Perlintasan Liar Kereta Api di Cengkareng Kembali Makan Korban
A
A
A
JAKARTA - Perlintasan liar kereta api kembali memakan korban, seorang anggota Satpol PP, Budi Wiyono (51) tewas mengenaskan. Pasalnya, sepeda motor yang dikendarainya diseruduk kereta bandara di kawasan rel Basmol, Jembatan Gantung, Cengkareng, Jakarta Barat, Sabtu 20 Januari 2018 pagi.
Peristiwa itu membuat Budi terhempas puluhan meter, sepeda motor terjebur ke kali Pesanggrahan yang ada di kawasan itu.
Kasatwilantas Jakarta Barat, AKBP Sudarmanto mengatakan, sebelum kejadian, anggota Satpol PP Kelurahan Krendang itu telah diperingatkan oleh sejumlah warga agar tak menerobos. Namun hal itu diacuhkan, ia nekat menerobos.
"Beberapa orang telah kami periksa terkait kejadian ini, korban kemudian dibawa warga ke RSUD Cengkareng," ucap Sudarmanto ketika dikonfirmasi, Minggu (21/1/2018).
Kini jenazah Budi telah disemayamkan oleh keluarganya di kawasan Tangerang, Banten. Sementara sepeda motornya diamankan ke kantor lantas, Samsat, Daan Mogot, Jakarta Barat. (Baca Juga: Kerap Makan Korban, Perlintasan Sebidang Perlu Penanganan Khusus
Kejadian yang menimpa Budi bukan kali pertama, di tempat Budi meregang nyawa sendiri telah ada empat kejadian kecelakaan pada tahun 2017, dua di antaranya menyebabkan korban meninggal.
Sadar akan kejadian itu. Warga kemudian membuat palang pintu otomatis mirip parkiran di mal melalui swadaya. Namun karena lokasinya cukup padat, palang pintu itu tak juga membuat korban berkurang.
"Karena itu kami menggunkan warga sekitar untuk membantu pengendara. Mereka dibagi dalam dua sif selama sehari," kata Bambang (36), warga sekitar.
Meskipun telah dijaga, namun hal tersebut tidak mampu menekan angka kecelakaan di kawasan itu. Setiap tahunnya selalu saja ada korban yang tewas lantaran nekat melintas. (Baca Juga: Terios Ditabrak KA Pengangkut Batubara di Ciputat, 3 Orang Tewas
Senior Manager Humas Daop 1, Edi Kuswoyo mengakui, perlintasan liar cukup berbahaya. Karena itu dirinya mendorong agar perlintasan liar ditutup. Hanya saja mengenai kebijakan ini harus dilakukan oleh pemda setempat.
"Perlintasan liar sangat rawan. Kami tidak bisa menutup karena itu kewenangan pemda. Tugas kami pun hanya sebatas memantau dan mengingatkan," kata Edi.
Sejauh ini, Edi mengatakan, dari 540 titik perlintasan sebidang di wilayahnya, 57% di antaranya merupakan perlintasan liar, atau 309 titik. Sementara untuk perlintasan resmi sedikitnya hanya ada 172 titik. "Yang sudah di flyover ada 45 dan di underpass ada 14," tuturnya.
Terkait soal perlintasan liar, Edi mengatakan, pihaknya masih mencari solusi bersama dengan Pemprov DKI untuk menutup lokasi lokasi itu. Karena itu, dibutuhkan kerja sama menyeluruh semua instansi.
Senada Wakadishub DKI Jakarta, Sigit Wijatmoko mengatakan, rapat tentang perlintasan liar telah dilakukan pihaknya. Beberapa titik telah tertup, di antaranya perlintasan Angke, perlintasan Pejompongan, Stasiun Senen, dan Roxy.
"Ini dikarena di tempat itu sudah ada jalur alternatif. Seperti flyover dan underpass," ucapnya. (Baca Juga: Usai Urus E-KTP, Dua Remaja Putri Tewas Ditabrak Kereta Api
Kini terhadap perlintasan yang ada. Sigit telah meminta bantuan kepada lurah maupun camat untuk mensosialisasikan hal itu. Sebab dalam beberapa kasus terlihat banyak warga yang kemudian membuka kembali perlintasan. "Ini terjadi di Roxy,” tutupnya.
Peristiwa itu membuat Budi terhempas puluhan meter, sepeda motor terjebur ke kali Pesanggrahan yang ada di kawasan itu.
Kasatwilantas Jakarta Barat, AKBP Sudarmanto mengatakan, sebelum kejadian, anggota Satpol PP Kelurahan Krendang itu telah diperingatkan oleh sejumlah warga agar tak menerobos. Namun hal itu diacuhkan, ia nekat menerobos.
"Beberapa orang telah kami periksa terkait kejadian ini, korban kemudian dibawa warga ke RSUD Cengkareng," ucap Sudarmanto ketika dikonfirmasi, Minggu (21/1/2018).
Kini jenazah Budi telah disemayamkan oleh keluarganya di kawasan Tangerang, Banten. Sementara sepeda motornya diamankan ke kantor lantas, Samsat, Daan Mogot, Jakarta Barat. (Baca Juga: Kerap Makan Korban, Perlintasan Sebidang Perlu Penanganan Khusus
Kejadian yang menimpa Budi bukan kali pertama, di tempat Budi meregang nyawa sendiri telah ada empat kejadian kecelakaan pada tahun 2017, dua di antaranya menyebabkan korban meninggal.
Sadar akan kejadian itu. Warga kemudian membuat palang pintu otomatis mirip parkiran di mal melalui swadaya. Namun karena lokasinya cukup padat, palang pintu itu tak juga membuat korban berkurang.
"Karena itu kami menggunkan warga sekitar untuk membantu pengendara. Mereka dibagi dalam dua sif selama sehari," kata Bambang (36), warga sekitar.
Meskipun telah dijaga, namun hal tersebut tidak mampu menekan angka kecelakaan di kawasan itu. Setiap tahunnya selalu saja ada korban yang tewas lantaran nekat melintas. (Baca Juga: Terios Ditabrak KA Pengangkut Batubara di Ciputat, 3 Orang Tewas
Senior Manager Humas Daop 1, Edi Kuswoyo mengakui, perlintasan liar cukup berbahaya. Karena itu dirinya mendorong agar perlintasan liar ditutup. Hanya saja mengenai kebijakan ini harus dilakukan oleh pemda setempat.
"Perlintasan liar sangat rawan. Kami tidak bisa menutup karena itu kewenangan pemda. Tugas kami pun hanya sebatas memantau dan mengingatkan," kata Edi.
Sejauh ini, Edi mengatakan, dari 540 titik perlintasan sebidang di wilayahnya, 57% di antaranya merupakan perlintasan liar, atau 309 titik. Sementara untuk perlintasan resmi sedikitnya hanya ada 172 titik. "Yang sudah di flyover ada 45 dan di underpass ada 14," tuturnya.
Terkait soal perlintasan liar, Edi mengatakan, pihaknya masih mencari solusi bersama dengan Pemprov DKI untuk menutup lokasi lokasi itu. Karena itu, dibutuhkan kerja sama menyeluruh semua instansi.
Senada Wakadishub DKI Jakarta, Sigit Wijatmoko mengatakan, rapat tentang perlintasan liar telah dilakukan pihaknya. Beberapa titik telah tertup, di antaranya perlintasan Angke, perlintasan Pejompongan, Stasiun Senen, dan Roxy.
"Ini dikarena di tempat itu sudah ada jalur alternatif. Seperti flyover dan underpass," ucapnya. (Baca Juga: Usai Urus E-KTP, Dua Remaja Putri Tewas Ditabrak Kereta Api
Kini terhadap perlintasan yang ada. Sigit telah meminta bantuan kepada lurah maupun camat untuk mensosialisasikan hal itu. Sebab dalam beberapa kasus terlihat banyak warga yang kemudian membuka kembali perlintasan. "Ini terjadi di Roxy,” tutupnya.
(mhd)