Elpiji 3 Kg Sudah Dua Pekan Langka, Warga Bogor Mulai Frustasi
A
A
A
BOGOR - Kelangkaan gas elpiji 3 kilogram (kg) di wilayah Kota Bogor yang sudah berlangsung lebih dari dua pekan dikeluhkan masyarakat. Operasi pasar yang dijalankan sejak Senin hingga Kamis ini di beberapa kelurahan di Kota Bogor, malah dikeluhkan masyarakat, karena tidak merata.
Untuk mendapat isi ulang gas bersubsidi itu di kios maupun pengecer, masih sangat sulit. Kalaupun ada, harganya melambung tinggi. Kondisi ini membuat warga mulai frustasi. Dian Rosdiana (26), warga Bantar Kemang, Bogor Timur, mengaku, dia beserta sejumlah ibu rumah tangga sudah mendatangi beberapa kios dan pengecer gas elpiji, namun hasilnya nihil alias stoknya kosong. "Terpaksa tidak memasak, jadi beli lauk matang saja," tutur Dian, Kamis (7/12/2017).
Hal senada diungkapkan Herlina (35), ibu rumah tangga asal Pamoyanan, Bogor Selatan. Dia mengaku sudah dua pekan terakhir mencari gas melon di sejumlah pengecer, namun tak kunjung didapat. "Di warung barusan ada baru datang, tapi harganya naik jadi Rp24 ribu dari Rp20 ribu sebelumnya," kata Herlina.
Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) dan Pemkot Bogor sejatinya sudah empat hari terakhir melakukan operasi pasar sebagai upaya untuk mengatasi kelangkaan gas elpiji 3 kg. Sayangnya operasi pasar tersebut hanya dilakukan di beberapa lokasi."Kelangkaan gas kan di seluruh Kota Bogor, masa operasi pasar cuma di beberapa titik saja. Harusnya setiap kelurahan dong," ucap Ridwan (45), warga Tajur, Bogor Selatan.
Warga berharap pemerintah segera turun tangan untuk mengatasi kelangkaan gas elpiji 3 kg ini. Karena selain menimbulkan keresahan, juga menjadi ajang untuk mengambil keuntungan sepihak dari pengecer. "Sadis emang. Orang sedang kesusahan malah dimanfaatin," ujar Rini (27), warga Pabaton, Bogor Tengah.
Untuk mendapat isi ulang gas bersubsidi itu di kios maupun pengecer, masih sangat sulit. Kalaupun ada, harganya melambung tinggi. Kondisi ini membuat warga mulai frustasi. Dian Rosdiana (26), warga Bantar Kemang, Bogor Timur, mengaku, dia beserta sejumlah ibu rumah tangga sudah mendatangi beberapa kios dan pengecer gas elpiji, namun hasilnya nihil alias stoknya kosong. "Terpaksa tidak memasak, jadi beli lauk matang saja," tutur Dian, Kamis (7/12/2017).
Hal senada diungkapkan Herlina (35), ibu rumah tangga asal Pamoyanan, Bogor Selatan. Dia mengaku sudah dua pekan terakhir mencari gas melon di sejumlah pengecer, namun tak kunjung didapat. "Di warung barusan ada baru datang, tapi harganya naik jadi Rp24 ribu dari Rp20 ribu sebelumnya," kata Herlina.
Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) dan Pemkot Bogor sejatinya sudah empat hari terakhir melakukan operasi pasar sebagai upaya untuk mengatasi kelangkaan gas elpiji 3 kg. Sayangnya operasi pasar tersebut hanya dilakukan di beberapa lokasi."Kelangkaan gas kan di seluruh Kota Bogor, masa operasi pasar cuma di beberapa titik saja. Harusnya setiap kelurahan dong," ucap Ridwan (45), warga Tajur, Bogor Selatan.
Warga berharap pemerintah segera turun tangan untuk mengatasi kelangkaan gas elpiji 3 kg ini. Karena selain menimbulkan keresahan, juga menjadi ajang untuk mengambil keuntungan sepihak dari pengecer. "Sadis emang. Orang sedang kesusahan malah dimanfaatin," ujar Rini (27), warga Pabaton, Bogor Tengah.
(thm)