Warga Bandengan Tolak Penutupan Perlintasan KA Sebidang
A
A
A
JAKARTA - Uji coba penutupan perlintasan kereta api (KA) di Jalan Bandengan Utara dan Bandengan Selatan, Penjaringan, Jakarta Utara, mendapat protes dari warga sekitar. Alasannya, perlintasan kereta api di wilayah tersebut sudah menjadi akses utama warga selama ini.
Perwakilan warga Bandengan Utara, Miftahul Munir, meminta kepada pemerintah untuk mengkaji ulang rencana penutupan perlintasan sebidang. Ia mengingatkan, pemerintah tidak bisa asal menutup tanpa dasar yang pasti.
"Ini ditutup ada apa? Perlintasan kereta api yang ditutup itu jika sering terjadi kecelakaan atau menyebabkan kemacetan panjang. Nah, di Bandengan ini tidak ada bahkan tidak pernah terjadi demikian," tutur Munir di Jakarta, Senin (2/10/2017).
Munir menilai di perlintasan kereta api itu cukup aman karena palang pintu yang ada di sana panjangnya sampai menutup jalan dan tidak ada celah untuk menerobos bagi pengendara. Dia berani memastikan tak ada warga yang berani melanggar atau menerobos perlintasan kereta api tersebut.
"Kalau mau ditutup kawasan Angke tuh, di sana palang pintunya saja pendek, banyak warga nerobos dan kecelakaan Metro Mini vs Kereta pada akhir Desember 2015," terang dia.
Dalam uji coba penutupan beberapa hari terakhir, Munir melihat justru berdampak negatif bagi warga dan kondisi jalanan. Karena, pengendara banyak yang melawan arah jika ingin naik ke flyover, baik dari arah Utara maupun dari arah Selatan.
Bahkan, di sisi jalan lokasi penutupan itu, kini digunakan untuk lahan parkir baik bajaj, ojek, dan lainnya. "Ada juga dimanfaatin untuk pedagang kaki lima. Ini dampaknya buruk sekali," tutur dia.
Untuk diketahui, penutupan perlintasan KA di Jakarta kerap mendapatkan penolakan dari warga, seperti halnya di beberapa lokasi sebelumnya yakni Roxy dan Rawa Buaya, Jakarta Barat.
Perwakilan warga Bandengan Utara, Miftahul Munir, meminta kepada pemerintah untuk mengkaji ulang rencana penutupan perlintasan sebidang. Ia mengingatkan, pemerintah tidak bisa asal menutup tanpa dasar yang pasti.
"Ini ditutup ada apa? Perlintasan kereta api yang ditutup itu jika sering terjadi kecelakaan atau menyebabkan kemacetan panjang. Nah, di Bandengan ini tidak ada bahkan tidak pernah terjadi demikian," tutur Munir di Jakarta, Senin (2/10/2017).
Munir menilai di perlintasan kereta api itu cukup aman karena palang pintu yang ada di sana panjangnya sampai menutup jalan dan tidak ada celah untuk menerobos bagi pengendara. Dia berani memastikan tak ada warga yang berani melanggar atau menerobos perlintasan kereta api tersebut.
"Kalau mau ditutup kawasan Angke tuh, di sana palang pintunya saja pendek, banyak warga nerobos dan kecelakaan Metro Mini vs Kereta pada akhir Desember 2015," terang dia.
Dalam uji coba penutupan beberapa hari terakhir, Munir melihat justru berdampak negatif bagi warga dan kondisi jalanan. Karena, pengendara banyak yang melawan arah jika ingin naik ke flyover, baik dari arah Utara maupun dari arah Selatan.
Bahkan, di sisi jalan lokasi penutupan itu, kini digunakan untuk lahan parkir baik bajaj, ojek, dan lainnya. "Ada juga dimanfaatin untuk pedagang kaki lima. Ini dampaknya buruk sekali," tutur dia.
Untuk diketahui, penutupan perlintasan KA di Jakarta kerap mendapatkan penolakan dari warga, seperti halnya di beberapa lokasi sebelumnya yakni Roxy dan Rawa Buaya, Jakarta Barat.
(thm)