Tak Munculkan Kegaduhan, Kapolda Baru Juga Diminta Dekati Ulama
A
A
A
JAKARTA - Kepala Polisi Daerah (Kapolda) Metro Jaya yang baru diharapkan bisa membawa ketenangan bagi Ibu Kota Jakarta. Karena, selama kepemimpinan Irjen Pol M Iriawan dinilai kerap memunculkan kontroversial dan kegaduhan.
Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mengatakan, persoalan krusial di Jakarta saat ini menyangkut masalah kemacetan. Di era Kapolda Metro Jaya Irjen M Iriawan, persoalan lalu lintas di Jakarta seperti tak tersentuh.
"Selain itu, Kapolda yang baru harus mampu melakukan pendekatan dialog dengan tokoh masyarakat, terutama ulama agar situasi Ibu Kota menjelang Pilpres (Pemilihan Presiden) 2019 nanti bisa lebih kondusif," imbuh Neta di Jakarta, Jumat (21/7/2017).
Meski begitu, kata Neta, mutasi di lingkungan Polri itu merupakan hal yang biasa. Karena, kata dia, hal itu sebagai bentuk kaderisasi di tubuh Polri.
"Pengakatan ini merupakan kaderisasi, karena Kapolda Metro dari angkatan yang jauh lebih muda," ujarnya. (Baca Juga: Kapolda Metro Jaya Diganti, Irjen Pol Iriawan Jabat Asops Kapolri
Sekadar diketahui, rotasi kembali dilakukan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian dengan merombak sejumlah jabatan strategis di tubuh Polri. Perombakan jabatan ini dituangkan Kapolri melalui telegram rahasia nomor ST/1768/VII/2017 tertanggal 20 Juli 2017.
Salah satu pejabat yang dimutasi adalah Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Muhammad Iriawan. Dia dimutasi menjadi Asisten Operasional (Asops) Polri menggantikan Irjen Pol Unggung Cahyono.
Sementara jabatan Kapolda Metro Jaya diisi oleh Irjen Pol Idham Azis yang sebelumnya menjabat Kadiv Propam Polri. (Baca Juga: Diplot Asops Polri, Iriawan Dinilai "Orang Kuat"(mhd)
Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mengatakan, persoalan krusial di Jakarta saat ini menyangkut masalah kemacetan. Di era Kapolda Metro Jaya Irjen M Iriawan, persoalan lalu lintas di Jakarta seperti tak tersentuh.
"Selain itu, Kapolda yang baru harus mampu melakukan pendekatan dialog dengan tokoh masyarakat, terutama ulama agar situasi Ibu Kota menjelang Pilpres (Pemilihan Presiden) 2019 nanti bisa lebih kondusif," imbuh Neta di Jakarta, Jumat (21/7/2017).
Meski begitu, kata Neta, mutasi di lingkungan Polri itu merupakan hal yang biasa. Karena, kata dia, hal itu sebagai bentuk kaderisasi di tubuh Polri.
"Pengakatan ini merupakan kaderisasi, karena Kapolda Metro dari angkatan yang jauh lebih muda," ujarnya. (Baca Juga: Kapolda Metro Jaya Diganti, Irjen Pol Iriawan Jabat Asops Kapolri
Sekadar diketahui, rotasi kembali dilakukan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian dengan merombak sejumlah jabatan strategis di tubuh Polri. Perombakan jabatan ini dituangkan Kapolri melalui telegram rahasia nomor ST/1768/VII/2017 tertanggal 20 Juli 2017.
Salah satu pejabat yang dimutasi adalah Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Muhammad Iriawan. Dia dimutasi menjadi Asisten Operasional (Asops) Polri menggantikan Irjen Pol Unggung Cahyono.
Sementara jabatan Kapolda Metro Jaya diisi oleh Irjen Pol Idham Azis yang sebelumnya menjabat Kadiv Propam Polri. (Baca Juga: Diplot Asops Polri, Iriawan Dinilai "Orang Kuat"(mhd)