Ngeri, Begini Cara Berandalan Motor di Tangsel Cari Pemimpin
A
A
A
JAKARTA - Merebaknya aksi kekerasan jalanan yang dilakukan oleh sekelompok orang beberapa waktu terakhir, tak terlepas dari pengaruh lingkungan pergaulan yang kini mulai menyimpang dan destruktif.
Para pelakunya yang berasal dari kalangan remaja, dianggap rentan untuk meniru tindakan apapun yang mereka amati. Parahnya lagi, kondisi demikian dimanfaatkan oleh segelintir orang yang mengajak mereka berkumpul dalam satu kelompok, lalu dimentori untuk berbuat kekerasan di jalanan.
Kapolres Tangerang Selatan (Tangsel) AKBP Fadli Widiyanto menuturkan, kekerasan jalanan yang terjadi di wilayah Tangsel bukanlah dilakukan oleh geng motor. Melainkan, hanya sebatas berandalan motor, dimana mereka merupakan kerumunan liar yang kemudian berkumpul untuk menunjukkan eksistensinya.
"Di Tangsel awalnya ada yang coba membuat embrio berandalan motor ini. Cuman Alhamdulillah, begitu mereka melakukan (kekerasan) langsung berhasil ditangkap, dan diproses, calon pimpinannya juga masuk daftar pencarian orang (DPO). Setelah itu tidak ada lagi," jelas Fadli, usai memantau operasi pasar di kawasan Bintaro, Tangsel, Kamis (8/6/2017).
Berdasarkan informasinya, sambung Fadli, berandalan motor tersebut akan memilih pemimpin kelompok dengan penilaian siapa yang paling banyak melukai orang lain. hal itulah yang memancing mereka untuk berbuat kekerasan di jalanan.
"Mereka ini sedang berupaya mencari pimpinan kelompok. Jadi siapa yang paling banyak melukai di jalanan, itu yang jadi pimpinannya, makanya mereka mencari korban secara acak di jalanan," sambung Fadli.
Masih kata Fadli, minimnya pengawasan dalam pergaulan, menjadi penyebab kuat berandalan motor itu mengimitasi berbagai tindak kekerasan. Sehingga dia berharap, agar orang tua dan keluarga mengawasi betul lingkungan tempat berkumpulnya anak-anak mereka.
"Salah satu faktornya adalah pergaulan, apalagi diusia anak-anak seperti mereka cepat terpengaruh. Saya berharap, para orang tua bisa mengawasi betul lingkungan anak-anaknya itu," katanya.
Para pelakunya yang berasal dari kalangan remaja, dianggap rentan untuk meniru tindakan apapun yang mereka amati. Parahnya lagi, kondisi demikian dimanfaatkan oleh segelintir orang yang mengajak mereka berkumpul dalam satu kelompok, lalu dimentori untuk berbuat kekerasan di jalanan.
Kapolres Tangerang Selatan (Tangsel) AKBP Fadli Widiyanto menuturkan, kekerasan jalanan yang terjadi di wilayah Tangsel bukanlah dilakukan oleh geng motor. Melainkan, hanya sebatas berandalan motor, dimana mereka merupakan kerumunan liar yang kemudian berkumpul untuk menunjukkan eksistensinya.
"Di Tangsel awalnya ada yang coba membuat embrio berandalan motor ini. Cuman Alhamdulillah, begitu mereka melakukan (kekerasan) langsung berhasil ditangkap, dan diproses, calon pimpinannya juga masuk daftar pencarian orang (DPO). Setelah itu tidak ada lagi," jelas Fadli, usai memantau operasi pasar di kawasan Bintaro, Tangsel, Kamis (8/6/2017).
Berdasarkan informasinya, sambung Fadli, berandalan motor tersebut akan memilih pemimpin kelompok dengan penilaian siapa yang paling banyak melukai orang lain. hal itulah yang memancing mereka untuk berbuat kekerasan di jalanan.
"Mereka ini sedang berupaya mencari pimpinan kelompok. Jadi siapa yang paling banyak melukai di jalanan, itu yang jadi pimpinannya, makanya mereka mencari korban secara acak di jalanan," sambung Fadli.
Masih kata Fadli, minimnya pengawasan dalam pergaulan, menjadi penyebab kuat berandalan motor itu mengimitasi berbagai tindak kekerasan. Sehingga dia berharap, agar orang tua dan keluarga mengawasi betul lingkungan tempat berkumpulnya anak-anak mereka.
"Salah satu faktornya adalah pergaulan, apalagi diusia anak-anak seperti mereka cepat terpengaruh. Saya berharap, para orang tua bisa mengawasi betul lingkungan anak-anaknya itu," katanya.
(ysw)