Kampung Ambon Digerebek, Granat Sebut Pembinaan Warga Belum Efektif
A
A
A
JAKARTA - Polisi bersama TNI kembali menggerebek Kampung Ambon di Jalan Akik Permata, Kedaung Kaliangke, Cengkareng, Jakarta Barat, Rabu (24/1/2018). Masih adanya transaksi narkoba di kawasan itu patut dipertanyakan.
Ketua Gerakan Nasional Anti Narkotika (Granat) Henry Yosodiningrat mengatakan, masih adanya narkoba di Kampung Ambon menandakan upaya pembinaan warga di sana belum berjalan efektif. Karenanya, ia mempertanyakan upaya pembinaan yang dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) di kawasan itu.
“Harusnya mereka melakukan monitoring penuh. Adanya narkoba merupakan kekeliruan,” ujar anggota Komis III DPR itu. (Baca: Kampung Ambon Digerebek, Polisi Sita 18 Kg Bahan Pembuat Sabu)
Diketahui, penggerebekan narkoba di Kampung Ambon bukanlah kali pertama. Polisi sudah berulangkali melakukan penindakan di tempat itu hingga akhirnya padai 2013 BNN hadir guna melakukan pembinaan, mulai dari aktivitas perbengekelan hingga jahit-menjahit.
Henry menyebutkan, anggaran untuk pembinaan "kampung narkoba", termasuk Kampung Ambon, sudah dikucurkan negara melalui APBN setiap tahunnya. Karena itu, ia meminta instansi terkait mengevaluasinya.
"Melalui Granat dan sebagai anggota Dewan, saya akan terus menyelidiki pos-pos pembinaan di kampung narkoba," tandasnya. (Transaksi Narkoba di Kampung Ambon Masih Gunakan Pola Lama)
Meskipun demikian, terhadap upaya Polres Metro Jakarta Barat dalam memberantas narkoba, Henry mendukung sepenuhnya. Bahkan ia menyarankan agar polisi menembak mati bandar narkoba yang melawan.
Sementara terhadap temuan barang bukti, ia meminta agar polisi terus mengusutnya, mulai dari peredarannya, bahan pembuatnya, hingga pengecer lainnya. “Tenang saja, rakyat bersama penegak hukum,” ucapnya. (Baca: Selain Kampung Ambon, Polisi Bidik Kampung Narkoba Lain di Jakbar)
Kepala Bagian Humas BNN, Kombes Pol Sulistyandriatmoko, mengakui program penataan wilayah rawan narkoba di Kampung Ambon belum berjalan optimal.
"Program belum menyeluruh ke warga. Memang ada kendala di lapangan, misalnya di dalam realisasinya ada yang terlibat aktif, ada juga yang belum tersentuh," ucapnya.
Ia juga tak menampik anggaran dari pemerintah melalui APBN masih mengucur hingga tahun ini. Namun mengenai nilainya, ia belum bisa menjawab. "Saya harus lihat dulu besaran anggarannya berapa dan sudah sejauhmana (penggunaannya). Yang jelas itu masih berjalan," pungkasnya.
Ketua Gerakan Nasional Anti Narkotika (Granat) Henry Yosodiningrat mengatakan, masih adanya narkoba di Kampung Ambon menandakan upaya pembinaan warga di sana belum berjalan efektif. Karenanya, ia mempertanyakan upaya pembinaan yang dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) di kawasan itu.
“Harusnya mereka melakukan monitoring penuh. Adanya narkoba merupakan kekeliruan,” ujar anggota Komis III DPR itu. (Baca: Kampung Ambon Digerebek, Polisi Sita 18 Kg Bahan Pembuat Sabu)
Diketahui, penggerebekan narkoba di Kampung Ambon bukanlah kali pertama. Polisi sudah berulangkali melakukan penindakan di tempat itu hingga akhirnya padai 2013 BNN hadir guna melakukan pembinaan, mulai dari aktivitas perbengekelan hingga jahit-menjahit.
Henry menyebutkan, anggaran untuk pembinaan "kampung narkoba", termasuk Kampung Ambon, sudah dikucurkan negara melalui APBN setiap tahunnya. Karena itu, ia meminta instansi terkait mengevaluasinya.
"Melalui Granat dan sebagai anggota Dewan, saya akan terus menyelidiki pos-pos pembinaan di kampung narkoba," tandasnya. (Transaksi Narkoba di Kampung Ambon Masih Gunakan Pola Lama)
Meskipun demikian, terhadap upaya Polres Metro Jakarta Barat dalam memberantas narkoba, Henry mendukung sepenuhnya. Bahkan ia menyarankan agar polisi menembak mati bandar narkoba yang melawan.
Sementara terhadap temuan barang bukti, ia meminta agar polisi terus mengusutnya, mulai dari peredarannya, bahan pembuatnya, hingga pengecer lainnya. “Tenang saja, rakyat bersama penegak hukum,” ucapnya. (Baca: Selain Kampung Ambon, Polisi Bidik Kampung Narkoba Lain di Jakbar)
Kepala Bagian Humas BNN, Kombes Pol Sulistyandriatmoko, mengakui program penataan wilayah rawan narkoba di Kampung Ambon belum berjalan optimal.
"Program belum menyeluruh ke warga. Memang ada kendala di lapangan, misalnya di dalam realisasinya ada yang terlibat aktif, ada juga yang belum tersentuh," ucapnya.
Ia juga tak menampik anggaran dari pemerintah melalui APBN masih mengucur hingga tahun ini. Namun mengenai nilainya, ia belum bisa menjawab. "Saya harus lihat dulu besaran anggarannya berapa dan sudah sejauhmana (penggunaannya). Yang jelas itu masih berjalan," pungkasnya.
(thm)