Pengakuan Bos Pandawa Soal Kasus Investasi Bodong
A
A
A
JAKARTA - Bos Pandawa Group Salman Nuryanto buka suara terkait kasus investasi bodong yang dilakukannya itu. Bekas penjual bubur itu mengaku, nasabah yang merasa tertipu dengan Pandawa melakukan investasinya tanpa ada paksaan.
Saat digelandang polisi ke hadapan awak media di Polda Metro Jaya, Salman mengatakan, seluruh nasabahnya berinvestasi tanpa harus dipaksa-paksa olehnya ataupun bawahannya. "Biasa saja, orang pada ikut sendiri. Saya juga banyak yang tak tahu para nasabahnya siapa, karena kan dari anak buah," ujarnya pada wartawan, Kamis (9/3/2017).
Mantan penjual bubur ayam tersebut mengaku, saat ini dalam kondisi sehat dan baik-baik saja. Adapun bisnis Pandawa Group itu dibuatnya setelah mendapatkan inspirasi dari banyak orang.
Orang-orang umumnya mudah percaya terhadapnya, termasuk percaya menginvestasikan uangnya."Orangnya kumpul, terus pada ngobrol-ngobrol, akhirnya ada yang percaya dan tidak. Jadi yang percaya langsung pada ikutan, gitu aja," tuturnya.
Slamet menambahkan, pada awalnya usaha tanam modal tersebut memang dapat berjalan dengan lancar. Namun, akhirnya semakin lama, tidak benar. "Nitip modal sendiri mereka, pertama awalnya benar, tapi ke sini-sininya tidak benar," katanya.
Saat digelandang polisi ke hadapan awak media di Polda Metro Jaya, Salman mengatakan, seluruh nasabahnya berinvestasi tanpa harus dipaksa-paksa olehnya ataupun bawahannya. "Biasa saja, orang pada ikut sendiri. Saya juga banyak yang tak tahu para nasabahnya siapa, karena kan dari anak buah," ujarnya pada wartawan, Kamis (9/3/2017).
Mantan penjual bubur ayam tersebut mengaku, saat ini dalam kondisi sehat dan baik-baik saja. Adapun bisnis Pandawa Group itu dibuatnya setelah mendapatkan inspirasi dari banyak orang.
Orang-orang umumnya mudah percaya terhadapnya, termasuk percaya menginvestasikan uangnya."Orangnya kumpul, terus pada ngobrol-ngobrol, akhirnya ada yang percaya dan tidak. Jadi yang percaya langsung pada ikutan, gitu aja," tuturnya.
Slamet menambahkan, pada awalnya usaha tanam modal tersebut memang dapat berjalan dengan lancar. Namun, akhirnya semakin lama, tidak benar. "Nitip modal sendiri mereka, pertama awalnya benar, tapi ke sini-sininya tidak benar," katanya.
(whb)