Layanan Kereta Api Bandara Berkelas Eropa
A
A
A
JAKARTA - Kereta Api Bandara Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) yang rencananya beroperasi mulai Jumat (1/12/2017) menjadi sejarah baru transportasi Indonesia. Fasilitas dan layanan KA ini serba istimewa lantaran didukung dengan teknologi canggih layaknya di Eropa dan Jepang.
Beragam keunggulan ini membuat Jakarta nantinya tak kalah dengan kota-kota lain di dunia seperti Paris, London, Frankfurt, Berlin, Beijing, Hong Kong dan Tokyo. Di kota-kota tersebut, layanan menuju bandara sudah terhubung dengan kereta supercepat sehingga sangat membantu para calon penumpang pesawat. Meski tergolong baru, KA Bandara Soetta juga langsung beroperasi hampir sehari penuh dengan jarak antarperjalanan (headway) sekitar 30 menit.
Operasional KA Bandara Soetta menyusul kesuksesan yang dicatat KA Bandara Kualananamu-Medan sejak 2013 lalu. Tahun 2018, giliran KA Bandara Adisoemarmo-Stasiun Solobalapan dan KA Bandara Internasional Minangkabau-Padang akan beroperasi. Setahun berikutnya rencananya juga dioperasikan KA Bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA)-Yogyakarta.
Dari pengamatan di sejumlah stasiun khusus KA Bandara Soetta kemarin, sejumlah pekerja masih mengebut pekerjaan pada tahap akhir. Di Stasiun Sudirman Baru (BNI City), tampak beberapa petugas mencuci peron dan tangga. Sementara sebagian pekerja lain masih sibuk menurunkan balok-balok beton dengan dibantu alat berat. Pemasangan vending machine sudah mulai dilakukan. Demikian pula untuk layanan parkir, saat ini sudah disiapkan matang.
Di stasiun lainnya, seperti Stasiun Duri (Tambora), Stasiun Batu Ceper (Tangerang) dan Stasiun Bandara Soetta juga mulai rapi. Di Stasiun Duri, peron untuk Commuter Linedan KA Bandara sudah dipisah. Adapun di Stasiun Batu Ceper, perluasan stasiun sudah dilakukan demi mengakomodir jalur dan penumpang dua kereta. Pembangunan jembatan layang pun terus dipercepat pengerjaannya.
Di tengah belum tuntasnya pengerjaan tersebut, Menteri BUMN Rini Soemarno optimistis operasional KA Bandara Soetta tak meleset. Selasa (28/11), Rini turut mengujicoba KA ini dari Bandara Soetta hingga Sudirman Baru sebelum diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada Jumat (1/12) atau awal Desember. “Saat uji coba tadi, semua berjalan lancar," kata Rini.
Guna menyosialisasikan dan menarik minat penumpang, pada tahap awal nanti tarif yang berlaku adalah promo, yakni Rp20.000-30.000 per sekali jalan. Mulai 1 Januari 2018, tarif yang berlaku adalah normal yakni Rp100.000 sekali jalan.
Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Agus Suyatno menilai tarif KA Bandara sebesar Rp100.000 masih wajar selama PT KAI memberikan pelayanan prima kepada para pengguna transportasi ini. "Yang penting pelayanan konsumen bisa terpenuhi terutama ketepatan waktu menuju bandara," ujar dia. Dia meyakni KA ini akan menjadi primadona bagi masyarakat, sebab pilihan jalur darat sudah tidak memberikan kepastian waktu terutama di jam-jam sibuk.
Pengamat transportasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Danang Parakesit merespons positif diluncurkannya KA Bandara ini karena merupakan inovasi yang baik. Namun untuk mempermudah penumpang pelayanan harus dimaksimalkan dengan integrasi di beberapa stasiun.
Danang mencontohkan seperti di Stasiun Sudirman Baru, sekalipun bersinggungan dengan commuter line, Transjakarta, hingga mass rapid transit (MRT) pada beberapa tahun nanti, namun hingga kini integrasi maupun rancangannya belum terlihat. Penumpang Transjakarta misalnya harus menyeberangi Jalan Sudirman-Thamrin yang luas untuk mencapai stasiun ini. Demikian pula para penumpang KRL Commuter Line yang harus berjalan menyusuri terowongan dengan trotoar kecil. “Di sinilah tugas Pemprov DKI bersama KAI menyatukan semua moda transportasi itu,” ujarnya.
Pakar manajemen komunikasi Universitas Indonesia (UI) Ali Berawi menilai KA Bandara merupakan bentuk moda transportasi publik yang berkelanjutan. Selain itu KA Bandara juga ramah lingkungan dan efisien baik dari waktu dan biaya. Diharapkan dengan adanya integrasi moda yang berpusat di kawasan Dukuh Atas, akan ada peningkatan aksesibilitas penumpang.
“Perpindahan penumpang akan semakin baik dengan terhubungnya semua transportasi publik sepeti MRT, LRT, KRL, busways dan KA Bandara," katanya.
Kehadiran KA Bandara sangat membantu masyarakat yang ingin mengakses ke bandara. Agar bisa mengurangi kemacetan lalu lintas secara signifikan, menurutnya, ke depan perlu dilakuan pengembangan dan perluasan jaringan layanan KA ini, misalnya terhubung dengan LRT dan MRT.
KA Bandara akan menjadi pilihan baru dan diminati karena yang paling dicari masyarakat saat menggunakan transportasi umum adalah soal ketepatan waktu, harga terjangkau, keamanan dan kenyamanan. "Selain itu juga ada interkoneksi yang mudah dengan transportasi umum lainnya," paparnya.
Pada 2016 jumlah penumpang pesawat di Bandara Soetta mencapai 95,2 juta orang. Terdiri dari penumpang domestik 80,4 juta dan penumpang internasional.
Fasilitas Modern di Stasiun
Direktur Utama PT Railink Heru Kuswanto mengungkapkan, jarak tempuh yang dilayani KA Bandara Soetta antara Stasiun Manggarai hingga Bandara Soetta mencapai 36,3 km. Pada tahap awal pengoperasian, KA Bandara Soetta belum bisa melayani naik turun penumpang di Manggarai, karena masih dalam proses pembangunan peron, dan jalur. Stasiun Sudirman Baru (BNI City) merupakan city railway station (CRS) yang dilengkapi dengan fasilitas city check in, baggage handling, area komersial terpadu, gerai ATM, business center, dan lain-lain. Railink juga membangun sistem ticketing secara inhouse bernama Airport Railway Ticketing System (ARTS). Ini adalah produk sistem ticketing pertama yang dibangun oleh KAI.
Sistem ARTS ini dibangun dengan mengadopsi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi mutakhir berbasis cashless.
Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah berharap, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, selaku mantan Direktur Utama Angkasa Pura II dapat memberikan fasilitas penunjang bagi para penumpang di stasiun Batuceper agar dapat memaksimalkan moda transportasi yang dipersiapkan pemerintah. "Kalau bisa tolong dibuatkan jembatan, jadi supaya warga bisa menyeberang ke stasiun dengan aman,” pintanya.
Selain itu perlunya stasiun tambahan di wilayah Kecamatan Neglasari, supaya warga bisa naik KA Bandara dari lokasi tersebut. Kalau bisa pembangunannya juga diterusin sampai ke wilayah Teluknaga dan Bojongrenget, biar bisa mengurangi beban macet di area sekitar Bandara Soekarno-Hatta juga," pungkasnya.
Terakit peresmian KA Bandara, Humas PT KAI Agus Komarudin mengaku saat ini tengah dimatangkan antara PT Railink selaku operator KA Bandara, PT Angkasa Pura II, PT KAI, PT KCI, hingga Daop 1. Soal belum diaktifkannya Stasiun Manggarai sebagai perjalanan dan titik awal pemberangkatan, hal itu karena masih proses pembangunan.
Di sisi lain, keberadaan KA Bandara ini diharapkan mampu menambah alternatif berkendara transportasi umum bagi masyarakat dan memperbaiki akses ke bandara terbesar di Indoenesia ini.
"Pengalaman membuktikan bahwa pengoperasian KA Bandara Kualanamu ternyata mampu memperbaiki rating Bandara Kualanamu terkait aksesibilitas," tambahnya.
Ke depannya diharapkan KA ini dapat memperluas jangkauan layanan hingga ke Bekasi, Bogor, Jakarta kota, dan lain-lain. Untuk memaksimalkan KA Bandara, Daop 1 PT KAI juga menghapuskan perjalanan commuter line, Tangerang-Duri, dan sebaliknya. “Ada 10 perjalanan yang dihapus. Jadi awal Desember nanti hanya 80 perjalanan KA,” tutur Senior Manager Humas Daop 1 Suprapto. (Yan Yusuf/R Ratna Purnama/Hasan Kurniawan)
Beragam keunggulan ini membuat Jakarta nantinya tak kalah dengan kota-kota lain di dunia seperti Paris, London, Frankfurt, Berlin, Beijing, Hong Kong dan Tokyo. Di kota-kota tersebut, layanan menuju bandara sudah terhubung dengan kereta supercepat sehingga sangat membantu para calon penumpang pesawat. Meski tergolong baru, KA Bandara Soetta juga langsung beroperasi hampir sehari penuh dengan jarak antarperjalanan (headway) sekitar 30 menit.
Operasional KA Bandara Soetta menyusul kesuksesan yang dicatat KA Bandara Kualananamu-Medan sejak 2013 lalu. Tahun 2018, giliran KA Bandara Adisoemarmo-Stasiun Solobalapan dan KA Bandara Internasional Minangkabau-Padang akan beroperasi. Setahun berikutnya rencananya juga dioperasikan KA Bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA)-Yogyakarta.
Dari pengamatan di sejumlah stasiun khusus KA Bandara Soetta kemarin, sejumlah pekerja masih mengebut pekerjaan pada tahap akhir. Di Stasiun Sudirman Baru (BNI City), tampak beberapa petugas mencuci peron dan tangga. Sementara sebagian pekerja lain masih sibuk menurunkan balok-balok beton dengan dibantu alat berat. Pemasangan vending machine sudah mulai dilakukan. Demikian pula untuk layanan parkir, saat ini sudah disiapkan matang.
Di stasiun lainnya, seperti Stasiun Duri (Tambora), Stasiun Batu Ceper (Tangerang) dan Stasiun Bandara Soetta juga mulai rapi. Di Stasiun Duri, peron untuk Commuter Linedan KA Bandara sudah dipisah. Adapun di Stasiun Batu Ceper, perluasan stasiun sudah dilakukan demi mengakomodir jalur dan penumpang dua kereta. Pembangunan jembatan layang pun terus dipercepat pengerjaannya.
Di tengah belum tuntasnya pengerjaan tersebut, Menteri BUMN Rini Soemarno optimistis operasional KA Bandara Soetta tak meleset. Selasa (28/11), Rini turut mengujicoba KA ini dari Bandara Soetta hingga Sudirman Baru sebelum diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada Jumat (1/12) atau awal Desember. “Saat uji coba tadi, semua berjalan lancar," kata Rini.
Guna menyosialisasikan dan menarik minat penumpang, pada tahap awal nanti tarif yang berlaku adalah promo, yakni Rp20.000-30.000 per sekali jalan. Mulai 1 Januari 2018, tarif yang berlaku adalah normal yakni Rp100.000 sekali jalan.
Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Agus Suyatno menilai tarif KA Bandara sebesar Rp100.000 masih wajar selama PT KAI memberikan pelayanan prima kepada para pengguna transportasi ini. "Yang penting pelayanan konsumen bisa terpenuhi terutama ketepatan waktu menuju bandara," ujar dia. Dia meyakni KA ini akan menjadi primadona bagi masyarakat, sebab pilihan jalur darat sudah tidak memberikan kepastian waktu terutama di jam-jam sibuk.
Pengamat transportasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Danang Parakesit merespons positif diluncurkannya KA Bandara ini karena merupakan inovasi yang baik. Namun untuk mempermudah penumpang pelayanan harus dimaksimalkan dengan integrasi di beberapa stasiun.
Danang mencontohkan seperti di Stasiun Sudirman Baru, sekalipun bersinggungan dengan commuter line, Transjakarta, hingga mass rapid transit (MRT) pada beberapa tahun nanti, namun hingga kini integrasi maupun rancangannya belum terlihat. Penumpang Transjakarta misalnya harus menyeberangi Jalan Sudirman-Thamrin yang luas untuk mencapai stasiun ini. Demikian pula para penumpang KRL Commuter Line yang harus berjalan menyusuri terowongan dengan trotoar kecil. “Di sinilah tugas Pemprov DKI bersama KAI menyatukan semua moda transportasi itu,” ujarnya.
Pakar manajemen komunikasi Universitas Indonesia (UI) Ali Berawi menilai KA Bandara merupakan bentuk moda transportasi publik yang berkelanjutan. Selain itu KA Bandara juga ramah lingkungan dan efisien baik dari waktu dan biaya. Diharapkan dengan adanya integrasi moda yang berpusat di kawasan Dukuh Atas, akan ada peningkatan aksesibilitas penumpang.
“Perpindahan penumpang akan semakin baik dengan terhubungnya semua transportasi publik sepeti MRT, LRT, KRL, busways dan KA Bandara," katanya.
Kehadiran KA Bandara sangat membantu masyarakat yang ingin mengakses ke bandara. Agar bisa mengurangi kemacetan lalu lintas secara signifikan, menurutnya, ke depan perlu dilakuan pengembangan dan perluasan jaringan layanan KA ini, misalnya terhubung dengan LRT dan MRT.
KA Bandara akan menjadi pilihan baru dan diminati karena yang paling dicari masyarakat saat menggunakan transportasi umum adalah soal ketepatan waktu, harga terjangkau, keamanan dan kenyamanan. "Selain itu juga ada interkoneksi yang mudah dengan transportasi umum lainnya," paparnya.
Pada 2016 jumlah penumpang pesawat di Bandara Soetta mencapai 95,2 juta orang. Terdiri dari penumpang domestik 80,4 juta dan penumpang internasional.
Fasilitas Modern di Stasiun
Direktur Utama PT Railink Heru Kuswanto mengungkapkan, jarak tempuh yang dilayani KA Bandara Soetta antara Stasiun Manggarai hingga Bandara Soetta mencapai 36,3 km. Pada tahap awal pengoperasian, KA Bandara Soetta belum bisa melayani naik turun penumpang di Manggarai, karena masih dalam proses pembangunan peron, dan jalur. Stasiun Sudirman Baru (BNI City) merupakan city railway station (CRS) yang dilengkapi dengan fasilitas city check in, baggage handling, area komersial terpadu, gerai ATM, business center, dan lain-lain. Railink juga membangun sistem ticketing secara inhouse bernama Airport Railway Ticketing System (ARTS). Ini adalah produk sistem ticketing pertama yang dibangun oleh KAI.
Sistem ARTS ini dibangun dengan mengadopsi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi mutakhir berbasis cashless.
Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah berharap, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, selaku mantan Direktur Utama Angkasa Pura II dapat memberikan fasilitas penunjang bagi para penumpang di stasiun Batuceper agar dapat memaksimalkan moda transportasi yang dipersiapkan pemerintah. "Kalau bisa tolong dibuatkan jembatan, jadi supaya warga bisa menyeberang ke stasiun dengan aman,” pintanya.
Selain itu perlunya stasiun tambahan di wilayah Kecamatan Neglasari, supaya warga bisa naik KA Bandara dari lokasi tersebut. Kalau bisa pembangunannya juga diterusin sampai ke wilayah Teluknaga dan Bojongrenget, biar bisa mengurangi beban macet di area sekitar Bandara Soekarno-Hatta juga," pungkasnya.
Terakit peresmian KA Bandara, Humas PT KAI Agus Komarudin mengaku saat ini tengah dimatangkan antara PT Railink selaku operator KA Bandara, PT Angkasa Pura II, PT KAI, PT KCI, hingga Daop 1. Soal belum diaktifkannya Stasiun Manggarai sebagai perjalanan dan titik awal pemberangkatan, hal itu karena masih proses pembangunan.
Di sisi lain, keberadaan KA Bandara ini diharapkan mampu menambah alternatif berkendara transportasi umum bagi masyarakat dan memperbaiki akses ke bandara terbesar di Indoenesia ini.
"Pengalaman membuktikan bahwa pengoperasian KA Bandara Kualanamu ternyata mampu memperbaiki rating Bandara Kualanamu terkait aksesibilitas," tambahnya.
Ke depannya diharapkan KA ini dapat memperluas jangkauan layanan hingga ke Bekasi, Bogor, Jakarta kota, dan lain-lain. Untuk memaksimalkan KA Bandara, Daop 1 PT KAI juga menghapuskan perjalanan commuter line, Tangerang-Duri, dan sebaliknya. “Ada 10 perjalanan yang dihapus. Jadi awal Desember nanti hanya 80 perjalanan KA,” tutur Senior Manager Humas Daop 1 Suprapto. (Yan Yusuf/R Ratna Purnama/Hasan Kurniawan)
(nfl)