Bogor Miliki Kawasan Inovasi Teknologi Pertanian Terbesar
A
A
A
BOGOR - Badan Penelitian Pengembangan (Balitbang) Pertanian Kementerian Pertanian dan Pemerintah Kota Bogor sepakat untuk memperkenalkan produk-produk pertanian hasil inovasi teknologi di Kawasan Pertanian Cimanggu, Jalan Tentara Pelajar, Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat.
Kesepakatan mengenai diperkenalkan melalui acara jalan sehat berkeliling ke 12 unit kerja yang berdiri di area seluas 71 hektare, dengan titik start dari Kebun Wisata Ilmiah (KWI) dan finish di Gedung Agrosinema, Sabtu 25 Maret 2017.
Kepala Badan Litbang Pertanian Dr M Syakir menjelaskan keinginannya untuk mewujudkan suatu kawasan agroinovasi sebagai pusat inovasi Badan Litbang Pertanian menjadi salah satu ikon Kota Bogor.
“Di kota Bogor ini, ada 12 unit kerja di bawah Badan Litbang Pertanian,” ujarnya.
Maka dari itu, pihaknya mengajak Pemkot Bogor bersama-sama membangun dan mengembangkan kawasan yang tidak ada duanya di Indonesia ini.
"Di kawasan ini ada Taman Sains dan Teknologi Pertanian (TSTP) yang menyediakan unit bursa bibit unggul beragam komoditas perkebunan, diantaranya Pala, Kayu manis, Kemiri minyak, Kemiri molucana, Kakao, Kopi arabika, Jambu mete flotim, Cengkeh, Karet, Kesambi, Makadamia dan Nyamplung, Laja goah, Kapolaga, Serai dapur, Bongle, Akar wangi, Kenei pepet, Temu mangga, Zodia, Kayu urip, Pacar cina, Wijaya kusuma, Gendis, Heura tulang, Sambang darah, Sariawan, Kisaat, Lavender dan Daun sendok, Kelapa sawit, kelapa, dan lain-lain," tuturnya.
Tak hanya itu, dikawasan ini juga ada Kebun Wisata Ilmiah Tanaman Obat (KWITO) yang udah lama dikenal sebagai salah satu objek wisata Kota Bogor bersifat edukatif dengan menyajikan 400 jenis tanaman obat.
"Di lokasi ini pengunjung diperlihatkan cara budidaya, pengolahan sampai kepada khasiatnya. Oleh karena itu komoditas tersebut mempunyai peluang yang cukup besar untuk dijadikan objek wisata edukatif dan agro unggulan," tuturnya.
Sementara itu, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengaku sempat terkejut dengan adanya Kawasan Agroinovasi ini.
“Seumur-umur saya baru pertama kali sekarang masuk di kawasan ini, dan kawasan ini seperti kebun raya, ya kebun raya mini”, ujarnya.
Bima menyampaikan tentang pentingnya keberadaan di Kawasan Inovasi Teknologi Pertanian di kawasan Pertanian Cimanggu ini. Pertama, lanjut dia, Pemkot bisa bekerja sama dalam konteks konservasi. “Saya melihat banyak sekali jenis-jenis tanaman yang dikoleksi di kawasan ini, tapi saya menginginkan ada pendekatan-pendekatan juga pada tanaman-tanaman khas Bogor, seperti buah kesemek”, ujarnya.
Yang keduam, kata dia, kawasan ini dapat berfungsi sebagai area edukasi. “Ini kawasan yang sangat luar biasa, anak sekolah, warga umum, semuanya bisa datang ke sini berkeliling. Banyak sekali yang bisa dipelajari walau baru saja saya berkeliling, tapi sudah banyak sekali pengetahuan yang saya dapat," katanya.
Terakhir sebagai tempat rekreasi. Menurutnya, kawasan ini bisa menjadi tempat rekreasi, saya akan rekomendasikan kepada tamu yang berkunjung ke Balai Kota, untuk mengunjungi Kawasan Agroinovasi ini”, ujarnya.
Kesepakatan mengenai diperkenalkan melalui acara jalan sehat berkeliling ke 12 unit kerja yang berdiri di area seluas 71 hektare, dengan titik start dari Kebun Wisata Ilmiah (KWI) dan finish di Gedung Agrosinema, Sabtu 25 Maret 2017.
Kepala Badan Litbang Pertanian Dr M Syakir menjelaskan keinginannya untuk mewujudkan suatu kawasan agroinovasi sebagai pusat inovasi Badan Litbang Pertanian menjadi salah satu ikon Kota Bogor.
“Di kota Bogor ini, ada 12 unit kerja di bawah Badan Litbang Pertanian,” ujarnya.
Maka dari itu, pihaknya mengajak Pemkot Bogor bersama-sama membangun dan mengembangkan kawasan yang tidak ada duanya di Indonesia ini.
"Di kawasan ini ada Taman Sains dan Teknologi Pertanian (TSTP) yang menyediakan unit bursa bibit unggul beragam komoditas perkebunan, diantaranya Pala, Kayu manis, Kemiri minyak, Kemiri molucana, Kakao, Kopi arabika, Jambu mete flotim, Cengkeh, Karet, Kesambi, Makadamia dan Nyamplung, Laja goah, Kapolaga, Serai dapur, Bongle, Akar wangi, Kenei pepet, Temu mangga, Zodia, Kayu urip, Pacar cina, Wijaya kusuma, Gendis, Heura tulang, Sambang darah, Sariawan, Kisaat, Lavender dan Daun sendok, Kelapa sawit, kelapa, dan lain-lain," tuturnya.
Tak hanya itu, dikawasan ini juga ada Kebun Wisata Ilmiah Tanaman Obat (KWITO) yang udah lama dikenal sebagai salah satu objek wisata Kota Bogor bersifat edukatif dengan menyajikan 400 jenis tanaman obat.
"Di lokasi ini pengunjung diperlihatkan cara budidaya, pengolahan sampai kepada khasiatnya. Oleh karena itu komoditas tersebut mempunyai peluang yang cukup besar untuk dijadikan objek wisata edukatif dan agro unggulan," tuturnya.
Sementara itu, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengaku sempat terkejut dengan adanya Kawasan Agroinovasi ini.
“Seumur-umur saya baru pertama kali sekarang masuk di kawasan ini, dan kawasan ini seperti kebun raya, ya kebun raya mini”, ujarnya.
Bima menyampaikan tentang pentingnya keberadaan di Kawasan Inovasi Teknologi Pertanian di kawasan Pertanian Cimanggu ini. Pertama, lanjut dia, Pemkot bisa bekerja sama dalam konteks konservasi. “Saya melihat banyak sekali jenis-jenis tanaman yang dikoleksi di kawasan ini, tapi saya menginginkan ada pendekatan-pendekatan juga pada tanaman-tanaman khas Bogor, seperti buah kesemek”, ujarnya.
Yang keduam, kata dia, kawasan ini dapat berfungsi sebagai area edukasi. “Ini kawasan yang sangat luar biasa, anak sekolah, warga umum, semuanya bisa datang ke sini berkeliling. Banyak sekali yang bisa dipelajari walau baru saja saya berkeliling, tapi sudah banyak sekali pengetahuan yang saya dapat," katanya.
Terakhir sebagai tempat rekreasi. Menurutnya, kawasan ini bisa menjadi tempat rekreasi, saya akan rekomendasikan kepada tamu yang berkunjung ke Balai Kota, untuk mengunjungi Kawasan Agroinovasi ini”, ujarnya.
(dam)