Dishubtrans Sebut Simpang Susun Semanggi Tak Mampu Urai Kemacetan
A
A
A
JAKARTA - Dinas Perhubungan dan Transportasi (Dishubtrans) DKI Jakarta mangakui, bila pembangunan Simpang Susun Semanggi tidak berpengaruh banyak untuk mengurai kemacetan. Tapi, bisa mengurangi kemacetan di wilayah tersebut.
Kepala Dishubtrans DKI Jakarta, Andri Yansyah menuturkan, untuk mengurai kemacetan di Jakarta, pihaknya saat ini sedang fokus menjalankan Pola Transportasi Makro (PTM), yakni memperbaiki Bus Rapid Transit (BRT) dan non BRT, menambah transportasi massal dan mengintegrasikannya dengan moda transportasi lain, membatasi kendaraan dengan ERP dan parkir mesin.
"Semuanya itu akan rapih pada 2018, termasuk penggunaan Simpang Susun Semanggi. Dengan begitu, kemacetan di Jakarta dapat berkurang," katanya di Jakarta, Jumat (28/4/2017).
Sebelumnya, Pengamat Perkotaan Universitas Trisakti Nirwono Joga mengatakan, agar Pemprov DKI fokus terhadap pembatasan kendaraan pribadi Sudirman-Thamrin-Gatot Subroto-MT haryono melalui ERP. Kemudian, sambungnya, fokus untuk mengoptimalkan bus Transjakarta, Light Rail Transit (LRT), MRT, jalur pejalan kaki dan pesepeda untuk jarak dekat.
"Keterlibatan pihak swasta dapat dialihkan ke pembangunan di tempat lain. Masih banyak lokasi yang bisa dibantu seperti percepatan pembangunan jalan layang pelintasan sebidang kereta api, pembangunan underpass, pedestrianisasi, jalur sepeda. Termasuk koridor lanjutan Transjakarta," katanya saat dihubungi.
Kepala Dishubtrans DKI Jakarta, Andri Yansyah menuturkan, untuk mengurai kemacetan di Jakarta, pihaknya saat ini sedang fokus menjalankan Pola Transportasi Makro (PTM), yakni memperbaiki Bus Rapid Transit (BRT) dan non BRT, menambah transportasi massal dan mengintegrasikannya dengan moda transportasi lain, membatasi kendaraan dengan ERP dan parkir mesin.
"Semuanya itu akan rapih pada 2018, termasuk penggunaan Simpang Susun Semanggi. Dengan begitu, kemacetan di Jakarta dapat berkurang," katanya di Jakarta, Jumat (28/4/2017).
Sebelumnya, Pengamat Perkotaan Universitas Trisakti Nirwono Joga mengatakan, agar Pemprov DKI fokus terhadap pembatasan kendaraan pribadi Sudirman-Thamrin-Gatot Subroto-MT haryono melalui ERP. Kemudian, sambungnya, fokus untuk mengoptimalkan bus Transjakarta, Light Rail Transit (LRT), MRT, jalur pejalan kaki dan pesepeda untuk jarak dekat.
"Keterlibatan pihak swasta dapat dialihkan ke pembangunan di tempat lain. Masih banyak lokasi yang bisa dibantu seperti percepatan pembangunan jalan layang pelintasan sebidang kereta api, pembangunan underpass, pedestrianisasi, jalur sepeda. Termasuk koridor lanjutan Transjakarta," katanya saat dihubungi.
(mhd)