Simulasi Alvara Research: Anies-Sandi Unggul 49,3% di Putaran Dua
A
A
A
JAKARTA - Pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno diperkirakan unggul pada puturan kedua Pilgub DKI Jakarta pada 19 April 2017 mendatang. Ini berdasarkan hasil simulasi putaran kedua yang dilakukan Alvara Research Center.
Founder and CEO Alvara Research Center Hasanuddin Ali dalam laman hasanuddinali.com menulis, perhelatan babak pertama Pilgub DKI Jakarta sesuai dengan prediksi Alvara Research Center di mana akan terjadi dua putaran. Berbagai quick count yang dilakukan berbagai lembaga survei menempatkan Basuki-Djarot dan Anies-Sandi lolos ke putaran dua.
Alvara Research Center pada 15 Februari 2016 menjelang pemungutan suara telah memprediksi perolehan suara Agus-Sylvi dalam kisaran 18-22%, Basuki-Djarot 40-44%, dan Anies-Sandi 37-40%.
Untuk putara kedua nanti, Hasanuddin Ali memperkirakan pertarungan Anies-Sandi dan Basuki-Djarot akan diwarnai sisa-sia aroma persaingan Pilpres 2014. Aroma sisa persaingan Pilpres 2014 ini akan sangat terasa dalam putaran kedua ini, ada Gerinda, PKS, dan tentu saja Prabowo dibelakang Anies-Sandi dan PDIP, Nasdem, dan mungkin Joko Widodo di belakang Basuki-Djarot.
Hasanuddin mengatakan, berkaca pada simulasi putaran kedua yang didasarkan pada hasil survei yang dilakukan Alvara Research Center pada 6-8 Februari 2016 apabila putaran dua mempertemukan Basuki-Djarot dan Anies-Sandi maka Anies-Sandi akan unggul 49,3%, sementara suara Basuki-Djarot 42,2%, selisih 7,1%.
Menurut Hasanuddin, keunggulan Anies-Sandi didapatkan dari limpahan suara pemilih Agus-Sylvi. Dari survei tersebut,pemilih yang sebelumnya memilih Agus-Sylvi 66,3% mengalihkan pilihannya ke Anies-Sandi.
Sementara itu pemilih Agus-Sylvi yang mengalihkan ke Basuki-Djarot hanya 8,6%, yang belum memutuskan 22,7% dan yang menjawab tidak memilih 2,5%. Berpindahnya mayoritas pemilih Agus-Sylvi ke Anies-Sandi mengindikasikan adanya irisan yang kuat antara pemiliih Agus-Sylvi dengan pemilih Anies-Sandi.
Kondisi ini tentu kurang menguntungkan untuk Basuki-Djarot. Meski diputaran pertama masih unggul dibanding Anies-Sandi. Basuki-Djarot dan timsesnya harus berjuang ekstra keras untuk melakukan penetrasi dan simpati dari pemilih Agus-Sylvi.
Tingginya partisipasi pemilih dalam Pilgub Jakarta ini mengindikasikan potensi suara yang tidak memilih pada putaran pertama relatif kecil. Itu artinya satu-satu cara untuk memenangkan Pilgub Jakarta adalah siapa yang bisa meraih mayoritas pemilih Agus-Sylvi.
Diatas kertas hari ini peluang Anies-Sandi untuk memenangkan Pilgub Jakarta memang lebih besar dari Basuki-Djarot. Namun politik tentu saja bukanlah hitungan matematis saja, masih ada dua bulan lagi tersisa sampai 19 April 2016 yang bisa dimanfaatkan oleh dua pasang kandidat untuk berebut potensi suara dengan berbagai strategi dan amunisi yang mereka miliki.
Pertarungan keduanya layak untuk ditonton dan pastinya sangat menarik dinikmati karena kedua nya punya nama besar dan basis pendukung yang kuat dan solid, mungkin dalam sepak bola kontestasi Basuki-Djarot dan Anies-Sandi di putaran dua ini seperti el clasico antara Barcelona dan Real Madrid di La Liga Spanyol.
Founder and CEO Alvara Research Center Hasanuddin Ali dalam laman hasanuddinali.com menulis, perhelatan babak pertama Pilgub DKI Jakarta sesuai dengan prediksi Alvara Research Center di mana akan terjadi dua putaran. Berbagai quick count yang dilakukan berbagai lembaga survei menempatkan Basuki-Djarot dan Anies-Sandi lolos ke putaran dua.
Alvara Research Center pada 15 Februari 2016 menjelang pemungutan suara telah memprediksi perolehan suara Agus-Sylvi dalam kisaran 18-22%, Basuki-Djarot 40-44%, dan Anies-Sandi 37-40%.
Untuk putara kedua nanti, Hasanuddin Ali memperkirakan pertarungan Anies-Sandi dan Basuki-Djarot akan diwarnai sisa-sia aroma persaingan Pilpres 2014. Aroma sisa persaingan Pilpres 2014 ini akan sangat terasa dalam putaran kedua ini, ada Gerinda, PKS, dan tentu saja Prabowo dibelakang Anies-Sandi dan PDIP, Nasdem, dan mungkin Joko Widodo di belakang Basuki-Djarot.
Hasanuddin mengatakan, berkaca pada simulasi putaran kedua yang didasarkan pada hasil survei yang dilakukan Alvara Research Center pada 6-8 Februari 2016 apabila putaran dua mempertemukan Basuki-Djarot dan Anies-Sandi maka Anies-Sandi akan unggul 49,3%, sementara suara Basuki-Djarot 42,2%, selisih 7,1%.
Menurut Hasanuddin, keunggulan Anies-Sandi didapatkan dari limpahan suara pemilih Agus-Sylvi. Dari survei tersebut,pemilih yang sebelumnya memilih Agus-Sylvi 66,3% mengalihkan pilihannya ke Anies-Sandi.
Sementara itu pemilih Agus-Sylvi yang mengalihkan ke Basuki-Djarot hanya 8,6%, yang belum memutuskan 22,7% dan yang menjawab tidak memilih 2,5%. Berpindahnya mayoritas pemilih Agus-Sylvi ke Anies-Sandi mengindikasikan adanya irisan yang kuat antara pemiliih Agus-Sylvi dengan pemilih Anies-Sandi.
Kondisi ini tentu kurang menguntungkan untuk Basuki-Djarot. Meski diputaran pertama masih unggul dibanding Anies-Sandi. Basuki-Djarot dan timsesnya harus berjuang ekstra keras untuk melakukan penetrasi dan simpati dari pemilih Agus-Sylvi.
Tingginya partisipasi pemilih dalam Pilgub Jakarta ini mengindikasikan potensi suara yang tidak memilih pada putaran pertama relatif kecil. Itu artinya satu-satu cara untuk memenangkan Pilgub Jakarta adalah siapa yang bisa meraih mayoritas pemilih Agus-Sylvi.
Diatas kertas hari ini peluang Anies-Sandi untuk memenangkan Pilgub Jakarta memang lebih besar dari Basuki-Djarot. Namun politik tentu saja bukanlah hitungan matematis saja, masih ada dua bulan lagi tersisa sampai 19 April 2016 yang bisa dimanfaatkan oleh dua pasang kandidat untuk berebut potensi suara dengan berbagai strategi dan amunisi yang mereka miliki.
Pertarungan keduanya layak untuk ditonton dan pastinya sangat menarik dinikmati karena kedua nya punya nama besar dan basis pendukung yang kuat dan solid, mungkin dalam sepak bola kontestasi Basuki-Djarot dan Anies-Sandi di putaran dua ini seperti el clasico antara Barcelona dan Real Madrid di La Liga Spanyol.
(whb)