Tak Lolos CPNS, Eks Guru Terjun Bebas dari Apartemen Parkland

Jum'at, 13 Oktober 2017 - 17:19 WIB
Tak Lolos CPNS, Eks...
Tak Lolos CPNS, Eks Guru Terjun Bebas dari Apartemen Parkland
A A A
TANGERANG SELATAN - Mantan guru honorer Dimas Kirana Mulya nekat mengakhiri hidupnya dengan cara melompat dari atas gedung Apartemen Parkland Avenue, Tangerang Selatan. Diduga kuat Dimas memilih bunuh diri lantaran tidak los tes CPNS beberapa waktu lalu.

Kasat Reskrim Polres Kota Tangsel AKP Alexander Yurikho mengatakan, korban warga Batan Indah, Blok K 73, Setu, Kota Tangsel ditemukan seorang pengguna jalan yang melintas di depan lokasi pembangunan apartemen tersebut pada pukul 07.20 WIB pagi tadi. Dari rekaman CCTV, lanjut Alexander, korban datang ke TKP pada pukul 06.45 WIB, menggunakan motor B 6286 NMO.

"Kemudian korban masuk ke area pembangunan Apartemen Parkland dan naik ke atas gedung. Saat itu kondisi pintu gerbang tidak terkunci dan tidak ada satpam yang menjaga," kata Alexander pada Jumat (13/10/2017).

Alexander menuturkan, pada pukul 07.20 WIB, saat satpam gedung Rikardus Jehanus melakukan serah terima kunci, terdengar suara teriakan seorang pengguna jalan ada seorang pria jatuh dari gedung. Setelah dilakukan pengecekan, ternyata benar ada seorang pria terjatuh dari gedung.

"Korban ditemukan dalam kondisi kedua tangan, leher, tubuh masuk ke lobang pot pohon buatan," ucapnya.

Rikardus, satpam Apartemen Parkland Avenue menambahkan, korban mengenakan kaus merah tulisan DIESEL dan celana kolor pendek warna abu-abu."Ada pengguna jalan yang teriak. Katanya, ada orang terjatuh dari atas gedung apartemen. Saat saya lihat, ternyata benar. Saat pertama ditemukan, korban sudah tidak bernapas," ungkap Rikardus.

Sementara itu, ayah korban Mulyono mengatakan, anaknya itu pernah mengajar sebagai guru honorer di SDN 2 Muncul, dengan gaji Rp1 juta per bulan. Namun, beberapa waktu lalu telah mengundurkan diri jadi guru.

"Korban juga pernah mengikuti kursus komputer dan tes PNS juga tidak lulus. Korban memiliki riwayat penyakit gangguan jiwa, dan sedang rawat jalan," ujar Mulyono.

Terkait gangguan kejiwaan korban, diduga akibat frustasi, lantaran tidak pernah berhasil lolos tes CPNS dan selalu gagal dalam berusaha. Padahal, korban dikenal sebagai anak yang cukup pintar. "Korban selama ini menganggur, dan semua kebutuhannya sehari-hari mengikut saya. Dia juga pernah bilang, 'suatu saat saya ingin bunuh diri karena tidak kuat lagi dengan kehidupan ini'," ucapnya.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0903 seconds (0.1#10.140)