (Baca juga: Bogor Masih Berstatus Darurat Longsor hingga 31 Mei 2018)
Pada waktu kejadian 7 April lalu, pertumbuhan awan hujan karena faktor pemanasan yang kuat pada pagi hingga siang hari dan didukung oleh faktor lokal yang cukup signifikan (kelembaban udara yang cukup tinggi). Hal ini menyebabkan aktivitas awan hujan konventif naik, dengan jenis cumulus padat dan comulonimbus.
"Menyebabkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dapat disertai petir dan angin kencang," katanya. (Baca juga: Diterjang Luapan Sungai Ciliwung, 1 Rumah di Bogor Ambruk)
Menurut dia saat ini wilayah Bogor sudah memasuki masa peralihan menuju musim kemarau. Hujan diprediksi mengguyur sejumlah wilayah di Jabodetabek pada Rabu (11/4/2018).
"Waspada terjadi hujan disertai kilat/petir dan angin kencang di sebagian wilayah Bogor, Depok, Sukabumi, Cianjur, Bandung pada sore hingga malam hari," katanya. (Baca juga: Bogor Diterjang Banjir, Tiga Orang Tewas)
Pagi tadi cuaca di Jakarta, Tangerang, Bekasi, Depok dan Bogor diprediksi cerah. Namun, siang hari hujan lokal akan mengguyur Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Timur.
Wilayah lain di Jakarta, Tangerang , Bekasi, Depok dan Bogor akan diselimuti awan. Malam hari wilayah Kepulauan Seribu akan diguyur hujan lokal. Wilayah lain di Jakarta, Tangerang, Bekasi, Depok dan Bogor akan diselimuti awan. "Kamis (12/4/2018) dini hari, Jakarta, Tangerang, Bekasi, Depok, dan Bogor akan diselimuti awan," pungkasnya.
(thm)