60% Keluhaan di Aplikasi Qlue Terkait Parkir Liar di Jakarta
A
A
A
JAKARTA - Selama Agustus-September 2017, sejumlah keluhan di Kota Jakarta yang masuk dalam aplikasi Qlue meningkat hingga 200%. Keluhan tersebut didominasi parkir liar, kerusakan fasilitas umum dan kerusakan Jalan.
Keluharan maraknya parkir liar masih berada di posisi tertinggi dengan hampir mencapai 60% dari keseluruhan laporan tersebut.“Kategori parkir liar yang muncul dalam keluhan di Qlue yang menggunakan hashtag#PedestrianFirst sangat spesifik yaitu kendaraan bermotor yang parkir di atas trotoar,” ungkap Jonathan David, Strategist Partnership Qlue dalam kampanye tahunan, Park(ing)Day di Kalakopi, Jalan Wahid Hasyim, Jumat, 15 September 2017 kemarin.
Untuk meningkatkan kesadaran akan isu tersebut, ITDP Indonesia bersama Qlue Smart City, FNF Indonesia, Jakarta Good Guide dan I Was Here, menyelenggarakan kegiatan “Park(ing) Day" yang merupakan rangkaian kegiatan kampanye #PedestrianFirst
Kampanye tahunan ini diadakan di satu hari ruang parkir kota Jakarta yang diubah menjadi ruang publik. Pemilihan ruang parkir dalam persil (setback parking) di kalakopi sendiri menggambarkan desain kebanyakan gedung atau bangunan dengan parkir di muka bangunan yang sangat berpotensi mengganggu kenyamanan pejalan kaki di trotoar.
“Parkir dalam persil ketika penuh akan meluber hingga ke trotoar. Sehingga seringkali pejalan kaki harus (lagi-lagi) mengalah dalam menggunakan trotoar," kata Communications Associate ITDP Indonesia sekaligus Koordinator Program #PedestrianFirst Fani Rachmita.
Ketika ruang parkir dalam persil diubah menjadi ruang untuk publik, lanjut Fani, akan meminimalisir kecenderungan pengendara untuk parkir hingga memenuhi trotoar. "Pejalan kaki juga mendapat pemandangan dengan melihat muka bangunan aktif yang bersisian dengan trotoar sehingga menciptakan rasa aman dan nyaman bagi mereka,”
ucapnya.
Senior Transport Associate ITDP Indonesia Udaya Laksmana Kartiyasa Halim menambahkan, perizinan setback parking di Kota Jakarta ini perlu adanya evaluasi secara keseluruhan.“Perlunya evaluasi dari perizinan terkait setback parking di Jakarta,” tambahnya.
Keluharan maraknya parkir liar masih berada di posisi tertinggi dengan hampir mencapai 60% dari keseluruhan laporan tersebut.“Kategori parkir liar yang muncul dalam keluhan di Qlue yang menggunakan hashtag#PedestrianFirst sangat spesifik yaitu kendaraan bermotor yang parkir di atas trotoar,” ungkap Jonathan David, Strategist Partnership Qlue dalam kampanye tahunan, Park(ing)Day di Kalakopi, Jalan Wahid Hasyim, Jumat, 15 September 2017 kemarin.
Untuk meningkatkan kesadaran akan isu tersebut, ITDP Indonesia bersama Qlue Smart City, FNF Indonesia, Jakarta Good Guide dan I Was Here, menyelenggarakan kegiatan “Park(ing) Day" yang merupakan rangkaian kegiatan kampanye #PedestrianFirst
Kampanye tahunan ini diadakan di satu hari ruang parkir kota Jakarta yang diubah menjadi ruang publik. Pemilihan ruang parkir dalam persil (setback parking) di kalakopi sendiri menggambarkan desain kebanyakan gedung atau bangunan dengan parkir di muka bangunan yang sangat berpotensi mengganggu kenyamanan pejalan kaki di trotoar.
“Parkir dalam persil ketika penuh akan meluber hingga ke trotoar. Sehingga seringkali pejalan kaki harus (lagi-lagi) mengalah dalam menggunakan trotoar," kata Communications Associate ITDP Indonesia sekaligus Koordinator Program #PedestrianFirst Fani Rachmita.
Ketika ruang parkir dalam persil diubah menjadi ruang untuk publik, lanjut Fani, akan meminimalisir kecenderungan pengendara untuk parkir hingga memenuhi trotoar. "Pejalan kaki juga mendapat pemandangan dengan melihat muka bangunan aktif yang bersisian dengan trotoar sehingga menciptakan rasa aman dan nyaman bagi mereka,”
ucapnya.
Senior Transport Associate ITDP Indonesia Udaya Laksmana Kartiyasa Halim menambahkan, perizinan setback parking di Kota Jakarta ini perlu adanya evaluasi secara keseluruhan.“Perlunya evaluasi dari perizinan terkait setback parking di Jakarta,” tambahnya.
(whb)