Perebutan Ketua Kadin Tangsel, Antara Popularitas dan Integritas
A
A
A
TANGERANG SELATAN - Geliat perebutan Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mulai menghangat. Beberapa figur yang muncul, mengaku punya keresahan yang sama atas mandegnya program-program Kadin periode yang lalu.
Sebagai gambaran, kursi Ketua Kadin Tangsel sendiri mengalami kekosongan setelah jabatan sebelumnya yang dipegang Kemal Pasya berakhir pada Desember 2016 silam. Sejak fase itu, Kadin Provinsi Banten mengeluarkan Surat Keputusan (SK) bernomor SKEP/001/DP/KADIN-BANTEN/2017 yang menyebutkan sejumlah nama sebagai Pelaksana Tugas atau Carataker Kadin Tangsel.
Nantinya, mereka lah yang akan terlibat dalam menyiapkan pagelaran Musyawarah Kota (Mukota) untuk memilih Ketua Kadin Tangsel periode 2017-2022 mendatang. Para pengusaha yang ada mengakui, jika mandegnya program Kadin Tangsel membuat sektor bisnis dan investasi kurang berkembang.
Situasi itu juga berdampak pada urusan lain, seperti banyaknya pengusaha lokal yang tergeser dan kalah pamor dengan pengusaha luar Tangsel dalam pemenangan tender proyek. Kondisi tersebut tentu membuat 'gerah' pelaku-pelaku usaha. Padahal, Kadin semestinya harus mampu membawa iklim usaha yang kondusif didaerahnya masing-masing.
"Kita tidak pernah diundang, sebagai komite CSR nggak pernah ada undangan diskusi untuk saya pada kepengurusan sebelumnya, ini yang harus kita perbaiki kedepannya. Akhirnya banyak program yang tak berjalan, padahal potensi Kadin itu sangat besar dalam merangkul semua sektor usaha dan bisnis lokal bagi kemajuan Kota Tangsel dan kesejahteraan masyarakatnya," terang Farha Diba, pengurus Kadin Tangsel periode lalu di Pamulang, Kamis (14/9/2017).
Farha Diba mengatakan, butuh figur yang luwes dalam menahkodai Kadin Tangsel berikutnya. Tak penting soal popularitas, kunci utamanya menurut dia adalah faktor integritas yang kokoh agar mampu merangkul semua kalangan usaha yang ada.
"Jangan membeda-bedakan, kelompok ini kelompok itu. Karena dekat dengan pengusaha besar di luar Tangsel lalu pengusaha lokal digeser, ditinggalkan, itu yang buat tidak kondusif. Jadi Ketua Kadin itu tak perlu figur yang populer, tapi lebih membutuhkan yang berintegritas. Sehingga programnya dapat berjalan dan dipertanggung jawabkan," tambahnya lagi.
Sementara, Ketua Kadin Tangsel periode lalu, Kemal Pasya menyangkal bahwa dalam kepengurusannya yang lalu banyak program tak berjalan. Dia pun menuding, ada sejumlah pengurus secara sengaja tak pernah mau mengikuti setiap agenda dan kegiatan yang di tetapkan.
"Kalau ada pengurus yang menuding ada program tak jelas dan tak berjalan, berarti dia lah yang sebenarnya tidak menjalankan tugasnya. Padahal semua berjalan, bisa kok akses di Website Kadin Tangsel tentang semua kegiatan kita. Tapi karena sekarang sudah tak lagi menjabat, ya tentu sudah saya non-aktifkan Web itu," jelas Kemal saat dikonfirmasi terpisah.
Sebagaimana diketahui, beberapa calon mulai meramaikan bursa pemilihan Ketua Kadin Tangsel. Di antaranya Kemal Pasya dan Farha Diba. Kini keduanya, sangat gencar menghimpun dukungan untuk merebut posisi itu.
Bagi kalangan usaha, Kadin Tangsel dianggap sebuah rumah besar yang dapat mengakomodir tindak-tanduk kegiatan usaha dan bisnis. Dengan begitu, kompetisi akan terasa lebih sehat dan efektif untuk memajukan investasi di Kota Tangsel.
"Kami sebagai pelaku usaha sangat mengharapkan, siapapun Ketua Kadin terpilih nanti dapat menciptakan iklim investasi yang kondusif dan maju. Artinya ini adalah rumah besar kita, bagaimana mengelola suatu bisnis yang berdampak pula pada kemajuan daerah," ujar Eka, pengusaha property di Kota Tangsel saat dimintai pandangannya atas Muskota Kadin Tangsel 2017.
Sebagai gambaran, kursi Ketua Kadin Tangsel sendiri mengalami kekosongan setelah jabatan sebelumnya yang dipegang Kemal Pasya berakhir pada Desember 2016 silam. Sejak fase itu, Kadin Provinsi Banten mengeluarkan Surat Keputusan (SK) bernomor SKEP/001/DP/KADIN-BANTEN/2017 yang menyebutkan sejumlah nama sebagai Pelaksana Tugas atau Carataker Kadin Tangsel.
Nantinya, mereka lah yang akan terlibat dalam menyiapkan pagelaran Musyawarah Kota (Mukota) untuk memilih Ketua Kadin Tangsel periode 2017-2022 mendatang. Para pengusaha yang ada mengakui, jika mandegnya program Kadin Tangsel membuat sektor bisnis dan investasi kurang berkembang.
Situasi itu juga berdampak pada urusan lain, seperti banyaknya pengusaha lokal yang tergeser dan kalah pamor dengan pengusaha luar Tangsel dalam pemenangan tender proyek. Kondisi tersebut tentu membuat 'gerah' pelaku-pelaku usaha. Padahal, Kadin semestinya harus mampu membawa iklim usaha yang kondusif didaerahnya masing-masing.
"Kita tidak pernah diundang, sebagai komite CSR nggak pernah ada undangan diskusi untuk saya pada kepengurusan sebelumnya, ini yang harus kita perbaiki kedepannya. Akhirnya banyak program yang tak berjalan, padahal potensi Kadin itu sangat besar dalam merangkul semua sektor usaha dan bisnis lokal bagi kemajuan Kota Tangsel dan kesejahteraan masyarakatnya," terang Farha Diba, pengurus Kadin Tangsel periode lalu di Pamulang, Kamis (14/9/2017).
Farha Diba mengatakan, butuh figur yang luwes dalam menahkodai Kadin Tangsel berikutnya. Tak penting soal popularitas, kunci utamanya menurut dia adalah faktor integritas yang kokoh agar mampu merangkul semua kalangan usaha yang ada.
"Jangan membeda-bedakan, kelompok ini kelompok itu. Karena dekat dengan pengusaha besar di luar Tangsel lalu pengusaha lokal digeser, ditinggalkan, itu yang buat tidak kondusif. Jadi Ketua Kadin itu tak perlu figur yang populer, tapi lebih membutuhkan yang berintegritas. Sehingga programnya dapat berjalan dan dipertanggung jawabkan," tambahnya lagi.
Sementara, Ketua Kadin Tangsel periode lalu, Kemal Pasya menyangkal bahwa dalam kepengurusannya yang lalu banyak program tak berjalan. Dia pun menuding, ada sejumlah pengurus secara sengaja tak pernah mau mengikuti setiap agenda dan kegiatan yang di tetapkan.
"Kalau ada pengurus yang menuding ada program tak jelas dan tak berjalan, berarti dia lah yang sebenarnya tidak menjalankan tugasnya. Padahal semua berjalan, bisa kok akses di Website Kadin Tangsel tentang semua kegiatan kita. Tapi karena sekarang sudah tak lagi menjabat, ya tentu sudah saya non-aktifkan Web itu," jelas Kemal saat dikonfirmasi terpisah.
Sebagaimana diketahui, beberapa calon mulai meramaikan bursa pemilihan Ketua Kadin Tangsel. Di antaranya Kemal Pasya dan Farha Diba. Kini keduanya, sangat gencar menghimpun dukungan untuk merebut posisi itu.
Bagi kalangan usaha, Kadin Tangsel dianggap sebuah rumah besar yang dapat mengakomodir tindak-tanduk kegiatan usaha dan bisnis. Dengan begitu, kompetisi akan terasa lebih sehat dan efektif untuk memajukan investasi di Kota Tangsel.
"Kami sebagai pelaku usaha sangat mengharapkan, siapapun Ketua Kadin terpilih nanti dapat menciptakan iklim investasi yang kondusif dan maju. Artinya ini adalah rumah besar kita, bagaimana mengelola suatu bisnis yang berdampak pula pada kemajuan daerah," ujar Eka, pengusaha property di Kota Tangsel saat dimintai pandangannya atas Muskota Kadin Tangsel 2017.
(wib)