Puluhan Pria Berbadan Tegap Blokade Jalan ke Dua Pabrik Tangerang
A
A
A
TANGERANG - Puluhan massa berbadan tegap menutup akses jalan menuju kawasan industri, di Jalan Raya Serang, KM 12, Kampung Cirewet, Desa Sukadamai, Cikupa, Kabupaten Tangerang. Dalam aksinya, sekelompok massa ini mendirikan bedeng dan parit, serta membangun portal di jalan yang memiliki lebar sekitar tujuh meter dan panjang 1 kilometer.
Akibat penutupan akses jalan itu, ratusan buruh dari PT Kreasi Mustika, dan PT Hadikreasi Mesindo, PT Leoninda tidak bisa lewat. Tidak hanya itu, sekelompok massa ini juga melakukan intimidasi kepada buruh.
"Ini satu-satunya akses menuju pabrik yang biasa kami lewati. Tidak ada jalan lain," kata Rena (31) buruh PT Mustika Abadi, kepada SINDOnews, di Tangerang, Jumat (28/4/2017) pagi.
Rena mengaku, setiap akan melewati jalan yang ditutup itu sangat ketakutan. Sebab sekelompok orang tersebut selalu berusaha menghalang-halangi para buruh yang akan bekerja di dalam pabrik.
"Saya sampai stres berat. Takut kalau diapa-apain oleh para preman itu. Wajah mereka seram-seram, hitam-hitam. Kalau kayak begini terus, kami jadi tidak tenang kerja ke pabrik," terang wanita ini.
Arifin (43) buruh PT Kreasi Mustika menambahkan, penutupan akses jalan itu telah dilakukan sekelompok massa tersebut sejak 15 April 2017. "Motif mereka menutup lahan itu untuk meminta uang kepada pabrik.
Awalnya itu jalan dijagain sama puluhan orang, kalau lihat dari wajahnya itu mereka dari wilayah timur. Eh ke sini-sininya mereka membangun bedeng. Kemudian parit, dan sekarang portal," ungkapnya.
Ditambahkan dia, akibat aksi sekelompok orang tersebut itu para buruh menjadi kesulitan bekerja. Bahkan pihak pabrik pun tidak bisa mengirim barang produksi mereka keluar. Alhasil, mereka harus mengangkat barang dengan melintasi tembok tinggi.
"Kami sudah protes, tapi jumlah preman itu semakin banyak. Kami kan punya anak istri juga, jadi ketakutan kerja kalau terus-terusan diintimidasi seperti ini. Semoga ada bantuan dari polisi," ujarnya.
Akibat penutupan akses jalan itu, ratusan buruh dari PT Kreasi Mustika, dan PT Hadikreasi Mesindo, PT Leoninda tidak bisa lewat. Tidak hanya itu, sekelompok massa ini juga melakukan intimidasi kepada buruh.
"Ini satu-satunya akses menuju pabrik yang biasa kami lewati. Tidak ada jalan lain," kata Rena (31) buruh PT Mustika Abadi, kepada SINDOnews, di Tangerang, Jumat (28/4/2017) pagi.
Rena mengaku, setiap akan melewati jalan yang ditutup itu sangat ketakutan. Sebab sekelompok orang tersebut selalu berusaha menghalang-halangi para buruh yang akan bekerja di dalam pabrik.
"Saya sampai stres berat. Takut kalau diapa-apain oleh para preman itu. Wajah mereka seram-seram, hitam-hitam. Kalau kayak begini terus, kami jadi tidak tenang kerja ke pabrik," terang wanita ini.
Arifin (43) buruh PT Kreasi Mustika menambahkan, penutupan akses jalan itu telah dilakukan sekelompok massa tersebut sejak 15 April 2017. "Motif mereka menutup lahan itu untuk meminta uang kepada pabrik.
Awalnya itu jalan dijagain sama puluhan orang, kalau lihat dari wajahnya itu mereka dari wilayah timur. Eh ke sini-sininya mereka membangun bedeng. Kemudian parit, dan sekarang portal," ungkapnya.
Ditambahkan dia, akibat aksi sekelompok orang tersebut itu para buruh menjadi kesulitan bekerja. Bahkan pihak pabrik pun tidak bisa mengirim barang produksi mereka keluar. Alhasil, mereka harus mengangkat barang dengan melintasi tembok tinggi.
"Kami sudah protes, tapi jumlah preman itu semakin banyak. Kami kan punya anak istri juga, jadi ketakutan kerja kalau terus-terusan diintimidasi seperti ini. Semoga ada bantuan dari polisi," ujarnya.
(whb)