Sambungan Bocor, Pemprov DKI Akan Evaluasi Utilitas Pipa Tua
A
A
A
JAKARTA - Kebocoran sambungan pipa air milik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Jaya DKI Jakarta disebabkan genangan di Jalan Terusan Rasuna Said (Mampang), Kuningan Barat, Jakarta Selatan pada Selasa 20 Februari 2018 pagi. PDAM Jaya segera evaluasi kondisi pipa tua di areal pelayanannya untuk mencegah kembalinya kebocoran.
Direktur Utama PDAM Jaya, Erlan Hidayat mengatakan, pipa yang mengalami kebocoran hingga menyebabkan genangan dan kemacetan di daerah Mampang itu merupakan pipa yang berusia lebih dari 30 tahun. Untuk itu, kata dia, perbaikanya sangat berhati-hati khawatir sumber kebocoran tidak tertutup tapi bagian yang tidak bocor justru tertutup.
"Kami mohon maaf kepada pelanggan sekitar area Mampang dan Kuningan Barat lantaran selama perbaikan pelayanan terhenti. Biasanya akan makan waktu sampai kembali normal setelah dihidupkan kembali," kata Erlan saat dihubungi, kemarin.
Erlan menjelaskan, insiden kebocoran pipa itu kerap dijadikan kesempatan bagi PDAM dan operatornya Palyja untuk mengevaluasi perbaikan pipa-pipa tua yang ada di sekitar. Terlebih, daerah itu sedang banyak pekerjaan konstruksi.
Bahkan, lanjut Erlan, tidak menutup kemungkinan bila pipa-pipa yang sudah tua dan rentan mengalami kebocoran itu akan diremajakan apabila memang diperlukan.
"Kami terus berupaya tingkatkan pelayanan dan apabila dipandang perlu perbaikan pipa, kami akan lakukan," ungkapnya.
Kebocoran pipa yang terjadi sejak pukul 03.00 WIB dini hari itu menyebabkan genangan air keruh berkelir cokelat setinggi 30 cm. Akibatnya, kendaraan yang melintas di area tersebut tersendat dan kemacetan sepanjang 200 meter tidak bisa dihindarkan hingga pukul 11.30 WIB siang.
Pipa yang pecah itu tergolong pipa sekunder dengan diameter 200 mm dan hanya terdapat satu titik kebocoran. Sebelumnya, kebocoran pipa serupa juga pernah terjadi terimbas proyek pengerjaan underpass Mampang-Kuningan yang tengah berlangsung.
Sementara itu, Pengamat perkotaan Universitas Trisakti, Nirwono Joga menuturkan, belum adanya rencana induk jaringan utilitas di Jakarta menjadi kendala sulitnya perawatan, perbaikan dan pengembangan utilitas dilakukan.
Untuk itu, Nirwono mendorong Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan beserta wakilnya, Sandiaga Uno segera membentuk rencana induk jaringan utilitas dengan mengerahkan seluruh lurah dan camat menginvestarisir saluran dan utilitas yang ada di wilayah.
Selain itu, kata Nirwono, Anies-Sandi juga harus melibatkan masyarakat dari berbagai lapisan guna mengantisipasi adanya kebocoran yang berdampak terhadap mobilitas masyarakat. Di London, Inggris, justru malah menarik kaum disabilita tuna netra untuk mendeteksi ada atau tidaknya kebocroan pipa lantaran memiliki pendegaran yang tajam.
"Tidakadanya rencana induk membuat petugas kesulitan lakukan perawatan dan mdeteksi apabila ad kebocoran pipa atau dalan pekerjaan kontruksi tanpa sengaja pipa bisa bocor terkena alat. Ini yg hrs dibenahi. Belum lagi kebocoran yang disengaja untuk dicuri airnya," tegasnya.
Direktur Utama PDAM Jaya, Erlan Hidayat mengatakan, pipa yang mengalami kebocoran hingga menyebabkan genangan dan kemacetan di daerah Mampang itu merupakan pipa yang berusia lebih dari 30 tahun. Untuk itu, kata dia, perbaikanya sangat berhati-hati khawatir sumber kebocoran tidak tertutup tapi bagian yang tidak bocor justru tertutup.
"Kami mohon maaf kepada pelanggan sekitar area Mampang dan Kuningan Barat lantaran selama perbaikan pelayanan terhenti. Biasanya akan makan waktu sampai kembali normal setelah dihidupkan kembali," kata Erlan saat dihubungi, kemarin.
Erlan menjelaskan, insiden kebocoran pipa itu kerap dijadikan kesempatan bagi PDAM dan operatornya Palyja untuk mengevaluasi perbaikan pipa-pipa tua yang ada di sekitar. Terlebih, daerah itu sedang banyak pekerjaan konstruksi.
Bahkan, lanjut Erlan, tidak menutup kemungkinan bila pipa-pipa yang sudah tua dan rentan mengalami kebocoran itu akan diremajakan apabila memang diperlukan.
"Kami terus berupaya tingkatkan pelayanan dan apabila dipandang perlu perbaikan pipa, kami akan lakukan," ungkapnya.
Kebocoran pipa yang terjadi sejak pukul 03.00 WIB dini hari itu menyebabkan genangan air keruh berkelir cokelat setinggi 30 cm. Akibatnya, kendaraan yang melintas di area tersebut tersendat dan kemacetan sepanjang 200 meter tidak bisa dihindarkan hingga pukul 11.30 WIB siang.
Pipa yang pecah itu tergolong pipa sekunder dengan diameter 200 mm dan hanya terdapat satu titik kebocoran. Sebelumnya, kebocoran pipa serupa juga pernah terjadi terimbas proyek pengerjaan underpass Mampang-Kuningan yang tengah berlangsung.
Sementara itu, Pengamat perkotaan Universitas Trisakti, Nirwono Joga menuturkan, belum adanya rencana induk jaringan utilitas di Jakarta menjadi kendala sulitnya perawatan, perbaikan dan pengembangan utilitas dilakukan.
Untuk itu, Nirwono mendorong Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan beserta wakilnya, Sandiaga Uno segera membentuk rencana induk jaringan utilitas dengan mengerahkan seluruh lurah dan camat menginvestarisir saluran dan utilitas yang ada di wilayah.
Selain itu, kata Nirwono, Anies-Sandi juga harus melibatkan masyarakat dari berbagai lapisan guna mengantisipasi adanya kebocoran yang berdampak terhadap mobilitas masyarakat. Di London, Inggris, justru malah menarik kaum disabilita tuna netra untuk mendeteksi ada atau tidaknya kebocroan pipa lantaran memiliki pendegaran yang tajam.
"Tidakadanya rencana induk membuat petugas kesulitan lakukan perawatan dan mdeteksi apabila ad kebocoran pipa atau dalan pekerjaan kontruksi tanpa sengaja pipa bisa bocor terkena alat. Ini yg hrs dibenahi. Belum lagi kebocoran yang disengaja untuk dicuri airnya," tegasnya.
(mhd)