Enam Proyek Infrastruktur Segera Miliki Amdal, Kemacetan Tetap Ada

Sabtu, 11 November 2017 - 06:24 WIB
Enam Proyek Infrastruktur Segera Miliki Amdal, Kemacetan Tetap Ada
Enam Proyek Infrastruktur Segera Miliki Amdal, Kemacetan Tetap Ada
A A A
JAKARTA - Sejumlah proyek pembangunan infrastruktur di Jakarta segera memiliki izin analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) lalu lintas (lalin) pada bulan ini. Kemacetan di kawasan pembangunan tetap akan berjalan hingga proyek selesai Februari 2018 mendatang.

Kepala Bidang Rekayasa Lalu Lintas Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Priyanto, mengatakan, enam proyek pembangunan infrastruktur di Jakarta, yakni tiga underpass dan tiga flyover akan memiliki amdal lalin pada pertengahan bulan ini. Namun, kata Priyanto, meskipun sudah mengantongi amdal lalin kemacetan di kawasan pembangunan tak bisa dihindari. Sebab, kondisi jalan dan beban kendaraan yang ada tidak bisa dibendung. Pihaknya hanya bisa melakukan rekayasa lalu lintas sesuai tahap pengerjaan pembangunan.

"Amdal lalin sudah final dan akan dikeluarkan pada pertengahn bulan ini. Tapi kemacetan takan bisa terurai selama pembangunan berjalan. Apalagi informasinya pembangunan molor hingga Februari 2018," kata Priyanto di Gedung Tekhnis, Jatibaru, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (10/11/2017). (Baca:10 Proyek Infrastruktur di DKI Tak Miliki Amdal Lalin)

Priyanto menjelaskan, amdal lalin itu idealnya dikerjakan sebelum pelaksanan proyek. Tahapannya, kajian studi dan amdal lalin selama pelaksanaan dan setelah pembangunan, kemudian pengerjaan. Hal tersebut dilakukan oleh Dinas Bina Marga yang umumnya dikerjakan setahun sebelum pembangunan.

Akan tetapi, dengan dinamika lapangan yang fluktuatif, amdal lalin akhirnya harus disesuaikan. Misalnya, pembangunan A yang pelaksanaannya ditargetkan enam bulan dengan amdal lalin A, ternyata berbeda ketika proses pengerjaan di lapangan. Ada spot pembangunan yang berbentuaran dengan sempitnya jalan tetapi mobiltas kendaraan padat. Akhirnya, mau tidak mau ada perubahan lalin.

"Pengerjaan pembangunan itu kan per spot. Nah, di spot spot tertentu banyak ditemukan kendala jalan sempit, kendaraan banyak. Mau melebarkan, ada bangunan permanen, dibebaskan butuh waktu. Jadi rekayasa lalin akan berubah mengikuti tahapan pengerjaan dan kondisi jalan," ungkapnya.

Kepala Seksi Pengendalian Simpang Tak Sebidang Bidang Simpang dan Jalan Tidak Sebidang Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Hananto Krishna, menilai kendala lalu lintas di Jakarta menyebabkan pembangunan berjalan molor. Kemacetan di kawasan pembangunan bukan lantaran tidak adanya amdal lalin, melainkan padatnya kendaraan.

Menurut Hananto, nyaris tak mungkin amdal lalin tak ada di sebuah proyek pengerjaan yang berdampak terhadap arus lalu lintas. Dia menyatakan pihaknya terus berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan maupun kepolisian selama proses pengerjaan. "Amdal lalin itu kan berisi pengaturan traffic management, baik selama konstruksi maupun setelah flyover atau underpass tersebut dioperasikan," tandasnya.
(thm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5754 seconds (0.1#10.140)