Frustasi, Korban Penipuan First Travel Minta Pemerintah Bentuk Crisis Centre
A
A
A
DEPOK - Puluhan korban penipuan jamaah umrah kembali mendatangi kantor First Travel di Jalan Radar Auri, Cimanggis, Depok, Jumat (11/8/2017). Tapi kondisi kantor First Travel yang masih tertutup pagar semakin membuat mereka resah.
"Kami makin pesimis melihat kantornya sekarang sudah terutup. Kita ke sini hanya ingin meminta kepastian, terutama soal dokumen-dokumen kami," ujar Irianto, salah satu calon jamaah umroh asal Solo, Jawa Tengah.
Kekhawatiran Irianto sangat beralasan. Saat kondisi kantor masih terbuka saja informasi terkait dana dan dokumen yang telah disetorkan sulit diperoleh. "Apalagi kondisinya seperti ini, makin sulit saja kita dapat informasi," tukasnya.
Dia berharap agar ada perhatian dari pemerintah. Sebab banyak jamaah kesulitan memperoleh informasi terkait sangkutan dana dan dokumen di First Travel. "Di sini tidak ada orang yang bisa menjelaskan pertanyaan-pertanyaan para jemaah. Jadi kami bingung mau mengadu atau bertanya kepada siapa," kata Arif, korban lainnya.
Arif dan jamaah lainnya sangat berharap agar pemerintah membentuk Crisis Centre sebagai wadah mereka untuk mencari informasi. "Kalau kayak beginikan tidak ada kejelasan. Setidaknya dokumen-dokumen kami bisa kembali lah," tutur Arif.
"Kami makin pesimis melihat kantornya sekarang sudah terutup. Kita ke sini hanya ingin meminta kepastian, terutama soal dokumen-dokumen kami," ujar Irianto, salah satu calon jamaah umroh asal Solo, Jawa Tengah.
Kekhawatiran Irianto sangat beralasan. Saat kondisi kantor masih terbuka saja informasi terkait dana dan dokumen yang telah disetorkan sulit diperoleh. "Apalagi kondisinya seperti ini, makin sulit saja kita dapat informasi," tukasnya.
Dia berharap agar ada perhatian dari pemerintah. Sebab banyak jamaah kesulitan memperoleh informasi terkait sangkutan dana dan dokumen di First Travel. "Di sini tidak ada orang yang bisa menjelaskan pertanyaan-pertanyaan para jemaah. Jadi kami bingung mau mengadu atau bertanya kepada siapa," kata Arif, korban lainnya.
Arif dan jamaah lainnya sangat berharap agar pemerintah membentuk Crisis Centre sebagai wadah mereka untuk mencari informasi. "Kalau kayak beginikan tidak ada kejelasan. Setidaknya dokumen-dokumen kami bisa kembali lah," tutur Arif.
(thm)