Tutup Jalan Pabrik, Puluhan Pria Berbadan Tegap Minta Setoran

Sabtu, 29 April 2017 - 03:09 WIB
Tutup Jalan Pabrik,...
Tutup Jalan Pabrik, Puluhan Pria Berbadan Tegap Minta Setoran
A A A
TANGERANG - Aksi premanisme di Kabupaten Tangerang sungguh mengkhawatirkan. Sejumlah pria berbadan tegap terlihat menutup akses masuk satu-satunya jalan menuju kawasan pabrik, di Jalan Raya Serang, KM 12, Kampung Cirewet, Desa Sukadamai, Cikupa, Kabupaten Tangerang, Banten.

Tidak hanya itu, puluhan orang yang tidak diketahui identitasnya itu juga mendirikan bedeng, membuat parit, dan memasang portal besi untuk menutup akses jalan menuju kawasan pabrik tersebut. Mereka berdalih, jika truk pabrik ingin melintas dan mengantar barang-barang produksi keluar, harus memberi imbalan sebesar Rp3 juta sehari. Namun jika tidak mau membayar, mereka dilarang melintas di jalan selebar tujuh meter dan memiliki panjang satu kilometer itu.

Aksi pemerasan ini kontan membuat pemilik salah satu pabrik PT Hadikreasi Mesindo Eka D Sumantri gerah. Apalagi, jalan tersebut merupakan tanah yang telah dihibahkan untuk jalan umum sejak 1989, menurut akte hibah No 78473/IVICikupa 1989 yang dibuat di hadapan Notaris Umi Suskandi Sutamto.

"Status tanah ini adalah hibah. Tetapi sejak sejak 15 April sampai dengan hari ini jalan itu ditutup. Penutupan jalan ini membuat warga yang tinggal di kawasan pabrik, dan kami para pemilik pabrik kesulitan melakukan keluar masuk barang jadi dan bahan baku. Kami pernah kirim perwakilan untuk bertanya kepada para pria itu, bagaimana supaya bisa lewat? Mereka menjawab bayar Rp3 juta per hari, khusus per pabrik. Ini sangat meresahkan," katanya di Tangerang, Jumat 28 April 2017.

Merasa diperas, para pemilik pabrik kemudian memohon perlindungan hukum ke Polda Metro Jaya dengan nomor polisi LP/131/KUIV/2017/Resta Tangerang Tanggal 16 April 2017. Laporan ke Polda Metro ini dilakukan, setelah laporan ke aparat kepolisian daerah terkait tidak berjalan lancar.

Ditambahkan dia, ketiga pabrik yang akses jalannya ditutup itu adalah PT Hadikreasi Mesindo, PT Kreasi Mustika, dan PT Leoninda. Ketiga pabrik ini memperkerjakan 400 buruh.

Setiap hari, para buruh yang datang bekerja juga merasa geram dengan aksi para preman tersebut. Jalan yang biasa mereka lalui menuju pabrik, saat ini ditutup. Mereka hanya diberikan akses jalan setapak untuk motor dan pejalan kaki. Suasa kerja pun dirasai menjadi sangat tidak nyaman lagi.

Rena (31), salah seorang buruh dari PT Mustika Abadi mengaku sangat syok dengan aksi puluhan orang yang menutup akses masuk pabrik tempatnya bekerja itu. Dia bahkan mengaku sangat ketakutan. Sebab sekelompok orang tersebut selalu berusaha menghalangi para buruh yang akan bekerja di dalam pabrik.

"Saya sampai stres berat. Takut kalau diapa-apain oleh para preman itu. Wajah mereka seram-seram, hitam-hitam. Kalau kayak begini terus, kami jadi tidak tenang kerja ke pabrik. Motif mereka menutup lahan itu memang untuk meminta uang kepada pabrik. Awalnya itu jalan dijagain sama puluhan orang, kalau lihat dari wajahnya itu, mereka dari wilayah timur. Eh ke sini-sininya mereka malah membangun bedeng. Kemudian parit, dan sekarang portal besi," terangnya.

Janda beranak satu ini melanjutkan, akibat adanya penutupan jalan itu para buruh tidak bisa mengirim hasil produksi mereka di pabrik. Alhasil, mereka terpaksa memanjat tembok tinggi dan melemparkan barang-barang mereka ke luar. Langkah ini mereka lakukan untuk menghindari pungutan liar para preman.

Terkait penutupan jalan itu, Kapolsek Cikupa Kompol Idrus Madaris mengatakan, tidak ada pemblokiran jalan. Menurutnya, kata pemblokiran jalan hanya berlaku untuk jalan umum. Sedang jalan tersebut, milik pribadi.

Jalan tersebut ditutup pemilik lahan, sambil menunggu proses banding. Jadi, menurutnya, pemilik pabrik juga tidak bisa menguasai jalan tersebut. Sehingga, polisi tidak bisa melakukan tindakan apapun, sampai menunggu proses banding selesai.

"Hanya persoalannya, yang punya tanah mengklaim, karena dia punya sertifikat. Yang pihak pemilik pabrik karyawannya tetap bisa masuk bekerja. Hanya saja, kendaraan (truk) dia tidak bisa melintas. Tetapi ada rencana, katanya dia mau sewa tanah untuk jalan sama yang punya pabrik," katanya.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0632 seconds (0.1#10.140)