Terganggunya Layanan Bus Transjakarta Pengaruhi Subsidi‴
A
A
A
JAKARTA - Operasional bus Transjakarta terganggu pascaadanya banjir dan aksi demonstrasi di koridor tertentu. Empat koridor yang mengalami gangguan hingga sekitar delapan jam tersebut berpengaruh terhadap pembayaran subsidi.
Wakil Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Sigit Widjamoko mengatakan, terganggunya pelayanan di empat koridor akibat banjir dan aksi demonstrasi membuat operasional bus berkurang dari apa yang direncanakan. Akibatnya, pembayaran subsisi berupa Public Service Obligation (PSO) dari Peprov DKI ke PT Transportasi Jakarta akan berkurang. Namun, PT Transportasi Jakarta tetap harus membayarkan subsidi ke operator secara normal.
"Merekakan punya Rencana Operasional (Renops). Data itu yang digunakan bayar PSO. Semakin dikit bus yang beroperasi makin dikit yang dibayarkan PSO-nya," kata Sigit saat dihubungi, Selasa (21/2/2017).
Sigit menjelaskan, layanan publik bus Transjakarta itu sifatnya situasional. Apabila terganggu dan tidak bisa dialihkan, mau tidak mau pelayanan harus dihentikan. Dia menilai jalur bus transJakarta yang terendam itu akibat tersumbatnya saluran air. Artinya, kata dia, evaluasi jalur tersebut tidak perlu untuk ditinggikan.
"Dicari dahulu penyebabnya, kalau memang akibat saluran tersumbat ya selesaikan saja saluran itu. Kami berharap tidak ada lagi genangan yang terjadi di koridor," harapnya.
Adapun empat koridor yang terganggu itu, tiga di antaranya akibat banjir, yakni koridor 5 (Kampung Melayu-Ancol) hanya sampai Halte Senen, Koridor 4 (Pulogadung-Dukuh Atas) tertahan karena ada rendaman air di jalan, tepatnya di perempatan Arion Mall Jalan Pemuda, Pelayanan koridor 10 (Tanjung Priok-Cililitan) dari Tanjung Priok hanya sampai Bappenas Kalimalang karena adanya genangan di terowongan Tol Jalan Sutoyo.
Sedangkan untuk koridor yang terganggu akibat aksi demontrasi itu yakni koridor 9 (Pinang Ranti- Pluit) yang dialihkan melalui jalan tol depan di pintu gerbang utama DPR-MPR RI. "Sekitar pukul 16.00 WIB semua koridor sudah berjalan normal," ujarnya.
Wakil Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Sigit Widjamoko mengatakan, terganggunya pelayanan di empat koridor akibat banjir dan aksi demonstrasi membuat operasional bus berkurang dari apa yang direncanakan. Akibatnya, pembayaran subsisi berupa Public Service Obligation (PSO) dari Peprov DKI ke PT Transportasi Jakarta akan berkurang. Namun, PT Transportasi Jakarta tetap harus membayarkan subsidi ke operator secara normal.
"Merekakan punya Rencana Operasional (Renops). Data itu yang digunakan bayar PSO. Semakin dikit bus yang beroperasi makin dikit yang dibayarkan PSO-nya," kata Sigit saat dihubungi, Selasa (21/2/2017).
Sigit menjelaskan, layanan publik bus Transjakarta itu sifatnya situasional. Apabila terganggu dan tidak bisa dialihkan, mau tidak mau pelayanan harus dihentikan. Dia menilai jalur bus transJakarta yang terendam itu akibat tersumbatnya saluran air. Artinya, kata dia, evaluasi jalur tersebut tidak perlu untuk ditinggikan.
"Dicari dahulu penyebabnya, kalau memang akibat saluran tersumbat ya selesaikan saja saluran itu. Kami berharap tidak ada lagi genangan yang terjadi di koridor," harapnya.
Adapun empat koridor yang terganggu itu, tiga di antaranya akibat banjir, yakni koridor 5 (Kampung Melayu-Ancol) hanya sampai Halte Senen, Koridor 4 (Pulogadung-Dukuh Atas) tertahan karena ada rendaman air di jalan, tepatnya di perempatan Arion Mall Jalan Pemuda, Pelayanan koridor 10 (Tanjung Priok-Cililitan) dari Tanjung Priok hanya sampai Bappenas Kalimalang karena adanya genangan di terowongan Tol Jalan Sutoyo.
Sedangkan untuk koridor yang terganggu akibat aksi demontrasi itu yakni koridor 9 (Pinang Ranti- Pluit) yang dialihkan melalui jalan tol depan di pintu gerbang utama DPR-MPR RI. "Sekitar pukul 16.00 WIB semua koridor sudah berjalan normal," ujarnya.
(mhd)