Dikeliling Pencemaran Lingkungan, DKI Terjunkan Tim Ahli

Kamis, 02 November 2017 - 04:33 WIB
Dikeliling Pencemaran Lingkungan, DKI Terjunkan Tim Ahli
Dikeliling Pencemaran Lingkungan, DKI Terjunkan Tim Ahli
A A A
JAKARTA - Sejumlah kali di wilayah Jakarta Barat tercemar. Selain menjadi berwarna hitam pekat, kali juga memunculkan bau tak sedap.

Walaupun kali bebas dari sampah. Tak terlihat adanya sampah di sejumlah ruas kali, sebab sejumlah petugas melakukan pengerjaan memungut sampah dan menyingkirkannya ke bahu kali, sebelum akhirnya dibuang melalui alat berat.

Pantauan KORAN SINDO, pencemaran lingkungan terlihat di sejumlah titik, di antaranya anak Kali Sekretaris di sekitar Pasar Pesing hingga perbatasan dekat Mall Ciputra. Kali Mookevart yang ada di pinggiran Jalan Daan Mogot, Kali Grogol di depan Mall Taman Anggrek hingga menembus Banjir Kanal Barat di dekat Mall Season City, Kali Cengkareng Drain di kawasan Kapuk, Cengkareng‎, dan Kali Pesanggrahan di kawasan Kedoya dan menembus Cengkareng Drain.

Di beberap ruas itu, kali terlihat hitam pekat dan berbau menyengat, ada pula beberapa kali yang terlihat berwarna hijau seperti di anak Kali Sekretaris di sekitaran kawasan Pasar Pesing.

Di antara kali yang ada. Di sekitaran anak Kali Pesanggrahan, pinggir Jalan Tubagus Angke, kali penuh busa terlihat di bawah jembatan genit.

Menanggapi fenomena ini, Kasudin Lingkungan Hidup Jakarta Barat, Edi Mulyanto tak menampik ada perbedaan yang terjadi di ruas kali. Dia menyakini bahwa kali kali mengalami pencemaran.

"Memang biasanya berwarna coklat. Tapi kalau sudah hitam begini, berarti ada masalah," tuturnya ketika dikonfirmasi, Rabu 1 November 2017.

Setelah penemuan itu, Edy mengaku telah menerjunkan tim ahli untuk melakukan penyidikan. Pengambilan sample air kali hingga ‎menelusuri beberapa lokasi yang tercemar dilakukan pihaknya untuk mendapatkan titik terang pencemaran.

"Kita akan cek, mengetahui kondisi kali. Jangan sampai petugas saya (plh) air yang menjadi korbannya," ucap Edy.

Untuk merampungkan itu semua, Edy mengatakan, dibutuhkan waktu paling cepat 11 hari u‎ntuk mengetahui penyebab, termasuk unsur unsur ph air yang nantinya di cek di laboratorium lingkungan hidup Dinas Lingkungan Hidup. "Mereka telah bekerja. Nanti hasilnya saya sampaikan," tuturnya.

Sebelumnya, mengenai pencemaran, fenomena air berwarna juga terlihat di saluran air kawasan Sukabumi Selatan, Jakarta Barat sebulan lalu. Kala itu perubahan air setiap harinya terjadi, mulai dari berwarna merah, jingga, kuning, dan hitam.

Dinas Lingkungan Hidup, kata Edy, langsung memberikan sanksi. Diketahui penyebab pencemaran berasal dari ulah pengusaha konveksi yang kemudian membuang air bekas cuci sembarang.

"Mereka kemudian diberi sanksi dipaksa membuat ipal dan administratif," tuturnya.

Kini terhadap pencemaran kali sendiri, Edy mengatakan pihaknya langsung memanggil 24 pengusaha yang diduga kuat melakukan pencemaran. Mereka pun diingatkan untuk tidak membuang benda maupun cairan sembarang yang dapat menyebabkan pencemaran.

‎Yanti (39), salah seorang warga di kawasan Daan Mogot mengakui fenomena demikian cukup aneh. Biasanya kali ini di sini berwarna coklat susu, namun setelah dua hari, kali menjadi berwarna hitam pekat. "Nah bau juga cukup busuk, seperti bau benda terbakar," tuturnya.

Yanti yang rumahnya hanya berjarak beberapa meter dari bibir kali mengaku cukup terganggu dengan bau itu. Sebab, selain membuat gangungan di indera penciumannya. Busa pencemaran juga acap kali sampai ke halaman belakang rumahnya.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4369 seconds (0.1#10.140)