Akibatkan Kemacetan, Warga Tetap Nekat Parkir Liar di Seputar Jalan Paseban Raya
A
A
A
JAKARTA - Warga yang tinggal di seputar Jalan Paseban Raya mengaku keberatan dengan penertiban yang sering dilakukan petugas Suku Dinas Perhubungan dan Transportasi (Sudinhubtrans) Jakarta Pusat (Jakpus) terkait parkir liar.
Pasalnya, mereka menganggap bahwa area parkir yang mereka pakai tidak mengganggu arus jalan yang sering dipakai sebagai jalur alternatif lalu lintas kendaraan yang menuju ke Jalan Salemba Raya. Sehingga, kata dia, seharusnya tidak perlu ditertibkan.
"Jarang macet kok di sini (Jalan Paseban Raya), kalau macet paling juga hanya sebentar. Lagi pula kalau jam sibuk, kami parkirnya di atas trotoar," ucap seorang warga Paseban, Herman (52), di Jalan Paseban Raya, Senen, Jakarta Pusat, Sabtu (4/2/2017).
Herman juga menjadi salah satu korban yang mobilnya ikut diderek petugas Sudinhub Jakarta Pusat. Tapi tetap saja petugas melakukan tindakan kepada mobil-mobil yang memarkirkan kendaraannya di bibir Jalan Paseban Raya.
"Kami semua disini udah ngerti, kalau jam sibuk parkirnya di atas (trotoar). Tapi selalu saja dikempesin atau dicopot pentil ban mobilnya. Kadang-kadang diderek. Udah sering kejadian, setiap satu bulan sekali," kata Herman.
Pasalnya, mereka menganggap bahwa area parkir yang mereka pakai tidak mengganggu arus jalan yang sering dipakai sebagai jalur alternatif lalu lintas kendaraan yang menuju ke Jalan Salemba Raya. Sehingga, kata dia, seharusnya tidak perlu ditertibkan.
"Jarang macet kok di sini (Jalan Paseban Raya), kalau macet paling juga hanya sebentar. Lagi pula kalau jam sibuk, kami parkirnya di atas trotoar," ucap seorang warga Paseban, Herman (52), di Jalan Paseban Raya, Senen, Jakarta Pusat, Sabtu (4/2/2017).
Herman juga menjadi salah satu korban yang mobilnya ikut diderek petugas Sudinhub Jakarta Pusat. Tapi tetap saja petugas melakukan tindakan kepada mobil-mobil yang memarkirkan kendaraannya di bibir Jalan Paseban Raya.
"Kami semua disini udah ngerti, kalau jam sibuk parkirnya di atas (trotoar). Tapi selalu saja dikempesin atau dicopot pentil ban mobilnya. Kadang-kadang diderek. Udah sering kejadian, setiap satu bulan sekali," kata Herman.
(pur)