Gubernur Anies Gunakan Pendekatan Gerakan untuk RPJMD Jakarta
A
A
A
JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan akan menggunakan pendekatan gerakan guna membangun Jakarta lima tahun ke depan. Hal itu ditunjukkan Gubernur saat membuka konsultasi publik RPJMD 2018-2022 di Balai Agung Balai Kota Jakarta, pada Rabu, 23 November 2017 kemarin.
Konsultasi publik yang dihadiri seluruh elemen masyarakat, perwakilan DPRD dan jajaran SKPD DKI Jakarta bertujuan untuk saling bertukar gagasan guna menentukan RPJMD 2018-2022. “Kita ingin sekali agar konsultasi publik ini bisa menjadi kesempatan bertukar pikiran gagasan informasi dan perspektif sebagai pegangan menyusun RPJMD kita,” kata Anies di Balai Kota.
Anies menegaskan, secara garis besar forum diskusi tersebut dapat mengeksplorasi lebih jauh tiga frame yang harus dijadikan pegangan, yakni gagasan, narasi dan aksi.
Ketiga frame itu, lanjut Anies, penting dijadikan bekal terlebih Pemprov DKI Jakarta lima tahun ke depan akan banyak memakai pendekatan gerakan dalam menentukan kebijakan.“Tiga frame ini kita ingin ada pada penyusunan RPJMD. Sebab, pendekatan yang kita ingin bangun lima tahun ke depan adalah pendekatan gerakan jadi semua harus terlibat, ide itu harus dijadikan narasi yang dipahami semua orang sehingga membuat semua orang punya aksi untuk terlibat," tegasnya.
Menurut Anies, keterlibatan warga dalam pembangunan kota dikenal sebagai kolaborasi. Namun, sebenarnya istilah kolaborasi telah lama digunakan oleh para pendiri bangsa yang dikenal dengan istilah gotong royong
“Kita ingin keterlibatan semua didorong dengan begitu kita ingin terbangun warga yang setara dilandasi semangat gotong royong sehingga RPJMD kita harus selalu memberikan ruang bagi warga untuk masuk dan berpartisipasi,” tuturnya.
Konsultasi publik yang dihadiri seluruh elemen masyarakat, perwakilan DPRD dan jajaran SKPD DKI Jakarta bertujuan untuk saling bertukar gagasan guna menentukan RPJMD 2018-2022. “Kita ingin sekali agar konsultasi publik ini bisa menjadi kesempatan bertukar pikiran gagasan informasi dan perspektif sebagai pegangan menyusun RPJMD kita,” kata Anies di Balai Kota.
Anies menegaskan, secara garis besar forum diskusi tersebut dapat mengeksplorasi lebih jauh tiga frame yang harus dijadikan pegangan, yakni gagasan, narasi dan aksi.
Ketiga frame itu, lanjut Anies, penting dijadikan bekal terlebih Pemprov DKI Jakarta lima tahun ke depan akan banyak memakai pendekatan gerakan dalam menentukan kebijakan.“Tiga frame ini kita ingin ada pada penyusunan RPJMD. Sebab, pendekatan yang kita ingin bangun lima tahun ke depan adalah pendekatan gerakan jadi semua harus terlibat, ide itu harus dijadikan narasi yang dipahami semua orang sehingga membuat semua orang punya aksi untuk terlibat," tegasnya.
Menurut Anies, keterlibatan warga dalam pembangunan kota dikenal sebagai kolaborasi. Namun, sebenarnya istilah kolaborasi telah lama digunakan oleh para pendiri bangsa yang dikenal dengan istilah gotong royong
“Kita ingin keterlibatan semua didorong dengan begitu kita ingin terbangun warga yang setara dilandasi semangat gotong royong sehingga RPJMD kita harus selalu memberikan ruang bagi warga untuk masuk dan berpartisipasi,” tuturnya.
(whb)