Kuasa Hukum Ahok Sayangkan Eks Biarawati Tak Hadiri Persidangan
A
A
A
JAKARTA - Tim kuasa hukum terdakwa penistaan agama, Basuki T Purnama (Ahok) menyayangkan ketidakhadiran saksi pelapor yang juga mantan biarawati yakni Irene Handono. Sebab, Irene dianggap lebih objektif dibandingkan saksi lainnya.
"Kami sebenarnya mengharapkan Ibu Irene Handono hadir. Beliau punya kekhususan tersendiri karena mantan biarawati yang sekarang mualaf menjadi ustazah," ujar pengacara Ahok Humphrey Djemat di Gedung Kementan, Jaksel, Selasa (10/1/2017).
Menurut Humphrey, ada banyak hal yang ingin penasihat hukum pertanyakan mengenai pokok perkara kepada Irene. Termasuk bias pernyataan Ahok tentang Al Maidah yang diduga bermuatan menista Alquran.
Dia menganggap Irene memiliki pandangan cukup objektif dibandingkan tiga saksi yang hadir hari ini. "Ada banyak hal yang sebenarnya kami mau tanyakan sama Ibu Irene ini. Tapi tak bisa hadir tak tahu apa alasannya," tuturnya.
Dia menerangkan, selain Irene Handono, saksi lainnya, yakni Ibnu Baskoro juga tak hadir lantaran tengah berada di Aceh. Sedang tiga saksi lainnya, yakni Burhanudin, Pendri Kasman, dan Willyuddin Abdul Rasyid Dhani hadir di persidangan kelima ini.
Adapun soal kesaksian Pedri Kasman, pihaknya mempersoalkan laporannya itu lantaran adanya perbedaan BAP. "Kita menduga dia memakai video yang diedit Buni Yani. Tapi dia tak mau mengakuinya. Saya lalu tanyakan kenal apa tidak dengan Buni Yani dan dia bilang kenal setelah dia membuat BAP," tuturnya.
Kedua, lanjut Humphrey, pihaknya juga mempertanyakan, saat Pedri melihat ada penodaan agama oleh Ahok, kenapa tidak mau klarifikasi. "Pedri katakan tak punya akses bertemu Gubernur saat itu. Dia sangat punya akses, sebab, Ahok dekat dengan Pemuda Muhammdiyah," ucapnya.
Apalagi Ketua Pemuda Muhammadiyah, yakni Daniel Simanjuntak, sering mengajak Ahok diskusi di Kantor PP Muhammdiyah, Menteng, Jakarta Pusat. Bahkan, Humphrey mengklaim, saat itu Ketua Pemuda Muhammdiyah mendukung Ahok dengan menjatuhkan predikat contoh model pemimpin terbaik tahun 2015 lalu.
"Kalau dahulu sudah menganggap Pak Ahok hebat memimpin. Tapi, kenapa sekarang tidak, Muhammadiyah banyak akses," jelasnya.
Maka itu, kata dia, pihaknya pun mempertanyakan ketidakkonsistenan Pemuda Muhammadiyah dan mempertanyakan, kenapa pidato Ahok sekarang dipermasalahkan. Dia pun curiga jika dalam laporan Pedri itu bermuatan politis yang berkaitan dengan Pilgub DKI 2017 mendatang.
"Kami sebenarnya mengharapkan Ibu Irene Handono hadir. Beliau punya kekhususan tersendiri karena mantan biarawati yang sekarang mualaf menjadi ustazah," ujar pengacara Ahok Humphrey Djemat di Gedung Kementan, Jaksel, Selasa (10/1/2017).
Menurut Humphrey, ada banyak hal yang ingin penasihat hukum pertanyakan mengenai pokok perkara kepada Irene. Termasuk bias pernyataan Ahok tentang Al Maidah yang diduga bermuatan menista Alquran.
Dia menganggap Irene memiliki pandangan cukup objektif dibandingkan tiga saksi yang hadir hari ini. "Ada banyak hal yang sebenarnya kami mau tanyakan sama Ibu Irene ini. Tapi tak bisa hadir tak tahu apa alasannya," tuturnya.
Dia menerangkan, selain Irene Handono, saksi lainnya, yakni Ibnu Baskoro juga tak hadir lantaran tengah berada di Aceh. Sedang tiga saksi lainnya, yakni Burhanudin, Pendri Kasman, dan Willyuddin Abdul Rasyid Dhani hadir di persidangan kelima ini.
Adapun soal kesaksian Pedri Kasman, pihaknya mempersoalkan laporannya itu lantaran adanya perbedaan BAP. "Kita menduga dia memakai video yang diedit Buni Yani. Tapi dia tak mau mengakuinya. Saya lalu tanyakan kenal apa tidak dengan Buni Yani dan dia bilang kenal setelah dia membuat BAP," tuturnya.
Kedua, lanjut Humphrey, pihaknya juga mempertanyakan, saat Pedri melihat ada penodaan agama oleh Ahok, kenapa tidak mau klarifikasi. "Pedri katakan tak punya akses bertemu Gubernur saat itu. Dia sangat punya akses, sebab, Ahok dekat dengan Pemuda Muhammdiyah," ucapnya.
Apalagi Ketua Pemuda Muhammadiyah, yakni Daniel Simanjuntak, sering mengajak Ahok diskusi di Kantor PP Muhammdiyah, Menteng, Jakarta Pusat. Bahkan, Humphrey mengklaim, saat itu Ketua Pemuda Muhammdiyah mendukung Ahok dengan menjatuhkan predikat contoh model pemimpin terbaik tahun 2015 lalu.
"Kalau dahulu sudah menganggap Pak Ahok hebat memimpin. Tapi, kenapa sekarang tidak, Muhammadiyah banyak akses," jelasnya.
Maka itu, kata dia, pihaknya pun mempertanyakan ketidakkonsistenan Pemuda Muhammadiyah dan mempertanyakan, kenapa pidato Ahok sekarang dipermasalahkan. Dia pun curiga jika dalam laporan Pedri itu bermuatan politis yang berkaitan dengan Pilgub DKI 2017 mendatang.
(whb)