Dari Ojek Online, Pria Ini Mampu Kembangkan Pondok Pesantren

Rabu, 01 Maret 2017 - 10:03 WIB
Dari Ojek Online, Pria...
Dari Ojek Online, Pria Ini Mampu Kembangkan Pondok Pesantren
A A A
JAKARTA - Kisah Endang Irawan (45) pengemudi Go-Jek ini bisa mejadi inspirasi bagi kita. Pekerjaannya sebagai pengemudi ojek online kini membuat kehidupannya berubah, bahkan Endang kini mampu mengembangkan Pondok Pesantren Nurul Iman di Gunung Putri, Bogor.

SINDOnews sempat berbincang dengan Endang di salah satu kawasan di Jakarta Pusat, pada Selasa, 28 Februari 2017 kemarin. Endang Irawan mengatakan, dua tahun lalu keluarganya hanya memiliki uang Rp800.000 per bulan yang dipergunakan membeli beras dan makan anak asuhnya.
Semenjak booming ojek online, Endang mencoba mendaftar sebagai pengemudi dan akhirnya diterima. Perlahan tapi pasti, di setiap kali mengantar penumpang, Endang selalu menceritakan kehidupannya yang harus mengasuk anak-anak yatim dan kesulitan ekonmoni di ponpes yang dikelolanya. Hal itu bukan untuk meminta sumbangan, melainkan hanya sekedar bercerita sambil mengisi waktu sambil di perjalanan.

Namun tak disangka, itulah yang membawa rezeki bagi Ponpes Nurul Iman tersebut. Tak sedikit pelanggan yang kerap memberikan uang lebih dengan tujuan didonasikan untuk ponpes tersebut.

"Meskipun tidak semua memberikan sumbangan, tapi banyak yang ikut mendoakan. Saya yakin kekuatan dengan doa itu," ujar laki-laki yang akrab dipanggil Soplo tersebut kepada SINDOnews.

Salah satu hal yang paling berkesan adalah ketika menerima order dari seorang anggota kepolisian. Hingga kini, anggota polisi yang tidak mau disebut identitasnya tersebut aktif memberikan donasi sebesar Rp350.000 setiap bulan selama satu tahun terakhir untuk kebutuhan di ponpes.

"Bahkan namanya pun tidak tahu, cuma tahu dia anggota di Polda Metro Jaya," kata Endang. Begitupun saat perayaan Idul Adha 1437 H yang jatuh pada September 2016 lalu. Dia menerima sumbangan empat ekor kambing untuk pesantrennya dari pelanggan yang pernah di antar.

Karena itu, dia mengaku keputusannya bergabung dengan Go-Jek merupakan berkah untuknya maupun pondok pesantren yang dibina.

Beberapa waktu lalu, Endang masih bekerja sebagai teknisi di bidang kelistrikan selain menerima order pelanggan GoJek. Namun kini Endang memutuskan untuk fokus di Go-Jek karena lebih fleksibel dalam hal jam kerja. Kondisi itu dianggap sebagai keuntungan karena Endang bisa lebih leluasa mengurus pondok pesantren yang dia dirikan.

Saat ini, pondok pesantren itu sudah memiliki 120 santri dengan usia antara 9 hingga 20 tahun. Bahkan ada beberapa santri yang berasal dari Surabaya, Jawa Timur, Sumatera, dan Kalimantan, berkat informasi dari mulut ke mulut. Pesantren itu pun sudah mampu melahirkan 10 orang penghafal Alquran.

"Enam orang yang masih ada di pesantren, karena aturannya mereka harus membantu santri lain selama tiga bulan, baru bisa dapat ijazah," kata Endang. Sebagai driver Go-Jek dia pun memberikan keistimewaan bagi anak-anak rekannya sesama driver yang telah meninggal dunia saat bertugas. Anak-anak driver Go-Jek akan diberikan beasiswa penuh selama menempuh pendidikan di Pondok Pesantren Nurul Iman.

"Kami selalu terbuka untuk mereka (anak-anak driver Go-Jek yang meninggal dunia), yang penting mereka cukup belajar dengan baik saja," ucap Endang.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0639 seconds (0.1#10.140)