Pembangunan Underpass Mampang Molor Akibat Dua Utilitas
A
A
A
JAKARTA - Proyek pembangunan underpass Mampang-Kuningan terancam tidak bisa diselesaikan tahun ini. Penyelesaian pembangunan underpass bakal tertunda hingga April 2018.
Kepala Proyek Jumadi menyebutkan, molornya proyek tersebut dikarenakan terdapat dua utilitas yang hingga saat ini belum terselesaikan sehingga menghambat pekerjaan. Alhasil, proyek yang ditargetkan selesai Desember 2017 terpaksa harus tertunda hingga April 2018.
"Ada permasalahan utilitas, jadi disitu penyebab tidak tepat waktu. Seharusnya di awal-awal (direlokasi), cuma sampai sekarang dua utilitas itubelum jelas kapan akan direlokasi. Dua utilitas utama ada PGN dan Palyja," ujarnya, Rabu (18/10/2017)
Berdasarkan kesepakatan awal, kata dia, kedua utilitas utama milik PGN dan Palyja ini akan direlokasi pada bulan Mei dan Juli 2017. Namun hingga saat ini relokasi itu urung dilakukan. Ia mengaku tidak mengetahui alasan penundaan relokasi utilitas tersebut. "Itu internal mereka, mungkin alasan prosedural atau apa," tandasnya.
Menurut dia, sejauh pembangunan underpass Mampang-Kuningan baru mencapai 62%. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebelumnya sempat kaget mendengar bakal molornya pembangunan underpass Mampang tersebut. Sebab, kondisi ini akan menambah anggaran pemerintahan dan ongkos seluruh warga Jakarta yang setiap hari selalu terkepung kemacetan di wilayah itu.
Agar pembangunan berjalan sesuai dengan waktu ditentukan, pihaknya akan melakukan pemantauan dan meminta pihak terkait yang bertangung jawab untuk segera menuntaskan pekerjaan. "Sekarang yang penting proyeknya, kita rekayasa lalu lintas apapun kalau proyeknya tidak beres tetap jadi masalah. Proyek ini targetnya tidak boleh terlambat," tandasnya.
Kepala Proyek Jumadi menyebutkan, molornya proyek tersebut dikarenakan terdapat dua utilitas yang hingga saat ini belum terselesaikan sehingga menghambat pekerjaan. Alhasil, proyek yang ditargetkan selesai Desember 2017 terpaksa harus tertunda hingga April 2018.
"Ada permasalahan utilitas, jadi disitu penyebab tidak tepat waktu. Seharusnya di awal-awal (direlokasi), cuma sampai sekarang dua utilitas itubelum jelas kapan akan direlokasi. Dua utilitas utama ada PGN dan Palyja," ujarnya, Rabu (18/10/2017)
Berdasarkan kesepakatan awal, kata dia, kedua utilitas utama milik PGN dan Palyja ini akan direlokasi pada bulan Mei dan Juli 2017. Namun hingga saat ini relokasi itu urung dilakukan. Ia mengaku tidak mengetahui alasan penundaan relokasi utilitas tersebut. "Itu internal mereka, mungkin alasan prosedural atau apa," tandasnya.
Menurut dia, sejauh pembangunan underpass Mampang-Kuningan baru mencapai 62%. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebelumnya sempat kaget mendengar bakal molornya pembangunan underpass Mampang tersebut. Sebab, kondisi ini akan menambah anggaran pemerintahan dan ongkos seluruh warga Jakarta yang setiap hari selalu terkepung kemacetan di wilayah itu.
Agar pembangunan berjalan sesuai dengan waktu ditentukan, pihaknya akan melakukan pemantauan dan meminta pihak terkait yang bertangung jawab untuk segera menuntaskan pekerjaan. "Sekarang yang penting proyeknya, kita rekayasa lalu lintas apapun kalau proyeknya tidak beres tetap jadi masalah. Proyek ini targetnya tidak boleh terlambat," tandasnya.
(thm)