Dalang Tahanan Kabur dari Polres Jakbar Minta Bantuan Paranormal
A
A
A
JAKARTA - Polisi mengungkap dalang di balik kaburnya delapan tahanan narkoba dari sel Polres Metro Jakarta Barat, Sabtu (16/9/2017) dinihari. Dalangnya adalah tahanan atas nama Yudi Rohmansyah bin Rohman.
Sebelum merencanakan pelarian, Rohman sempat menghubungi seorang paranormal atau orang pintar dengan maksud untuk memperdaya petugas yang sedang berjaga. "Salah satu dari mereka YR menghubungi orang pintar untuk mengelabui petugas agar tidak ketahuan petugas," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar (Kombes) Pol Raden Prabowo Argo Yuwono, di Rumah Sakit (RS) Polri, Kramatjati, Jakarta Timur, Minggu (17/9/2017).
Apa yang dilakukan Yudi ternyata terbukti. Petugas menjadi kesulitan mengejar mereka saat itu. Tapoi Yudi sudah ditangkap kembali bersama tahanan lain, yaitu Franco Graizani Julizar di Pemakaman Manggala Jaya Sampurna, Bekasi, Jawa Barat. Namun, karena melawan saat ditangkap, keduanya terpaksa diberi timah panas. Meski sempat dilarikan ke Rumah Sakit, keduanya dinyatakan tewas dalam perjalanan karena kehabisan darah.
"YR ini adalah residivis kasus narkoba tahun 2013 dan dia yang mengagas untuk melarikan diri, bahkan dia juga yang membujuk tahanan lain untuk lari," ujar Argo. (Baca: Kejar Tahanan Kabur dari Polres Jakbar, Polisi Terjunkan 7 Tim)
Sementara itu, Kasat Reskrim Narkoba Jakarta Barat AKBP mengatakan, tahanan yang kabur memotong teralis besi selama tiga pekan untuk bisa melarikan diri. "Memotong enam belas besi. Pengerjaan berhari-hari, keterangan dilakukan selama tiga minggu," kata Suhermanto.
Setelah memotong teralis para tahanan kemudian melewati pagar dengan menggunakan sarung. Sarung itu didapat dari musala Polres Jakarta Barat. "Kalau salat itu (tahanan) dibagikan sarung, mungkin mereka enggak balikin," pungkasnya.
Sebelum merencanakan pelarian, Rohman sempat menghubungi seorang paranormal atau orang pintar dengan maksud untuk memperdaya petugas yang sedang berjaga. "Salah satu dari mereka YR menghubungi orang pintar untuk mengelabui petugas agar tidak ketahuan petugas," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar (Kombes) Pol Raden Prabowo Argo Yuwono, di Rumah Sakit (RS) Polri, Kramatjati, Jakarta Timur, Minggu (17/9/2017).
Apa yang dilakukan Yudi ternyata terbukti. Petugas menjadi kesulitan mengejar mereka saat itu. Tapoi Yudi sudah ditangkap kembali bersama tahanan lain, yaitu Franco Graizani Julizar di Pemakaman Manggala Jaya Sampurna, Bekasi, Jawa Barat. Namun, karena melawan saat ditangkap, keduanya terpaksa diberi timah panas. Meski sempat dilarikan ke Rumah Sakit, keduanya dinyatakan tewas dalam perjalanan karena kehabisan darah.
"YR ini adalah residivis kasus narkoba tahun 2013 dan dia yang mengagas untuk melarikan diri, bahkan dia juga yang membujuk tahanan lain untuk lari," ujar Argo. (Baca: Kejar Tahanan Kabur dari Polres Jakbar, Polisi Terjunkan 7 Tim)
Sementara itu, Kasat Reskrim Narkoba Jakarta Barat AKBP mengatakan, tahanan yang kabur memotong teralis besi selama tiga pekan untuk bisa melarikan diri. "Memotong enam belas besi. Pengerjaan berhari-hari, keterangan dilakukan selama tiga minggu," kata Suhermanto.
Setelah memotong teralis para tahanan kemudian melewati pagar dengan menggunakan sarung. Sarung itu didapat dari musala Polres Jakarta Barat. "Kalau salat itu (tahanan) dibagikan sarung, mungkin mereka enggak balikin," pungkasnya.
(thm)