Pembangunan Jalan Tidak Efektif Urai Kemacetan
A
A
A
JAKARTA - Pengamat Transportasi Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA) Azas Tigor Nainggolan menegaskan pembangunan sejumlah jalan yang dilakukan Pemprov DKI tidak akan efektif untuk mengurai kemacetan ibu kota.
"Kita sudah melihat bahwa pembangunan jalan baru itu tidak memecahkan masalah. Lihat pembangunan jalan layang non tol Casablangka. Tetap saja kan jalan reguler Casablangka macet parah walaupun sudah dibangun jalan layang non tol disana," ujar Tigor kepada SINDOnews, Kamis (3/8/2017).
Tigor melanjutkan, begitu pula dengan simpang jalan Matraman Salemba Jakarta Timur. Beberapa waktu di simpang jalan Matraman Salemba sudah dibangun fly over (jalan layang) yang katanya untuk mengurangi macet di simpang tersebut. Ternyata jalan di simpang tersebut tetap macet dan bahkan tambah parah macetnya saat ini.
"Sekarang dibangun underpass. Kondisi yang sudah macet parah, sekarang tambah macet lebih parah lagi karena sedang dibangun under pass di Simpang Matraman Salemba," jelasnya.
Pemprov DKI mengakui bahwa Simpang Susun Semanggi hanya mengurangi kemacetan 20% kemacetan di Semanggi. Artinya masih ada sisa kemacetan 80% yang harus dibuat kebijakannya untuk diselesaikan.
"Masalah sebenarnya, Pemprov DKI kurang konsisten membuat kebijakan pengendalian penggunaan kendaraan bermotor pribadi. Bukan membangun ruas jalan baru. Jalan baru bukan solusi. Jalan baru justru menjadi karpet merah bagi peningkatan penggunaan kendaraan baru," urai Tigor.
Tigor menanyakan, apakah jika nanti Simpang Susun Semanggi masih macet akan dibuat simpang bawah tanah (fly over) di Semanggi, seperti di Simpang Matraman Salemba yang membangun Under Pass setelah Fly Over tidak efektif mengurai kemacetan.
"Kita sudah melihat bahwa pembangunan jalan baru itu tidak memecahkan masalah. Lihat pembangunan jalan layang non tol Casablangka. Tetap saja kan jalan reguler Casablangka macet parah walaupun sudah dibangun jalan layang non tol disana," ujar Tigor kepada SINDOnews, Kamis (3/8/2017).
Tigor melanjutkan, begitu pula dengan simpang jalan Matraman Salemba Jakarta Timur. Beberapa waktu di simpang jalan Matraman Salemba sudah dibangun fly over (jalan layang) yang katanya untuk mengurangi macet di simpang tersebut. Ternyata jalan di simpang tersebut tetap macet dan bahkan tambah parah macetnya saat ini.
"Sekarang dibangun underpass. Kondisi yang sudah macet parah, sekarang tambah macet lebih parah lagi karena sedang dibangun under pass di Simpang Matraman Salemba," jelasnya.
Pemprov DKI mengakui bahwa Simpang Susun Semanggi hanya mengurangi kemacetan 20% kemacetan di Semanggi. Artinya masih ada sisa kemacetan 80% yang harus dibuat kebijakannya untuk diselesaikan.
"Masalah sebenarnya, Pemprov DKI kurang konsisten membuat kebijakan pengendalian penggunaan kendaraan bermotor pribadi. Bukan membangun ruas jalan baru. Jalan baru bukan solusi. Jalan baru justru menjadi karpet merah bagi peningkatan penggunaan kendaraan baru," urai Tigor.
Tigor menanyakan, apakah jika nanti Simpang Susun Semanggi masih macet akan dibuat simpang bawah tanah (fly over) di Semanggi, seperti di Simpang Matraman Salemba yang membangun Under Pass setelah Fly Over tidak efektif mengurai kemacetan.
(ysw)