Ribuan Ikan Warga Mati Mendadak, Antam Janji Bantu Pemilik Kolam
A
A
A
BOGOR - Manajemen PT Antam Tbk Unit Bisnis Pertambangan Emas (UBPE) Pongkor berjanji segera memberikan bantuan kepada para pemilik kolam ikan di Kampung Sidempok, Desa Bantar Karet, Nanggung, Kabupaten Bogor.
Vice President Corporate Social Responsibility Human Resource & Finance PT Antam UBPE Pongkor, Resna Handayani, mengaku prihatin dan menyesalkan penemuan ribuan ikan yang mati di kolam warga Desa Bantarkaret, Nanggung, Kabupaten Bogor.
"Kami prihatin atas kejadian ini dan akan memberikan bantuan kepada pemilik kolam. Saat ini kami juga melakukan penanganan taktis dan cepat terkait hal ini dan investigasi lebih lanjut," ujar Resna melalui keterangan persnya yang diterima wartawan, Rabu (20/12/2017).
Ia menyebutkan, atas keluhan warga tersebut Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bogor telah mengambil sampel air Sungai Bondongan untuk mengetahui kandungan air. (Baca: Ribuan Ikan di Bogor Mati Mendadak Diduga Tercemar Limbah)
Pihaknya juga telah mengirim empat sampel ikan mati milik warga serta air kolam ke laboratorium eksternal PT Water Laboratory Nusantara (PT WLN Indonesia) di Bogor untuk dicek lebih lanjut.
"Pengecekan laboratorium eksternal perlu dilakukan untuk mendapatkan data valid perihal kondisi ikan mati dan air kolam" tuturnya.
Pihaknya meminta masyarakat agar menunggu data laboratorium WLN dan dari DLH Kabupaten agar dugaan terjadinya kebocoran IPAL itu tidak simpang siur. "Kami mengimbau warga agar tidak terprovokasi pihak-pihak tidak bertanggung jawab yang memanfaatkan situasi dan kondisi ini," tandasnya.
Berdasarkan data laboratorim PT Antam Tbk UBPE Pongkor, kondisi air Sungai Bondongan yang selama ini digunakan warga untuk keperluan peternakan ikan masih memenuhi baku mutu. "Sebagai perusahaan negara kamu berkomitmen terhadap praktik operasional yang baik," ungkapnya.
Terkait adanya informasi sejumlah warga yang melakukan pemeriksaan ke puskesmas dan klinik PT Antam Tbk UBPE Pongkor, Resna menyatakan saat ini pihaknya tengah melakukan inventarisir data pemeriksaan tersebut.
"Saat ini kami sedang inventarisir datanya. Sekali lagi mohon menunggu dan tidak terburu-buru memberikan pernyataan yang berlebihan. Karena sebagian warga ternyata memang memiliki riwayat penyakit, seperti darah tinggi dan sakit mag," katanya.
Vice President Corporate Social Responsibility Human Resource & Finance PT Antam UBPE Pongkor, Resna Handayani, mengaku prihatin dan menyesalkan penemuan ribuan ikan yang mati di kolam warga Desa Bantarkaret, Nanggung, Kabupaten Bogor.
"Kami prihatin atas kejadian ini dan akan memberikan bantuan kepada pemilik kolam. Saat ini kami juga melakukan penanganan taktis dan cepat terkait hal ini dan investigasi lebih lanjut," ujar Resna melalui keterangan persnya yang diterima wartawan, Rabu (20/12/2017).
Ia menyebutkan, atas keluhan warga tersebut Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bogor telah mengambil sampel air Sungai Bondongan untuk mengetahui kandungan air. (Baca: Ribuan Ikan di Bogor Mati Mendadak Diduga Tercemar Limbah)
Pihaknya juga telah mengirim empat sampel ikan mati milik warga serta air kolam ke laboratorium eksternal PT Water Laboratory Nusantara (PT WLN Indonesia) di Bogor untuk dicek lebih lanjut.
"Pengecekan laboratorium eksternal perlu dilakukan untuk mendapatkan data valid perihal kondisi ikan mati dan air kolam" tuturnya.
Pihaknya meminta masyarakat agar menunggu data laboratorium WLN dan dari DLH Kabupaten agar dugaan terjadinya kebocoran IPAL itu tidak simpang siur. "Kami mengimbau warga agar tidak terprovokasi pihak-pihak tidak bertanggung jawab yang memanfaatkan situasi dan kondisi ini," tandasnya.
Berdasarkan data laboratorim PT Antam Tbk UBPE Pongkor, kondisi air Sungai Bondongan yang selama ini digunakan warga untuk keperluan peternakan ikan masih memenuhi baku mutu. "Sebagai perusahaan negara kamu berkomitmen terhadap praktik operasional yang baik," ungkapnya.
Terkait adanya informasi sejumlah warga yang melakukan pemeriksaan ke puskesmas dan klinik PT Antam Tbk UBPE Pongkor, Resna menyatakan saat ini pihaknya tengah melakukan inventarisir data pemeriksaan tersebut.
"Saat ini kami sedang inventarisir datanya. Sekali lagi mohon menunggu dan tidak terburu-buru memberikan pernyataan yang berlebihan. Karena sebagian warga ternyata memang memiliki riwayat penyakit, seperti darah tinggi dan sakit mag," katanya.
(thm)