Jawaban Tiga Pasangan Calon soal Penanggulangan Kemiskinan di Jakarta

Jum'at, 13 Januari 2017 - 22:16 WIB
Jawaban Tiga Pasangan Calon soal Penanggulangan Kemiskinan di Jakarta
Jawaban Tiga Pasangan Calon soal Penanggulangan Kemiskinan di Jakarta
A A A
JAKARTA - Memasuki sesi berikutnya, moderator, Ira Koesno, dalam debat pertama bertema "Pembangunan Sosial Ekonomi untuk Jakarta" yang diselenggarakan KPU DKI di Auditorium Hotel Bidakara, kembali melontarkan pertanyaan penting bagi tiga pasangan calon. Pertanyaan yang dilontarkan terkait tentang cara menurunkan angka kemiskinan di Jakarta.

Calon gubernur DKI Jakarta nomor urut satu, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menyampaikan, jika terpilih, mereka memiliki program bantuan langsung sementara (BLS) untuk warga miskin. Program ini tercetus saat dirinya berkeliling dan bergerilya langsung ke warga, ternyata masih banyak masyarakat yang sulit dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. "Kami akan mewujudkan program yang sangat dibutuhkan warga ini," kata Agus.

Selain BLS, Agus juga ingin meningkatkan pertumbuhan ekonomi warga miskin. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi yang baik akan secara otomatis menciptakan lapangan pekerjaan. Ketika itu terjadi, dia yakin jumlah pengangguran di Jakarta akan berkurang.

"Kami juga memiliki program dana bergulir tanpa bunga dengan pendampingan untuk mengembangkan usaha mikro, kecil dan menengah. Saya yakin, program-program tersebut bisa menekan jumlah pengangguran dan berdampak kepada penurunan angka kemiskinan di Jakarta," harapnya.

Sementara, calon gubernur DKI Jakarta nomor urut dua, Basuki Tjahaja Purnama, mengaku tidak hanya ingin berandai-andai. Ahok memaparkan data terkait tingkat pengangguran di Jakarta pada 2013 adalah 8,3%. Menurut Ahok, saat ini angka pengangguran di Jakarta sudah turun menjadi 6%. Sementara di tingkat nasional, kata Ahok, tingkat pengangguran sejak 2013 sampai sekarang masih 5%.

Karena itu, pihaknya menyakini kinerjanya dalam hal penurunan tingkat kemiskinan sudah berjalan baik. Bahkan, keberhasilanya tersebut banyak diapresiasi sejumlah pihak. Keberhasilan ini, kata Ahok, karena pemerintahanya melaksanakan 6 program.

Program pertama, jaminan kesehatan semesta. Ahok mengatakan warga Jakarta bebas biaya pengobatan selama mereka mau menggunakan fasilitas di puskesmas atau kelas 3.
Kedua, jaminan pendidikan. Ahok mengatakan jaminan pendidikan tidak hanya sampai siswa SMA, melainkan juga untuk warga miskin yang diterima di perguruan tinggi negeri.

Ketiga, jaminan perumahan. Ahok mengatakan Pemprov DKI bisa memberi jaminan rumah kepada warga hanya dengan biaya Rp 5.000 hingga Rp 15.000 sehari. Keempat, jaminan transportasi. Ahok menjamin hal tersebut dengan layanan bus Transjakarta yang sudah memiliki 55 trayek. Lalu program kelima adalah jaminan bahan pokok. Ahok mengatakan harga beras di Jakarta paling stabil selama lima tahun terakhir.

Program terakhir, program usaha bagi hasil. Dalam program ini, warga yang mendapat modal dari Pemprov DKI bisa mendapat untung 80 persen sementara Pemprov DKI hanya 20 persen saja.

Ahok juga sempat menyinggung program BLS Agus yang dia sebut tidak mendidik. "Kami tidak setuju melakukan bantuan langsung tunai karena itu tidak mendidik. Karena orangtua yang mendidik itu anak yang rajin harus kerja baru dapat," ujar Ahok.

Adapun calon gubernur DKI Jakarta nomor urut tiga, Anies Baswedan memulai jawabannya dengan mengomentari jawaban Agus dan Ahok. Menurut Anis, jika nomor 1 memberi ikan, dan nomor dua memberi kailnya. makan, tugasnya adalah memastikan kolamnya masih tersedia.

Anies mengatakan program "OKe OCe" bisa menghidupkan pertumbuhan ekonomi. Dia mengatakan program tersebut tidak akan membuat warga bergantung kepada pemerintah karena program ini bisa mengajak pihak swasta ikut terlibat. Anies yakin cara tersebut bisa membuat masyarakat mandiri dengan usahanya.
(pur)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5587 seconds (0.1#10.140)