Awal Wanita Karier Terbujuk Rayu Napi Mengaku Kapten Kapal
A
A
A
TANGERANG - Seorang wanita karier yang bekerja di kawasan Bandara Soekarno Hatta (Seetta) berinisial MT (43), tertipu puluhan juta rupiah oleh seorang narapidana (napi) Lapas Kelas I Kebonwaru, Bandung, berinisial VDO alias VH, alias KS, alias Erlangga Saputra, alias Dimas (21).
Kapolresta Bandara Soetta Kombes Pol Arif Rachman mengatakan, kasus tersebut berawal dari perkenalan pelaku dengan korban melalui akun jejaring sosial pencari jodoh, Sweet Ring, sejak satu bulan lalu.
"Pelaku mengaku kepada korban bernama Erlangga Saputra, seorang kapten kapal tanker PT Andika Larasati di Singapura," ujar Kombes Arif di Polresta Bandara Soetta, Kamis 16/11/2017).
Kepada korban, pelaku mengaku tinggal di Singapura dan sedang pergi berlayar ke Pulau Breuh, Aceh. Pelaku juga mengaku seorang duda dengan dua orang anak dan ibunya sedang sakit keras.
"Korban mulai tertarik dengan pelaku saat dia menyatakan tertarik dengan korban dan ingin menikahinya. Pada 11 Oktober 2017 pelaku mengaku ingin cepat pulang ke Indonesia," kata Arif.
Pelaku mengaku ingin segera menemui korban dan mengurus pengobatan ibunya yang sedang sakit. Namun, pelaku terkendala akses tranportasi yang hanya bisa di tempuh dengan helikopter.
Lalu pelaku meminta korban untuk segera mentransfer uang senilai Rp9,3 juta untuk membantu akomodasi. Korban pun mengiyakan dan segera mentransfer uang yang diminta pelaku.
Pelaku juga meminta korban membantu mengurus surat pernikahan mereka dengan kembali mentransfer uang senilai Rp13,5 juta. Korban yang terbuai bujuk rayu pelaku, langsung menyanggupinya.
"Sejak perkenalan itu pelaku dan korban menjalin komunikasi mesra. Mereka bahkan kerap melakukan video call intim. Namun sejak itu juga pelaku kerap menguras uang korban," sebut Arif. (Baca: Wanita Karier Tertipu Napi Ngaku Kapten Kapal, Puluhan Juta Raib)
Korban mulai curiga dengan pelaku saat kembali diminta mentransfer uang senilai Rp33,1 juta. Alasannya untuk mencairkan gaji pelaku yang berada di Bank Garasi. Korban pun lalu bercerita dengan temannya bernama Santana.
Santana (32), rekan korban menceritakan, saat itu korban tampak stres. Korban terlihat seperti orang yang sedang banyak masalah. Ketika ditanya, awalnya korban tidak mau terbuka tentang masalahnya.
Namun, setelah didesak korban pun coba memberanikan diri bercerita. Santana yang melihat kejanggalan dari cerita korban lalu mengajaknya untuk sharing sekaligus melapor ke Polresta Bandara Soetta.
"Saya kasihan, korban sudah keluar uang puluhan juta rupiah. Jika tidak segera dilaporkan, korban bisa habis ratusan juta rupiah. Tapi saya bersyukur polisi cepat menangani kasus teman saya," tandasnya.
Kapolresta Bandara Soetta Kombes Pol Arif Rachman mengatakan, kasus tersebut berawal dari perkenalan pelaku dengan korban melalui akun jejaring sosial pencari jodoh, Sweet Ring, sejak satu bulan lalu.
"Pelaku mengaku kepada korban bernama Erlangga Saputra, seorang kapten kapal tanker PT Andika Larasati di Singapura," ujar Kombes Arif di Polresta Bandara Soetta, Kamis 16/11/2017).
Kepada korban, pelaku mengaku tinggal di Singapura dan sedang pergi berlayar ke Pulau Breuh, Aceh. Pelaku juga mengaku seorang duda dengan dua orang anak dan ibunya sedang sakit keras.
"Korban mulai tertarik dengan pelaku saat dia menyatakan tertarik dengan korban dan ingin menikahinya. Pada 11 Oktober 2017 pelaku mengaku ingin cepat pulang ke Indonesia," kata Arif.
Pelaku mengaku ingin segera menemui korban dan mengurus pengobatan ibunya yang sedang sakit. Namun, pelaku terkendala akses tranportasi yang hanya bisa di tempuh dengan helikopter.
Lalu pelaku meminta korban untuk segera mentransfer uang senilai Rp9,3 juta untuk membantu akomodasi. Korban pun mengiyakan dan segera mentransfer uang yang diminta pelaku.
Pelaku juga meminta korban membantu mengurus surat pernikahan mereka dengan kembali mentransfer uang senilai Rp13,5 juta. Korban yang terbuai bujuk rayu pelaku, langsung menyanggupinya.
"Sejak perkenalan itu pelaku dan korban menjalin komunikasi mesra. Mereka bahkan kerap melakukan video call intim. Namun sejak itu juga pelaku kerap menguras uang korban," sebut Arif. (Baca: Wanita Karier Tertipu Napi Ngaku Kapten Kapal, Puluhan Juta Raib)
Korban mulai curiga dengan pelaku saat kembali diminta mentransfer uang senilai Rp33,1 juta. Alasannya untuk mencairkan gaji pelaku yang berada di Bank Garasi. Korban pun lalu bercerita dengan temannya bernama Santana.
Santana (32), rekan korban menceritakan, saat itu korban tampak stres. Korban terlihat seperti orang yang sedang banyak masalah. Ketika ditanya, awalnya korban tidak mau terbuka tentang masalahnya.
Namun, setelah didesak korban pun coba memberanikan diri bercerita. Santana yang melihat kejanggalan dari cerita korban lalu mengajaknya untuk sharing sekaligus melapor ke Polresta Bandara Soetta.
"Saya kasihan, korban sudah keluar uang puluhan juta rupiah. Jika tidak segera dilaporkan, korban bisa habis ratusan juta rupiah. Tapi saya bersyukur polisi cepat menangani kasus teman saya," tandasnya.
(thm)