Ini Potensi Tersembunyi di Sungai Cisadane Tangerang
A
A
A
TANGERANG - Potensi yang dimiliki Sungai Cisadane dinilai sangat besar. Dari segi pariwisata, sungai purba yang membelah Kota Tangerang ini bisa mendatangkan banyak wisatawan asing maupun lokal. Sedangkan dari unsur pemanfaatan airnya, sungai ini bisa digunakan sebagai pasokan utama sumber air bersih PDAM Tirta Benteng, Kota Tangerang. Demikian juga dari segi ekonomi, bisa membantu warga sekitar.
Hal itu terungkap saat diskusi ringan awak media bertajuk “Menggali Potensi Sungai Cisadane Sebagai Wisata Alam, Dalam Lingkup Sejarah” di pinggir Sungai Cisadane, Kamis (9/11/2017). Diskusi tersebut juga dihadiri puluhan mahasiswa semester 3 FISIP UNIS Tangerang. Dengan antusias, mereka mengikuti paparan materi dari masing-masing para nara sumber.
Diskusi ini menghadirkan budayawan Mukafhi "Miing" Solihin, Kabid Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Tangerang Rizal Ridolloh, dan Direktur PDAM Tirta Benteng Sumarya, dengan dipandu wartawan KORAN SINDO Hasan Kurniawan. "Sungai Cisadane sejak dulu sudah menjadi produk ekonomi warga yang ada di sekitarnya," uajr budayawan Mukafhi "Miing" Solihin, saat diskusi berlangsung.
Ia menjelaskan, dahulu kala Sungai Cisande dijadikan wilayah pertahanan dari serangan Batavia. Bahkan pada era 1990-an, sungai tersebut masih dijadikan sebagai akses lalu lintas pengiriman bambu. "Sebenarnya masih banyak potensi yang dimiliki Sungai Cisadane ini dan belum dikelola secara maksimal sebagai pusat pariwisata di Kota Tangerang, maupun dari segi perekonomian warganya," jelasnya.
Sementara Rizal Ridolloh mengatakan, Disbudpar sedang melakukan pengembangan terkait potensi Sungai Cisadane yang sangat besar. "Kami sadar, Sungai Cisadane adalah sumber kehidupan bagi warga Tangerang Raya. Sejak 1995 kami melaksanakan Festival Sungai Cisadane yang diselenggarakan hingga kini," ungkapnya.
Pihaknya juga telah melakukan sejumlah penataan di pinggir Sungai Cisadane dengan membuat taman bermain, flying deck, tempat makan atau kafe, dan kawasan hijau di sepanjang Cisadane. "Potensi wisata Sungai Cisadane memang tidak ada habisnya digali. Kami akui, pekerjaan rumah kami terkait Sungai Cisadane ini masih banyak. Karenanya, kami akan selalu berbuat," tandasnya.
Ke depan, pihaknya berencana membuat transportasi air di Sungai Cisadane yang akan menghubungkan Bogor ke Tangerang. Ada juga investor yang ingin membuat rumah makan terapung. "Namun untuk rumah makan terapung masih kita kaji, baik dari sektor keamanan, limbahnya, dan berbagai rencana teknis lainnya. Begitupun dengan transportasi airnya, masih dikaji terus," jelasnya.
Direktur PDAM Tirta Benteng Sumarya mengatakan, ada ribuan warga di Kota Tangerang yang saat ini menggantungkan hidupnya dari Sungai Cisadane melalui air bersih PDAM. "Air merupakan sumber pokok kehidupan manusia yang kedua, setelah udara. Sungai Cisadane sebagai pasokan utama sumber air bersih PDAM, kini sudah punya pelanggan di atas 40.000," katanya.
Ia menyebutkan, pengelolaan Sungai Cisadane sebagai pasokan air bersih PDAM mulai dilakukan sejak tahun 1930-an atau sejak dibangun bendungan air pintu 10 oleh Pemerintah Kolonial Hindia Belanda pada saat itu. "Sejak saat itu Pemerintah Kolonial Hindia Belanda telah melakukan pengelolaan Sungai Cisadane sebagai pasokan air bersih. Kami mengadopsi teknologi yang digunakan Belanda saat itu," jelasnya.
Pada tahun 1960-an, air Sungai Cisadane masih bersih, bahkan bisa langsung diminum. Namun, seiring dengan pesatnya pembangunan air sungai itu menjadi kotor dan banyak tercemar. "Dengan berjalannya waktu, warga mulai beralih memakai air tanah. Tapi jika terus digunakan, pasokan air tanah juga akan habis. Maka itu, kami mengolah air Cisadane menjadi air bersih," pungkasnya.
Hal itu terungkap saat diskusi ringan awak media bertajuk “Menggali Potensi Sungai Cisadane Sebagai Wisata Alam, Dalam Lingkup Sejarah” di pinggir Sungai Cisadane, Kamis (9/11/2017). Diskusi tersebut juga dihadiri puluhan mahasiswa semester 3 FISIP UNIS Tangerang. Dengan antusias, mereka mengikuti paparan materi dari masing-masing para nara sumber.
Diskusi ini menghadirkan budayawan Mukafhi "Miing" Solihin, Kabid Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Tangerang Rizal Ridolloh, dan Direktur PDAM Tirta Benteng Sumarya, dengan dipandu wartawan KORAN SINDO Hasan Kurniawan. "Sungai Cisadane sejak dulu sudah menjadi produk ekonomi warga yang ada di sekitarnya," uajr budayawan Mukafhi "Miing" Solihin, saat diskusi berlangsung.
Ia menjelaskan, dahulu kala Sungai Cisande dijadikan wilayah pertahanan dari serangan Batavia. Bahkan pada era 1990-an, sungai tersebut masih dijadikan sebagai akses lalu lintas pengiriman bambu. "Sebenarnya masih banyak potensi yang dimiliki Sungai Cisadane ini dan belum dikelola secara maksimal sebagai pusat pariwisata di Kota Tangerang, maupun dari segi perekonomian warganya," jelasnya.
Sementara Rizal Ridolloh mengatakan, Disbudpar sedang melakukan pengembangan terkait potensi Sungai Cisadane yang sangat besar. "Kami sadar, Sungai Cisadane adalah sumber kehidupan bagi warga Tangerang Raya. Sejak 1995 kami melaksanakan Festival Sungai Cisadane yang diselenggarakan hingga kini," ungkapnya.
Pihaknya juga telah melakukan sejumlah penataan di pinggir Sungai Cisadane dengan membuat taman bermain, flying deck, tempat makan atau kafe, dan kawasan hijau di sepanjang Cisadane. "Potensi wisata Sungai Cisadane memang tidak ada habisnya digali. Kami akui, pekerjaan rumah kami terkait Sungai Cisadane ini masih banyak. Karenanya, kami akan selalu berbuat," tandasnya.
Ke depan, pihaknya berencana membuat transportasi air di Sungai Cisadane yang akan menghubungkan Bogor ke Tangerang. Ada juga investor yang ingin membuat rumah makan terapung. "Namun untuk rumah makan terapung masih kita kaji, baik dari sektor keamanan, limbahnya, dan berbagai rencana teknis lainnya. Begitupun dengan transportasi airnya, masih dikaji terus," jelasnya.
Direktur PDAM Tirta Benteng Sumarya mengatakan, ada ribuan warga di Kota Tangerang yang saat ini menggantungkan hidupnya dari Sungai Cisadane melalui air bersih PDAM. "Air merupakan sumber pokok kehidupan manusia yang kedua, setelah udara. Sungai Cisadane sebagai pasokan utama sumber air bersih PDAM, kini sudah punya pelanggan di atas 40.000," katanya.
Ia menyebutkan, pengelolaan Sungai Cisadane sebagai pasokan air bersih PDAM mulai dilakukan sejak tahun 1930-an atau sejak dibangun bendungan air pintu 10 oleh Pemerintah Kolonial Hindia Belanda pada saat itu. "Sejak saat itu Pemerintah Kolonial Hindia Belanda telah melakukan pengelolaan Sungai Cisadane sebagai pasokan air bersih. Kami mengadopsi teknologi yang digunakan Belanda saat itu," jelasnya.
Pada tahun 1960-an, air Sungai Cisadane masih bersih, bahkan bisa langsung diminum. Namun, seiring dengan pesatnya pembangunan air sungai itu menjadi kotor dan banyak tercemar. "Dengan berjalannya waktu, warga mulai beralih memakai air tanah. Tapi jika terus digunakan, pasokan air tanah juga akan habis. Maka itu, kami mengolah air Cisadane menjadi air bersih," pungkasnya.
(thm)