Polda Metro Jaya Tingkatkan Pemantauan Warga Negara Asing
A
A
A
JAKARTA - Polisi hingga kini masih terus melakukan pengembangan kasus pembobolan dana nasabah di ATM dengan modus skimming. Polisi juga sudah membentuk tim pemantau warga negara asing (WNA) yang datang ke Indonesia, khususnya Jakarta, guna mengantisipasi kasus serupa.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Nico Afinta mengatakan, pihaknya akan mengusut tuntas kasus skimming yang telah merugikan sejumlah nasabah bank itu. Timnya sudah berangkat keliling Jawa, Bali, dan NTT, untuk berkoordinasi dengan polisi setempat. (Baca: Kejar Pelaku Skimming, Polda Metro Keliling Jawa, Bali, dan NTT)
Secara bersamaan, Polda Metro Jaya akan mengantisipasi kejadian serupa. Untuk itu, polisi meningkatkan pemantauan terhadap WNA yang berkunjung ke Indonesia. Dalam hal ini pihaknya meminta bantuan dari Direktorat Intel dan Keamanan (Intelkam) Polda Metro Jaya telah memiliki tim pemantau orang asing (timpora).
"Kami, Polda Metro Jaya, ada Direktorat Intelijen (Intelkam). Di situ ada satuan pengawasan orang asing (timpora) dan informasi ini sudah kami kirim kepada Direktur Intelijen," ujar Nico kepada wartawan, Rabu (21/3/2018).
Seperti diketahui, Polda Metro Jaya telah meringkus enam orang yang diduga pelaku skimming. Dari enam pelaku, lima diantaranya merupakan WNA. Mereka adalal IRL, LNM, ASC, ketiganya warga negara Rumania; FH, warga negara Hungaria; dan BKV, warga negara Bulgaria. Adapun satu palaku lainnya adalah MK, warga negara Indonesia.
Untuk mencegah tindak pidana yang dilakukan WNA, Polda Metro Jaya juga akan berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM. (Baca juga: Kasus Skimming, Polda Metro Kejar Semua Pelaku Sampai Tuntas)
"Sesuai kewenangan imigrasi dalam melakukan pengecekan terhadap orang asing dan juga memberikan visa, tentu data yang kami dapat ini diperlukan imigrasi dan kami membutuhkan data pihak imigrasi. Jadi kerja sama antar lembaga ini penting dalam rangka menanggulangi tindak pidana skimming," terangnya.
Menurut Nico, adanya kerja sama antar lembaga itu membuat kepolisian lebih mudah mendapatkan informasi. Karena itu, bila perlu, polisi bakal berkoordinasi dan bertukar data dengan kesatuan imigrasi di Asia dan dunia.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Nico Afinta mengatakan, pihaknya akan mengusut tuntas kasus skimming yang telah merugikan sejumlah nasabah bank itu. Timnya sudah berangkat keliling Jawa, Bali, dan NTT, untuk berkoordinasi dengan polisi setempat. (Baca: Kejar Pelaku Skimming, Polda Metro Keliling Jawa, Bali, dan NTT)
Secara bersamaan, Polda Metro Jaya akan mengantisipasi kejadian serupa. Untuk itu, polisi meningkatkan pemantauan terhadap WNA yang berkunjung ke Indonesia. Dalam hal ini pihaknya meminta bantuan dari Direktorat Intel dan Keamanan (Intelkam) Polda Metro Jaya telah memiliki tim pemantau orang asing (timpora).
"Kami, Polda Metro Jaya, ada Direktorat Intelijen (Intelkam). Di situ ada satuan pengawasan orang asing (timpora) dan informasi ini sudah kami kirim kepada Direktur Intelijen," ujar Nico kepada wartawan, Rabu (21/3/2018).
Seperti diketahui, Polda Metro Jaya telah meringkus enam orang yang diduga pelaku skimming. Dari enam pelaku, lima diantaranya merupakan WNA. Mereka adalal IRL, LNM, ASC, ketiganya warga negara Rumania; FH, warga negara Hungaria; dan BKV, warga negara Bulgaria. Adapun satu palaku lainnya adalah MK, warga negara Indonesia.
Untuk mencegah tindak pidana yang dilakukan WNA, Polda Metro Jaya juga akan berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM. (Baca juga: Kasus Skimming, Polda Metro Kejar Semua Pelaku Sampai Tuntas)
"Sesuai kewenangan imigrasi dalam melakukan pengecekan terhadap orang asing dan juga memberikan visa, tentu data yang kami dapat ini diperlukan imigrasi dan kami membutuhkan data pihak imigrasi. Jadi kerja sama antar lembaga ini penting dalam rangka menanggulangi tindak pidana skimming," terangnya.
Menurut Nico, adanya kerja sama antar lembaga itu membuat kepolisian lebih mudah mendapatkan informasi. Karena itu, bila perlu, polisi bakal berkoordinasi dan bertukar data dengan kesatuan imigrasi di Asia dan dunia.
(thm)