Pengamat: Anies Unggul, Ahok Bertahan, AHY Percaya Diri
A
A
A
JAKARTA - Tiga pasangan cagub-cawagub DKI Jakarta telah melaksanakan debat kandidat pertama yang digelar KPU DKI Jakarta di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, malam tadi. Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta Adi Prayitno menilai masing-masing calon memiliki kekuatan berimbang.
Adi Prayitno mengatakan, secara umum masing-masing calon cukup baik menyampaikan visi besar dan program kerja utama untuk membangun Jakarta. Sesi pertama, kedua, dan ketiga masing-masing calon masih normatif meski pasangan nomor satu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) Sylviana Murni memulai dengan frasa tentang ketimpangan, kemiskinan, dan ketidakadilan di Jakarta.
"Sesi keempat dan kelima adalah inti debat malam ini. Masing-masing calon mulai saling tanya, mendebat, dan bahkan saling menyerang," kata Adi kepada SINDOnews, Jumat, 13 Januari 2017 malam tadi.
Adi menuturkan, debat mulai memanas ketika Ahok-Djarot ditanya soal kebijakan yang kerap merugikan rakyat, menggusur dan seterusnya. Bahkan kesan tak manusiawi dialamatkan ke Ahok.
Tak mau mati kutu, lanjut Adi, Ahok berkilah bahwa pembangunan dan relokasi relokasi yang dilakukan justru ingin menyelamatkan kehidupan warga Jakarta yang hidup di bantaran kali dan di kolong jembatan.
"Namun, argumen Ahok dipatahkan oleh Anies yang menegaskan bahwa Ahok terlibat kontrak politik dengan warga Jakarta saat jadi Wakil Gubernur-nya Jokowi yang hingga kini ini belum direalisasikan. Yaitu, soal membangun kampung deret di sepanjang bantaran kali," tutur Adi.
Adi mengungkapkan, Anies-Sandi yang sejak awal terlihat cukup matang dan mengusai panggung, di sesi 4 dan 5 makin keliatan bertaring. Apalagi, Anies beberapa kali menegaskan menolak reklamasi dan perangi narkoba, dan antipenggusuran. "Jelas, positioning Anies lebih unggul ketimbang yang lain," jelasnya.
Sementara Ahok lebih banyak bertahan dan sedikit banyak memberikan klarifikasi soal kebijakannya yang dianggap tak populis. Sambil sesekali Ahok menyerang balik Anies dan AHY. Semakin ditekan, Argumen Ahok nyatanya makin 'mematikan'. "Di sesi 4 dan 5, beberapa kali Ahok reborn mampu bangkit dari serangan," tambahnya.
Di luar itu, Agus tampil meyakinkan dan percaya diri. Program kerja yang disampaikan workable dan susunan bahasa yang disampaikan konkret dan sistematis. Tak seperti yang banyak diragukan orang, Agus ternyata mampu berdebat dengan baik.
Bahkan di awal sesi, Agus banyak menyerang Ahok. "Namun, diakhir sesi, Agus terlihat mulai kewalahan dengan data-data yang disampaikan dua pasangan lainnya," ungkapnya.
Adi mengatkan, jika dirangkum milik siapa debat malam ini agak sulit menjawabnya. Namun, secara umum, dalam banyak hal malam ini adalah panggungnya Anies, disusul Ahok kemudian Agus.
"Secara skor dapat dirangkum yakni, penguasaan materi dan gagasan Anies dan Ahok bersaing di angka 8, sedangkan AHY 7,5. Untuk penyampaian bahasa, gagasan dan solusi, Anies unggul dari Ahok disusul AHY 7,5. Kerja sama tim Ahok unggul, disusul Anies dan Agus," paparnya.
Adi Prayitno mengatakan, secara umum masing-masing calon cukup baik menyampaikan visi besar dan program kerja utama untuk membangun Jakarta. Sesi pertama, kedua, dan ketiga masing-masing calon masih normatif meski pasangan nomor satu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) Sylviana Murni memulai dengan frasa tentang ketimpangan, kemiskinan, dan ketidakadilan di Jakarta.
"Sesi keempat dan kelima adalah inti debat malam ini. Masing-masing calon mulai saling tanya, mendebat, dan bahkan saling menyerang," kata Adi kepada SINDOnews, Jumat, 13 Januari 2017 malam tadi.
Adi menuturkan, debat mulai memanas ketika Ahok-Djarot ditanya soal kebijakan yang kerap merugikan rakyat, menggusur dan seterusnya. Bahkan kesan tak manusiawi dialamatkan ke Ahok.
Tak mau mati kutu, lanjut Adi, Ahok berkilah bahwa pembangunan dan relokasi relokasi yang dilakukan justru ingin menyelamatkan kehidupan warga Jakarta yang hidup di bantaran kali dan di kolong jembatan.
"Namun, argumen Ahok dipatahkan oleh Anies yang menegaskan bahwa Ahok terlibat kontrak politik dengan warga Jakarta saat jadi Wakil Gubernur-nya Jokowi yang hingga kini ini belum direalisasikan. Yaitu, soal membangun kampung deret di sepanjang bantaran kali," tutur Adi.
Adi mengungkapkan, Anies-Sandi yang sejak awal terlihat cukup matang dan mengusai panggung, di sesi 4 dan 5 makin keliatan bertaring. Apalagi, Anies beberapa kali menegaskan menolak reklamasi dan perangi narkoba, dan antipenggusuran. "Jelas, positioning Anies lebih unggul ketimbang yang lain," jelasnya.
Sementara Ahok lebih banyak bertahan dan sedikit banyak memberikan klarifikasi soal kebijakannya yang dianggap tak populis. Sambil sesekali Ahok menyerang balik Anies dan AHY. Semakin ditekan, Argumen Ahok nyatanya makin 'mematikan'. "Di sesi 4 dan 5, beberapa kali Ahok reborn mampu bangkit dari serangan," tambahnya.
Di luar itu, Agus tampil meyakinkan dan percaya diri. Program kerja yang disampaikan workable dan susunan bahasa yang disampaikan konkret dan sistematis. Tak seperti yang banyak diragukan orang, Agus ternyata mampu berdebat dengan baik.
Bahkan di awal sesi, Agus banyak menyerang Ahok. "Namun, diakhir sesi, Agus terlihat mulai kewalahan dengan data-data yang disampaikan dua pasangan lainnya," ungkapnya.
Adi mengatkan, jika dirangkum milik siapa debat malam ini agak sulit menjawabnya. Namun, secara umum, dalam banyak hal malam ini adalah panggungnya Anies, disusul Ahok kemudian Agus.
"Secara skor dapat dirangkum yakni, penguasaan materi dan gagasan Anies dan Ahok bersaing di angka 8, sedangkan AHY 7,5. Untuk penyampaian bahasa, gagasan dan solusi, Anies unggul dari Ahok disusul AHY 7,5. Kerja sama tim Ahok unggul, disusul Anies dan Agus," paparnya.
(whb)