Puluhan Aktivis Tolak Sepadan Setu Pamulang Dijadikan Jalan Tol
A
A
A
TANGERANG SELATAN - Puluhan aktivis lingkungan hidup yang tergabung dalam OKP Ganespa menolak pembangunan trase JORR Serpong-Cinere di Jalan Raya Padjajaran, Pamulang, Tangerang Selatan. Pasalnya pembangunan trase jalan berbayar tersebut memakan sepadan Situ Sasak, Pamulang, dan diduga tidak memiliki analisis dampak lingkungan.
Aksi penolakan, dilakukan tepat di depan pintu gerbang Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan (Tangsel). Dalam aksinya, puluhan anak muda itu membawa baliho, dan keranda mayat dari bambu.
Koordinator aksi Ganespa, Nurcholis Hafiz mengatakan, pembangunan trase Serpong-Cinere oleh PT Cinere Serpong Jaya (CSJ) telah menyaplok garis sepadan Situ Sasak. "Ini aksi kami yang kedua, tapi tidak ada niat baik dari Pemkot Tangsel untuk melestarikan lingkungan situ," kata pria yang akrab disapa Pidon ini di Maruga, Ciputat, Kamis (8/2/2018).
Aksi yang bermula berlangsung damai ini sempat diwarnai kericuhan saat keranda mayat yang dibawa para pendemo di depan gedung Pemkot Tangsel dihadang masuk puluhan Satpol PP.
"Keranda mayat merupakan wujud matinya kewibawaan pemerintah daerah setempat. Kampanye go green Pemkot Tangsel selama ini ternyata hanya pepesan kosong," sambung Pidon lagi.
Sekjen Ganespa Bayu Agus Purnomo menambahkan, demo kali ini merupakan lanjutan dari aksi sebelumnya."Kita ada tiga tuntutan terkait perizinan Amdal, rekomen dari Kementerian PU dalam hal ini dirjen, dan menyakinkan kita secara tertulis hitam di atas putih kepada Pemkot Tangsel," ungkap Bayu Agus.
Aksi penolakan, dilakukan tepat di depan pintu gerbang Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan (Tangsel). Dalam aksinya, puluhan anak muda itu membawa baliho, dan keranda mayat dari bambu.
Koordinator aksi Ganespa, Nurcholis Hafiz mengatakan, pembangunan trase Serpong-Cinere oleh PT Cinere Serpong Jaya (CSJ) telah menyaplok garis sepadan Situ Sasak. "Ini aksi kami yang kedua, tapi tidak ada niat baik dari Pemkot Tangsel untuk melestarikan lingkungan situ," kata pria yang akrab disapa Pidon ini di Maruga, Ciputat, Kamis (8/2/2018).
Aksi yang bermula berlangsung damai ini sempat diwarnai kericuhan saat keranda mayat yang dibawa para pendemo di depan gedung Pemkot Tangsel dihadang masuk puluhan Satpol PP.
"Keranda mayat merupakan wujud matinya kewibawaan pemerintah daerah setempat. Kampanye go green Pemkot Tangsel selama ini ternyata hanya pepesan kosong," sambung Pidon lagi.
Sekjen Ganespa Bayu Agus Purnomo menambahkan, demo kali ini merupakan lanjutan dari aksi sebelumnya."Kita ada tiga tuntutan terkait perizinan Amdal, rekomen dari Kementerian PU dalam hal ini dirjen, dan menyakinkan kita secara tertulis hitam di atas putih kepada Pemkot Tangsel," ungkap Bayu Agus.
(whb)