Pengamat Tata Kota Sebut Pemda DKI Gagal Paham Soal Penanganan Banjir
A
A
A
JAKARTA - Beberapa hari yang lalu,hampir seluruh wilayah Ibu Kota terendam banjir. Selama ini Gubernur DKI Basuki T Purnama (Ahok) dengan percaya diri mengklaim Jakarta bebas banjir karena ada proyek normalisasi sungai.
Menanggapi hal tersebut, pengamat tata kota dari Universitas Trisakti, Nirwono Joga menjelaskan tipe-tipe banjir yang kerap merendam Jakarta. Pertama, kata Nirwono, Hujan lokal, tidak merata - banjir lokal karena daerah resapan berkurang dan saluran air tidak berfungsi dengan baik.
Kedua, kenaikan pemukaan air laut di pantai utara akibat pasang dapat menyebabkan rob dan genangan di pantura. "Yang ketiga, banjir kiriman akibat meluapnya air sungai karena daerah selatan atau puncak hujan deras seperti yang terjadi dalam beberapa hari ini di Bukit Duri," kata Nirwono saat dihubungi SINDOnews, Kamis (23/2/2017).
Tipe banjir keempat, kata Nirwono yakni banjir besar yang melumpuhkan Jakarta tahun 1996, 2002, 2007, 2012 dan 2014 lalu akibat ke 3 tipe tadi terjadi secara bersamaan.
"Tipe yang berbeda-beda jelas membutuhkan penanganan banjir yang berbeda pula.Ini yang gagal dipahami Pemprov DKI - gubernur dan Kadis SDA (Sumber Daya Air)," tegasnya.
Menanggapi hal tersebut, pengamat tata kota dari Universitas Trisakti, Nirwono Joga menjelaskan tipe-tipe banjir yang kerap merendam Jakarta. Pertama, kata Nirwono, Hujan lokal, tidak merata - banjir lokal karena daerah resapan berkurang dan saluran air tidak berfungsi dengan baik.
Kedua, kenaikan pemukaan air laut di pantai utara akibat pasang dapat menyebabkan rob dan genangan di pantura. "Yang ketiga, banjir kiriman akibat meluapnya air sungai karena daerah selatan atau puncak hujan deras seperti yang terjadi dalam beberapa hari ini di Bukit Duri," kata Nirwono saat dihubungi SINDOnews, Kamis (23/2/2017).
Tipe banjir keempat, kata Nirwono yakni banjir besar yang melumpuhkan Jakarta tahun 1996, 2002, 2007, 2012 dan 2014 lalu akibat ke 3 tipe tadi terjadi secara bersamaan.
"Tipe yang berbeda-beda jelas membutuhkan penanganan banjir yang berbeda pula.Ini yang gagal dipahami Pemprov DKI - gubernur dan Kadis SDA (Sumber Daya Air)," tegasnya.
(pur)