Perjalanan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ke Kancah Politik

Jum'at, 13 Januari 2017 - 07:07 WIB
Perjalanan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ke Kancah Politik
Perjalanan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ke Kancah Politik
A A A
JAKARTA -
Agus Harimurti Yudhoyono lahir pada 10 Agustus 1978 di Bandung, Jawa Barat. Pendidikan dasarnya sejak 1984 dihabiskan di Bandung dan Timor Timur selama 2,5 tahun, serta Jakarta.

Mengikuti tugas ayahnya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), sebagai siswa Seskoad di Fort Leavenworth di Amerika Serikat, dia lanjutkan sekolah di sana pada 1990. Di Amerika Serikat, Agus pernah mendapatkan penghargaan dari sekolahnya dalam bidang akademik.

Selepas lulus dari SMPN 5 Bandung, Agus pun masuk SMA Taruna Nusantara Magelang pada 1994. Penatarama 1, pendiri pleton PKS (Patroli Keamanan Sekolah) serta Ketua OSIS SMA Taruna Nusantara ini lulus dengan predikat terbaik pada 1997 dan meraih medali Garuda Trisakti Tarunatama Emas. Dia masuk Akademi Militer Magelang.

Agus masuk Akademi Militer Magelang, meraih penghargaan Tri Sakti Wiratama—pada tingkat I dan II membuat Agus terpilih menjadi Komandan Resimen Korps Taruna Akademi Militer pada 1999.

Agus yang menjadi pemegang alat bass drum Genderang Seruling Canka Lokananta Akmil ini, akhirnya lulus dengan predikat terbaik dan meraih penghargaan pedang Tri Sakti Wiratama serta medali Adhi Makayasa pada Desember 2000.

Di Akademi Militer Magelang, Agus lulus terbaik Sekolah Dasar Kecabangan Infanteri dan lulus terbaik Kursus Combat Intel pada 2001.

Agus bergabung dengan Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad). Pada 2002, saat menjabat Komandan Peleton di Batalyon Infanteri Lintas Udara 305/Tengkorak, jajaran Brigif Linud 17 Kostrad, Agus diberangkatkan ke Aceh untuk melakukan Operasi Pemulihan Keamanan.

Pada 2015, Agus Harimurti Yudhoyono mempersunting Annisa Pohan pada 8 Juli 2005 di kediaman orang tua Annisa, Jalan Senopati No. 8, Jakarta Selatan. Resepsi pernikahan Annisa dan Agus dilangsungkan di Istana Bogor, Jawa Barat.

Agus mendapatkan gelar Master of Science in Strategic Studies dari Rajaratnam School of International Studies, Nanyang Technological University pada 2006.

Ketika perang 34 hari berkecamuk antara Israel dan Hezbollah di Lebanon, Indonesia menyatakan kesiapannya mengirimkan pasukan perdamaian bila gencatan senjata terjadi. Ketika itu, Agus berangkat ke daerah konflik yang masih rawan berkobar sebagai bagian dari Kontingen Garuda XXIII-A pada November 2006.

Almira Tunggadewi Yudhoyono, atau biasa dipanggil Aira, anak pertama Agus Yudhoyono dan Annisa Pohan lahir pada 2008.

Kian hari pengalaman Agus makin bertambah. Setelah menjalankan tugas sebagai pasukan perdamaian PBB di Lebanon, Agus pun mendapat promosi sebagai Komandan Kompi (Danki) di Yonif Linud 305/Tengkorak pada 2007.

Kemampuan lapangan Agus diapresiasi Panglima Divif 1 Kotrad sebagai Danki terbaik di jajaran Divisi Infanteri 1 Kostrad pada 2008. Dia pun melengkapi keterampilan militernya dengan mengikuti Kursus Scuba Divers di TNI Angkatan Laut.

Pada 2008, Agus dimintai kontribusinya oleh Kementerian Pertahanan (Kemhan), untuk bergabung dalam tim kecil guna merealisasikan gagasan Presiden SBY dalam rangka pendirian Universitas Pertahanan.

Meski hanya terdiri dari beberapa orang saja, tim ini mampu mewujudkan terbentuknya Universitas Pertahanan Indonesia (Unhan), setelah melalui proses penyiapan yang cukup panjang selama kurang lebih satu tahun.

Peran aktifnya dalam pembentukan Universitas Pertahanan ini, membuat waktu Agus tersita di pasukan, sehingga dia pun dipindahtugaskan ke Kementerian Pertahanan sebagai Kepala Seksi Amerika di Direktorat Jenderal Strategi Pertahanan.

Setelah mewujudkan terbentuknya Unhan, pada 2010, Agus diberikan kesempatan mengikuti seleksi program master di Universitas Harvard, Amerika Serikat. Di sana, sebagai mahasiswa dalam bidang Public Administration dan lulus dengan predikat sangat memuaskan pada 2010.

Pada Maret 2012, Kapten Infanteri Agus Harimurti Yudhoyono, putra sulung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, meraih 3 penghargaan, yaitu Distinguish International Honour Graduated, Medali The Order of Saint Maurice , dan The Commandants List dari sekolah militer Angkatan Darat di Fort Benning, Georgia, Amerika Serikat (AS).

Agus Yudhoyono berdinas sebagai Kepala Seksi 2 / Operasi di lingkungan satuan elit Kostrad, Brigade Infanteri Lintas Udara 17 sebagai pembantu Komandan di bidang Operasi pada 2013.

Setahun kemudian, tepatnya Juni 2014, Mayor Agus menempuh tugas pendidikan militer setingkat Sekolah Staf Komando Angkatan Darat (Seskoad) di Command and General Staff College (CGSC) di Fort Leavenworth, Kansas, Amerika Serikat.

Agus menuntaskan tugas pendidikannya selama satu tahun dan lulus pada 12 Juni 2015 dengan hasil sempurna, yaitu dengan IPK 4.0. Di saat yang bersamaan, Mayor Agus juga meraih gelar Master of Arts (MA) dalam Leadership and Management dari George Herbert Walker School of Business and Technology, Webster University. Juga dengan IPK 4.0

Lantas, Agus pun menjabat Komandan Batalyon Infanteri Mekanis 203/Arya Kamuning. Salah satu tugasnya adalah bertanggung jawab terhadap pengamanan Ibukota Negara Republik Indonesia, Jakarta.

Baru pada 2016, Agus maju sebagai calon gubernur DKI Jakarta berpasangan dengan Sylviana Murni yang diusung Partai Demokrat, PPP, PKB dan PAN dengan mendapatkan nomor urut 1.

Visi dan Misi Agus-Sylvi

Pasangan calon Agus-Sylvi yang maju dalam Pilgub DKI Jakarta 2017 akan mengusung visi dan misi, Menuju Jakarta Tahun 2022 Yang Lebih Maju, Aman, Adil, dan Sejahtera.

Program unggulan yang sudah direncanakan paslon nomor urut 1, sebagai berikut:

Pertama: Bantuan langsung kepada golongan miskin dan kurang mampu.
Kedua: Pengurangan pengangguran dan penciptaan lapangan kerja.
Ketiga: Peningkatan pendidikan dan kesejahteraan guru.
Keempat: Peningkatan kesehatan.
Kelima: Peningkatan pertumbuhan ekonomi, investasi dan stabilisasi harga.
Keenam: Peningkatan pembangunan infrastruktur dan perumahan.
Ketujuh: Menjadikan Jakarta sebagai kota pintar, kreatif dan ramah lingkungan.
Kedelapan: Peningkatan keamanan kota dan kerukunan warga.
Kesembilan: Penegakan hukum dan keadilan bagi semua "Justice For All".
kesepuluh: Peningkatan kualitas pemerintahan dan birokrasi.
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5897 seconds (0.1#10.140)